Pagi hari pukul 05.00
Tok
Tok
Tok
Suara pintu di kediaman Angel diketuk menanda ada orang yang bertamu,
“Eughh, …siapa sih”. Ujar Angel mendengus kesal
Dengan nyawa yang belum seratus persen penuh, Angel berjalan terhuyung-huyung membukakan pintu.
“Ish pasti gue salah denger”. Gumam Angel, berbalik badan
“Dor!!!!!!!”. Kejut kompak
“Ahh an-jing anjing”. Kaget Angel
“Ishhh… ngagetin aja kalian”. Kesal Angel
“Ide nya si Oli tuh”. Tuduh Reva
“Heh KAMPUNG!! Congor Lo di jaga ya”. Bantah Olla
“Udah ya stop banget kalian berdua”. Ucap Jessi memperingatkan namun tak digubris keduanya
“Congor gua satu ga kek Lo ya punya 1 congor tapi mirip Toa”. Sindir Reva
“Biarin mirip Toa tapi masih disekolahin gak kayak situ”. Serangan Balik dari Olla
Berdebat terus berlanjut,
“Mau ga mau gue harus tangan kalo ga bisa 4 jam versus mulu nih”. Batin Angel, dg Jessi menjadi penengah
“LO PADA MAU MASUK ATAU GUE KUNCIIN!!?!”. Ancam Angel, ketiga temannya hanya terdiam
*Emosi Angel; “Emosi seseorang layak Bom waktu, hanya saja jarang meledak tapi sekali ada yang memicu akan meledak dengan hebat”
Angel masuk terlebih dahulu diikuti ketiga orang itu, dengan pintu ditutup kembali oleh orang paling belakang yakni Reva.
Tengah berada di ruang tamu, ketiga temannya nampak terpesona akan gaya arsitektur dalam rumah Angel.
“Kok kalian bisa tau rumah ku?”. Tanya Angel membuka suara
“Lo bego apa gimana anjir, Lo pernah nge sharelock ni rumah”. Kesal Jessi, menatap tajam pd Angel
“oh iya ya, lupa hehe”. Ujar Angel tersenyum tanpa dosa
“Shitt…gue lupa pindahin lokasinya”. Batin Angel
“Rev, temen Lo ngeri juga kalo udah emosi yang tadinya mode malaikat mendadak jadi malaikat pencabut nyawa abis itu balik lagi ke mode malaikat”. Bisik Olla
“Sesuai namanya aja Angel”. Bisik Reva bergidik ngeri
“Lo berdua ngomongin apa Rev, Lla?”. Tanya Jessi
“Engga…gada, yakan Rev”
“Gak gada, yakan Lla”
“Lo bisa main piano Njel?”. Tanya Olla mengalihkan topik, sedikit salah fokus pada piano yg tepat berada satu ruangan
“Bisa”. Jawab singkat Angel, mengangguk
“Coba dong Lo mainin”. Ucap Jessi dan Diangguki oleh Reva dan Olla
“Ga—”. Jawab Angel terpotong
“Please!!!!”. Ucap kompak ketiganya memohon sembari memperlihatkan puppy eyes
“Oke…oke tapi berhenti natap aku kayak gitu”. Ucap Angel, merasa ingin muntah
“Ada yang mau request lagu?”. Lanjut Angel
“That Should Be Me, Njel”. Ucap Reva
“Ga..ga…ga, Cardigan aja”. Tolak Olla
“That Should Be Me!!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful-Faced Psychopaths
Mistero / ThrillerMenceritakan seorang gadis polos layaknya malaikat namun memiliki sisi gelap melebihi iblis disebabkan luka di masalalu dan yang menjadi titik awal ambisinya bangkit. Apa Ambisi nya? Nobody knows. ㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤ ㅤㅤㅤ (Cerita hanyalah cerita fiks...