dummienu

17 3 0
                                    

jika kalian bertanya siapa yang paling rajin, mandiri, pinter, kalo di bangunin enggak usah pake toa, seungmin lah jawabannya.

buktinya hari ini ia bangun jam setengah empat pagi, sudah menjadi kebiasaannya bangun pagi-pagi sekali. yaa, juga tugasnya di kost buat bangunin yang lain sih..

"loh, kai udah bangun?" seungmin bertanya keheranan, pasalnya pintu kamar tetangganya ini sudah terbuka di saat jam yang bukan waktunya. biasanya kai akan bangun sekitar pukul enam lewat.

seungmin tidak ingin mengambil pusing sebenarnya, toh palingan juga ke kamar mandi atau sekedar mengambil snack di dapur. tapi yang menjadi pertanyaan adalah, tumben sekali lampu kamar kai dimatikan dan tercium bau yang seungmin tidak kenal sama sekali menyeruak menyebar ke seluruh ruangan.

"apa gue cek aja kali ya?"

seungmin melangkahkan kakinya berjalan mendekat, tapi, baru beberapa langkah ia sudah dicegat oleh seseorang dari belakang.

"belum tidur seungmin?"

"loh, chan?"

chan menatap seungmin bingung, kenapa seungmin malah balik menanyainya?

"kok disini?"

"lah, harusnya kan gue yang nanya begitu. ngapain lo disini? mana daritadi ngeliatin kamar kai terus, naksir ya?" goda chan tanpa dosa.

"enggak gitu!" seungmin memukul lengan chan, "itu tadi gue liat kamar kai kebuka-eh?"

disaat seungmin membalikkan badannya kembali menghadap depan, alangkah terkejutnya saat melihat pintu yang awalnya terbuka kini sudah tertutup dan lampu sudah hidup kembali.

"i-itu tadi pintunya kebuka.."

"hah? maksud lo? daritadi ketutup kok. kamunya mungkin yang halu keseringan bangun pagi-pagi begini."

"enggak tadi betulan kebuka!"

seungmin melangkahkan kakinya sedikit berlari guna mencapai gagang pintu. saat ia mencoba membukanya, pintunya terkunci dan kamar yang tadinya gelap kini menjadi terang.

"umin?"

"kak, kakak hari ini begadang?"

"iya? kenapa?"

"ada nyium bau kayak...asap tapi menyengat gitu?"

chan mengernyitkan dahinya lalu seperdetik kemudian ia menggeleng kepala.

"emang kenapa?"

tidak ada jawaban apapun yang seungmin berikan, ia langsung melengos pergi menuju dapur meninggalkan chan sendiri.

***

warung soto bu dwi adalah pilihan terbaik jika lagi hujan-hujan begini, seperti yang dilakukan lino berserta adek-adeknya; jake dan kai.

"mau nambah pentol nggak?"

"enggak deh, lagi enggak mood makan yang ada tepungnya." jawab kai sambil melihat-lihat tempat duduk yang belum terisi.

lino hanya iya-iya lalu kembali memesan makanan.

"eh, kak." panggil jake.

"apa?" sahut lino.

"kakak tau darimana kalau taehyun lagi megang piso? perasaan belum ada cerita deh." tanya jake penasaran dan mungkin sedikit menaruh kecurigaan. bagaimanapun saat ini ia tidak bisa langsung begitu saja mempercayai orang.

"sunghoon cerita duluan ke kakak."

"kapan?" jake semakin penasaran dibuatnya.

"waktu nemenin dia beli soto terus waktu udah selesai makan dia langsung pergi nempel sama si taehyun."

jake dan kai yang sedari tadi mendengarkan jawaban mengangguk-anggukkan kepalanya paham.

belum sampai tiga puluh menit soto yang pesan sudah habis dan hujan masih mengguyur tempat mereka dengan derasnya. jadi, mau tak mau mereka harus menunggu lebih lama lagi sampai hujan reda atau tidak sederas tadi.

"kalian punya firasat nggak siapa yang bakal jadi korban selanjutnya." kai bergumam pelan tapi masih bisa didengar jelas oleh orang di didepannya.

tidak ada salah satu mereka yang berani membuka suara, takut omongan mereka menjadi doa.

"takut ya?"

"h-hah?"

"gapapa, aku ngasih pertanyaan yang bikin kalian enggak nyaman pasti."

keduanya sama-sama tak menjawab karena tak paham kemana arah topik pembicaraan ini. disaat keduanya hanya berdiam diri; masih berkecamuk dengan pikirannya sendiri, disitu kai berdiri lalu mengambil dompet dan membayar makan siang mereka.

"loh kai? wahh makasih lohh." seru lino kegirangan karena tidak perlu repot-repot mengeluarkan duit untuk makan siang kali ini.

"sama-sama kak, jarang juga kai traktir kalian makanan." senyuman mengembang di wajahnya.

dilihat-lihat hujan sudah mulai mereda memberikan lampu hijau untuk mereka pulang. disaat jake dan kai sudah duluan meninggalkannya di depan lino masih diam di tempat, ia sedang mengingat sesuatu yang entah sepenting apa itu.

oh, ia ingat sekarang. bau parfum kai sama seperti bau saat itu.




°°°

maaf ya kalo tiba-tiba panggilannya dari lo, gue jadi aku, kak, abang atau namanya langsung.

kadang kayak agak enggak nyaman buat samain nama panggilannya, pokoknya gitu lah.

oh ya, jangan lupa vote dan komen maybe? vote lah pokoknya, bye.

Controller || skz, txt, enyhpen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang