10

460 54 3
                                    

Perjamuan makan malam telah usai. Minho menghabiskan beberapa buah apel karena ia jelas membutuhkan makanan sehat untuk beberapa hari kemudian. 

Jamuan makan terakhir untuk lelaki yang akan mati. Minho tidak tahu Christopher mampu berbuat sebaik itu. Orang yang mengantarkan mereka kembali ke penjara bahkan bukan lagi Penyihir Seungmin. 

Sang tirani sangat percaya diri bahwa mereka tidak akan sanggup untuk melarikan diri pada saat ini.

"Kakak..." bisik Felix kecil. Matanya menatap Minho dengan kasihan, "kita benar-benar tidak punya pilihan lain 'kan?"

Minho tidak menjawab. Ia tidak rela dikasihani Felix yang berniat mengorbankan diri untuk keselamtan sang kakak. Beberapa langkah kemudian, Minho terdiam. 

Hal itu membuat Jenderal Jisung di belakang mereka nampak tidak sabar. Sebelum Jenderal Jisung berkata apa-apa, Minho menargetkan leher sang jenderal.

Jenderal Jisung yang tidak memiliki persiapan apa-apa, tidak merasakan intimidasi apa-apa dari seorang tahanan yang rapuh, tidak sempat menghindar. 

Ia jatuh di lantai. Minho duduk di dada nya dan menekan leher sang jenderal tanpa menahan diri. Jenderal Jisung meremas tangan yang mencekik lehernya.

"Kamu tahu.. kamu akan menyesal... Jika membunuh jenderal sang tirani.. kan?"

"Tidak penting. Aku akan melepaskanmu jika kau membawaku ke perpustakaan istana. Kau akan membawaku ke perpustakaan istana. Kau akan menunjukkan semua koleksi sang tirani. Catatan perjalanan. Buku panduan. Semua akan berguna."

Jenderal Jisung melihat mata kelam Minho yang berkilat. Ia bahkan tidak sadar dengan apa yang dia perbuat sekarang ini. Mata nya dipenuhi dengan keputusasaan, keinginan, dan tekad yang membara. 

Jenderal Jisung sangat mengenal mata itu. 

Ia mengenal sosok yang pernah berada dalam posisi yang sama. Jenderal Jisung menoleh pada sang adik yang berusaha melepaskan Minho. Dia menyeringai walaupun dada nya sesak mencari udara.

"Baiklah. Aku akan mengantarkanmu ke perpustakaan raja." 

Minho melepaskan genggamannya. Nafas Minho terengah-engah saat Felix menarik tubuhnya dari sang Jenderal.

Jenderal Jisung bangkit dalam posisi duduk, "Beri aku waktu untuk mengambil napas. Kita masih punya beberapa jam sebelum Penyihir Seungmin menjemput di penjara."

Felix merapikan rambut Minho yang berantakan. Poni menempel di kening nya yang bersimbah keringat dingin. 

Tentu saja, ia hampir menghabisi nyawa seseorang. Felix nampak berusaha menenangkan sang kakak dengan apapun yang ia bisa.

"Kakak? Kamu baik-baik saja? Tolong jangan bertindak gila hanya karena kita tidak bisa memikirkan jalan keluar..."

Minho mengambil tangan yang berusaha mengusap-usap pundaknya, "Felix. Aku khawatir kita sudah kehilangan akal sehat kita sejak memasuki kota terkutuk ini."

Felix menurunkan wajah. Tidak sanggup berkata apa-apa. Memikirkan semua hal yang ia sembunyikan dari sang kakak. Ia tidak tahu seberapa jauh yang kakak tahu tentang dirinya.

"Ke arah sini. Kamu tidak akan menemukan apapun di perpustakaan istana. Tirani Christopher punya catatan sendiri yang tidak ingin dia perlihatkan ke semua orang." 

Mereka menemukan Jisung sudah berdiri dengan tegap. Kekuatan seorang jenderal sungguh luar biasa.

Jisung berdiri di depan sebuah kaca besar yang hampir memenuhi ruangan. Kaca tersebut memiliki pinggiran emas yang megah bermotif serigala. 

Ketika disentuh Jisung, kaca tersebut bergerak seolah permukaan air yang bisa dimasuki. Ia menoleh pada Minho, tersenyum dengan pesan untuk mengikuti nya.

"Jika kau mencari kelemahan sang tirani. Aku khawatir itu tidak akan berguna dalam waktu sesingkat ini." Kata Jisung membiarkan Minho berkeliling di rak-rak buku.

Ruangan tersebut gelap. Hanya disinari lampu yang remang-remang. Setiap buku dipajang dalam rantai yang terkunci. 

Minho mengambil satu buku dan rantai itu terbuka secara otomatis. Begitu Minho membuka buku bersampul tebal tersebut, terdengar teriakan melengking dan angin berhembus di antara halaman buku.

"Aku sarankan untuk tidak membuka buku sembarangan. Rantai tersebut lebih digunakan untuk melindungi manusia daripada menyembunyikan pengetahuan di dalamnya." 

Jenderal Jisung berkata dengan santai nya memberikan peringatan terlambat.

"Apakah ada buku yang memberi tahu tentang ritual macam apa yang akan Tirani Christopher lakukan saat menikah dengan adikku?"

"Kurasa, buku yang paling sering menjadi inspirasi Tirani Christopher adalah ... . Ritual-ritual satanisme di buku itu sangat berguna bagi Raja Christopher untuk menguatkan pengaruh nya."

Minho membuka-buka buku yang ditunjuk Jenderal Jisung. Coretan tinta di buku tersebut terlihat masih basah, seolah baru ditulis kemarin. 

Sangat kontras dengan kertas tua yang kecokelatan. Beberapa simbol di dalamnya bahkan nampak bersinar kemerahan, memantulkan energi yang begitu kuat.

Jenderal Jisung memerhatikan Minho seperti orang gila. Membolak-balik halaman sambil berusaha mencerna isi buku yang ditulis dalam bahasa asing tersebut. 

Ia yang sedari tadi hanya bersandar di dekat cermin/pintu ruangan bergerak mendekati mereka.

"Aku rasa kamu tidak perlu khawatir dengan apa yang akan Tirani Christopher lakukan dengan adikmu. Dia akan memastikan Felix akan tetap hidup dalam jangkauannya."

"Kenapa aku harus percaya padamu?" Jenderal Jisung mengangkat bahu.

"Karena aku sudah lama mengenal sosok Christopher? Karena aku salah satu orang yang terikat dengan Christopher dan tidak sanggup pergi sebanyak apapun aku inginkan?" 

Hanya pada saat itulah Minho berhenti menekuri buku tersebut.

"Aku akan memberi tahu salah satu kepribadian Raja Christopher adalah dia akan menyimpan dengan baik barang-barang yang dia sukai. Ia akan memastikan barang-barang nya terawat dengan baik sesuai standar yang dia inginkan. Itulah yang terjadi denganku. Dengan Jenderal Changbin dan Penyihir Seungmin."

"Kamu sangat berisik untuk seorang Jenderal." Minho menghela napas. 

Ia mengembalikan buku tersebut pada tempatnya. Jenderal Jisung membalikkan badan, bersiap mengajak mereka kembali ke penjara bawah tanah. 

Jika ada satu halaman dalam buku tersebut yang hilang, itu bukan urusan siapapun.

WITHERING ROSE • harem felix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang