awiri

27 2 0
                                    

Suasana ruangan tidak terlalu gelap, hanya ada penerangan dari lilin di setiap sudut papan oujia. 

Yang ikut permainan tidak semuanya, hanya Niki tentunya, Lee Know, dan jungwon. Kenapa enggak semuanya? Kata mbah google kalo keramean hantunya bisa enggak dateng, kayak hati beomgyu. 

Buaya. 

"Kalo udah siap bilang ya, biar niki baca mantranya." 

Lino dan jungwon saling beradu tatap sampai akhirnya mengangguk kaku. 

"Spirit, spirit of the coin. Spirit, spirit of the coin. Spirit, spirit of the coin. Please come out and play with us!"

Mantra tersebut dibaca sambil menempelkan jari telunjuk pada koin. Jangan lupa, gerakkan memutar secara perlahan dan sangat pelan.

Setelah berkali-kali dirapalkan, tidak ada tanda-tanda pergerakan dari Planchette tersebut. Jujur, saat ini mulut niki sudah capek jika harus mengucapkan hal yang sama berulang-ulang kali. 

"Dateng ngak sih? Capek nih tangan gue, mau keram juga." 

"Enggak dateng mungkin." 

"Kenapa?" 

"Sombong." 

"Dih, jadi setan kok sombong banget enggak mau dateng." 

"Sabar, sabar aja dulu." 

Niki menghela nafasnya, ia mengumpulkan keyakinan sebelum mulai merapalkan mantra itu lagi. Berharap ada arwah yang mau berkomunikasi dengan mereka. 

"Spirit, spirit of the coin. Spirit, spirit of the coin. Spirit, spirit of the coin. Please come out and play with us!"

Berat Planchette masih sama, ringan, tidak terasa berat sekalipun. 

Sekali lagi, batin niki. 

"Spirit, spirit of the coin. Spirit, spirit of the coin. Spirit, spirit of the coin. Please come out and play with us!"

"Kalo enggak ada pergerakan gue ca-

-tunggu."

Kai mengernyitkan dahinya

"Apaan?"

"Lilin."

Semua mata tertuju pada satu lilin yang berada di atas kanan papan. Api pada lilin tersebut bergerak seperti ada yang meniup nya.

"Nik."

"Iya."

Bulu kuduk mereka bertiga meremang, karena tadi di tengkuk leher mereka terasa dingin--dingin sekali.

Mereka semua terdiam lalu dengan cepat dan tidak ingin menyia-nyiakan waktu, lino dengan segera memecahkan keheningan tersebut.

"Berat, planchette nya berat."

"Tanya"

"Tanya?"

"Tanya apaan kek."

"Kok ditanya?"

"Enggak usah jadi bego chan."

"Cepetann!! Keburu setannya pergi."

"Emang bisa?"

"UDAH TANYA AJA CEPETAN."

"Sampeyan saka ngendi?"

"MALAH JAWA."

"Kali aja setannya dari Jawa, kan biasanya gitu di film-film, kalo orang kerasukan pas ditanya dijawabnya pake bahasa jawa."

"Ya Allah..."

Controller || skz, txt, enyhpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang