veertien

22 3 0
                                    

"han?"

"tidur ya?"

—han yang memang sudah ketakutan setengah mati menjadi tambah ketakutan lagi ketika "yeonjun"  benar-benar mau ingin menghampiri nya.

suasana hening kembali tercipta, han yang semenjak tadi sedang bersembunyi di balik selimut memunculkan sedikit kepalanya hendak melihat keadaan kamar.

"astaga."

jantungnya kembali berdegup kencang, netra matanya menatap pintu kamar terbuka dengan lebar. di balik selimut han bergerak dengan gelisah karena ia tidak tau di mana kembaran yeonjun berada.

han berdecak frustasi, sudah sepuluh menit ia menunggu kehadiran yeonjun yang tidak kunjung datang. jarak dari kost tidak jauh hanya membutuhkan waktu sekitar lima belas menit. kalau keadaannya seperti ini harusnya yeonjun sudah datang.

iya kan?

"ck, beneran rebus air dia."

suara ceret yang melengking menandakan air sudah mendidih terdengar sampai di kamar han walau samar-samar. awalnya han cuek karena ia masih takut hantu itu akan memunculkan dirinya entah dimana. tapi kalau dibiarkan bisa-bisa kebakaran kost bu endang, nanti yang disalahin han bukan hantunya. kan enggak lucu.

"sialan, awas aja nanti kalau udah ketemu pelakunya siapa. gue geprek sampe mampus anjing."

han mengambil tongkat baseball, yang pasti bukan miliknya, sambil mengambil ancang-ancang untuk membuka pintu.

"AAAAAAAA, PERGI LO ANJING JANGAN GANGGU GUE KALO BISA GANGGU KAI AJA UDAH."

kosong, han membuka matanya sedikit lalu bernafas lega. ia menurunkan tongkat baseball yang tadi telah ia ayun-ayunkan seperti orang gila. keadaan kost masih sama; gelap dan sunyi. tapi itu bukan yang terpenting, han segera menuruni tangga menuju dapur lalu balik lagi ke kamar sambil menunggu yeonjun pulang.

han balik ke kamar dengan keadaan selamat, tanpa ada gangguan dan hal-hal lainnya. tentu, han bangga dengan hal itu.

"segini doang? gampang ini mah." ledek jisung sambil menyenderkan kepalanya di dinding.

nama panggilan han ada dua; jisung sama han.

tapi belum lama setelah han meledek kembaran yeonjun, terdengar suara benda jatuh dari lantai bawah. han tidak panik karena mengingat ia tadi buru-buru naik tangga hingga melupakan tongkat baseball.

dengan santai ia berjalan menuju pintu dan membukanya. tapi, ekor matanya menangkap sosok seseorang yang sedang tersenyum lebar sambil menatapnya dengan mata yang lebar.
dan yang paling membuat jisung semakin takut ialah sosok yeonjun tersebut bergerak dengan keadaan tubuhnya kayang.

matanya lebar, pupil matanya mendominasi sebagian matanya. senyumannya lebar menunjukkan gigi taringnya. badannya kurus terbalut dengan baju lusuh berwarna hijau tua. astaga, sosok itu benar-benar mirip yeonjun tapi versi menyeramkan.

"kunci pintu sekarang."

badan han seketika kaku tak bisa digerakkan, itu benar-benar suara yeonjun seperti yang ada di telepon. jadi dia mendengar semuanya?

"kunci pintu sekarang han jisung!"

oke, sekarang han benar-benar harus pergi. sosok itu menggila dengan memutarkan kepalanya hingga terlihat makhluk-makhluk lain yang sekilas seperti teman-temannya?

"tolong.. tinggalin gue.." han menggelengkan kepalanya sambil menarik-narik kakinya agar mau bergerak dan segera kabur dari sini. tapi tetap saja, kakinya seakan telah menjadi patung. han masih berusaha untuk kabur sambil sesekali menyeka air matanya.

sosok itu tidak menggila lagi dengan memutar-mutar kepalanya, tapi berubah wujud yang tadinya yeonjun menjadi dirinya sendiri.

"udah plis, enggak lucu gue ngeliat sosok semenyeramkan itu pake muka gue sendiri."

han menyerah, ia masih menangis dan berusaha untuk menelpon siapapun yang bisa menolongnya. sialnya jarinya tidak tau harus kemana, dirinya terlalu panik untuk sekedar menelpon seseorang. tapi, dirinya berpaling saat sebuah suara mengambil perhatiannya. tidak lain itu adalah suaranya sendiri.

"udah plis, enggak lucu gue ngeliat sosok semenyeramkan itu pake muka gue sendiri."

sosok itu berjalan dengan cepat menghampiri jisung, keadaan sosok tersebut masih sama ia berjalan menggunakan tangannya dengan tubuh naik keatas. dan

bruk

jisung pingsan.


***

"sung, bangun sung." beomgyu menepuk-nepuk pipi han agar pemuda tersebut mau bangun.

dan ya, tidak lama akhirnya han bangun dengan keadaan sekelilingnya dikerumuni oleh teman-temannya.

"seungmin mana?" tanya han ketika menyadari ada yang kurang dari perkumpulan ini.

tidak ada yang menjawab pertanyaan han semuanya diam sambil menundukkan kepalanya. tentu saja han peka dengan apa yang terjadi.

"mati ya?" han berusaha sekuat mungkin menahan air matanya jatuh di saat semua orang sudah menangis dalam diam.

"dia mati ditabrak truk waktu mau nyebrang." akhirnya kai memberi penjelasan.

"maaf, kakak lama karena ngurus seungmin dulu." yeonjun masih menunjukkan kepalanya, ia merasa bersalah karena terlambat menyelamatkan han.

"sekarang jasadnya di mana?"

"di rumah sakit, besok mau di kebumikan." jawab taehyun.

han meangguk lemah sambil kembali merebahkan dirinya di sofa, hari ini terlalu berat baginya.

kai yang berada disamping kanan jisung langsung mengelus punggung pemuda tersebut.

"berat ya?"

jisung meangguk sebagai jawaban.

melihat jisung meangguk kai langsung mendekati dirinya untuk membisikkan sesuatu tepat di telinga pemuda tersebut.

"licik."




(752 kata)

Controller || skz, txt, enyhpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang