zinayi

19 3 0
                                    

Hari ini, mentari tidak menunjukkan tanda-tanda akan muncul dalam waktu dekat. Mungkin karena sang awan tidak memperbolehkannya untuk menunjukkan sinarnya dan sang hujan lah yang akan menunjukkan pesonanya saat ini.

Jay, yang melihat cuaca hari ini menghembuskan nafasnya pelan sambil berjalan menuju lemari untuk mengambil jaketnya.

Sedangkan di ruang tamu, ada lino dan sunghoon (tumben) sedang menyiapkan sarapan. Dan beomgyu sedang menyiapkan peralatan untuk sarapan nanti.

"Pulang lewat mana lu beom? Kemarin gue enggak ada denger pintu depan kebuka." Tanya taehyun yang sedang menuruni tangga.

"....."

"Heh, kalau orang nanya jawab."

"Males, kalau udah tau ngapain nanya lagi."

"Maksudnya?" Kali ini chan yang bertanya.

"Orang taehyun lagi ada di dapur otomatis ngeliat gue dong pulang lewat belakang."

"Ngapain lewat belakang?"

"Ngapain? Pagar aja di kunci gimana gue bisa lewat."

Chan yang mendengarnya langsung menatap ke arah hyunjin tajam sedangkan yang di tatap hanya bisa cengengesan.

"Lupa bang, hehe."

"Udah-udah, sarapan udah siap panggil yang lain buat turun." Titah lino yang langsung disanggupi dengan sunghoon.

Tapi saat sunghoon ingin menaiki  tangga ada seorang tangan yang menghentikannya--Sunghoon yang mendapati beomgyu menghentikannya mengernyit kebingungan.

"Udah biar gue aja."

Dengan segera beomgyu langsung beranjak dari tempatnya untuk menaiki tangga meninggalkan sunghoon yang sedang kebingungan dibawah sana.

Mungkin Karena rasa bersalah kemarin, begitu pikirnya.

°^°

Triing


Bel istirahat berbunyi membuat seluruh siswa yang tadinya sedang fokus belajar ( kayaknya ) berlari berhamburan ke luar kelas.

Sama halnya yang dilakukan Jay, ia sedang menunggu keberadaan beomgyu di atap sekolah. Atau balkon? Rooftop? Itulah.

Mengapa? Jadi, alasan mengapa beomgyu ingin memanggil anak-anak kost itu agar bisa mengobrol dengan Jay. Sejak kejadian kemaren, kalau mau ngomong sama Jay itu susahhh banget. Hanya untuk beomgyu sih.

Nah, jadilah si beomgyu inisiatif berbicara dua mata agar pak koki kita enggak marah-marah atau menghindar terus. Niatnya sih mau ngelurusin kesalah pahaman yang terjadi, enggak tau tuh bakal didengerin apa enggak.

Ceklek

"Dateng juga akhirnya lo." Sambut Jay dengan ketus.

"Hehe, maaf bang tadi dipanggil guru dulu so-

- enggak usah banyak omong, banyak waktu gue kebuang gara-gara nungguin lo doang. Udah cepetan  mau bilang apa, lama gue tinggal."

Deg

Sakit, dadanya sesak saat mendengar kata-kata tersebut keluar dari mulut jay. Tapi yah, mau gimana lagi nasi sudah menjadi bubur mungkin jay sudah tidak ada harapan lagi untuk memaafkannya.




Controller || skz, txt, enyhpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang