Segala macam makanan yang bisa Minho pikirkan tersedia di atas meja. Sup, daging, sayuran segar, dan buah-buahan. Minho menyodorkan sup jagung yang ringan di depan Felix.
Ia harus makan jika tubuh nya terus mengurus seperti itu. Sementara itu, Minho tahu lebih baik untuk tidak percaya pada seorang tirani kejam dan licik.
"Kenapa kamu tidak makan? Ambil yang kau inginkan, berbahagialah karena akan segera bebas" Tirani Christopher menyeringai. Ia memotong daging dengan malas.
"Aku meragukan tentang bebas yang kamu bicarakan ini"
"Kamu sangat agresif seperti biasa"
Minho meremat taplak meja kain dengan apa yang diimpilkasikan sang tirani. Kali terakhir sang tirani bertemu dengannya bukan pengalaman yang menyenangkan untuk diingat.
"Tengah malam. Jenderal Changbin akan mengembalikan semua barangmu. Penyihir Seungmin akan mengantarmu ke gerbang Georgia. Bukankah itu yang selama ini kamu harapkan?"
Minho tidak ingin jatuh dengan permainan Tirani Christopher.
Tirani Christopher berhenti memberi perhatian pada daging premium nya. Ia menyelidiki wajah Minho dengan tidak nyaman. Seolah ia bisa membaca semua tentang Minho, kebencian yang dia miliki, impian yang dia kehendaki.
"Ayolah, bukankah aku sedang memberikan apa yang kamu harapkan? Lebih baik lagi, aku akan memberikan apa yang selama ini kamu inginkan. Adikmu."
Mata Minho berkilat, "jangan macam-macam—"
"Tidak akan menikah dengan wanita. Kamu lebih menginginkan itu dari apapun 'kan? Karena kamu tahu kamu butuh seseorang yang bisa dipercaya. Mampu melindungi. Mampu memberikan apapun yang adikmu inginkan."
"Jangan bicara seolah kamu mengenalku."
Tirani Christopher terkekeh geli, "Aku ingin adikku bahagia. Aku ingin adikku menikah dengan orang yang dia cintai. Orang yang pantas untuknya. Oh, akan lebih baik jika itu adalah aku karena tidak ada yang mencintai nya lebih dari aku."
PLAK
Tamparan itu bergerak lebih cepat daripada Minho sempat memroses kata-kata sang raja. Tirani
Christopher memejamkan mata ketika ditampar hingga meninggalkan bekas kemerahan. Ia sama sekali tidak terlihat marah. Tirani Christopher justru menyeringai kecil, mengambil tangan yang berani memukulnya.
"Jangan berbicara tentang kakak seperti itu!"
Tirani Christopher mencium punggung tangannya, meskipun dimarahi, "si kecil yang manis."
Minho melihat merah, "Apa yang kau lakukan?!"
"Kamu tidak bodoh. Kamu jelas tahu apa yang aku maksud. Bukankah memberikan Felix pada seseorang yang bisa dipercaya, bisa melindunginya, dan bisa menghidupinya adalah semua yang kamu inginkan?"
"Kau gila? Aku tidak akan menikahkan Felix dengan diktator kejam seperti mu!"
"Ah baik. Itu juga tidak apa-apa. Nikahkan Felix dengan orang di luar sana. Itu hanya akan menambah jumlah kepala yang aku miliki. Aku bisa dengan sabar menunggu ratusan tahun untuk balas dendam. Seratus tahun lagi menunggu Felix kembali padaku bukan masalah" Tirani Christopher bersandar di sofa dengan santai.
Minho ingin berteriak sekuat tenaga. Ia dipaksa menerima tawaran sang Raja untuk memberikan Felix.
Memilih itu dan dia akan tetap hidup. Atau menolak itu dan membiarkan lebih banyak orang mati dan sang raja menjadi semakin kuat.
Sial, jika ini takdir di depan mereka bukankah Felix tidak akan pernah bahagia seumur hidup?
Tirani Christopher menelengkan kepala dan bersandar di pipinya.
"Oh begitu. Apakah ini seperti yang aku pikirkan? Bahwa lebih baik menikahi adikmu sendiri daripada memberikan dia pada orang lain?"
"Kakak bukan orang seperti itu!" Minho merasa ingin muntah. Adiknya bicara lebih banyak untuk Minho daripada untuk dirinya sendiri.
Hanya kepada Felix sang tirani memberikan senyum tulus yang tidak meremehkan, "Kalau begitu, katakan padaku apa yang kakakmu inginkan?"
Felix menurunkan pandangan merasakan tatapan intens Chirstopher yang sangat mengintimidasi.
"Kakak hanya ingin semua baik-baik saja. Pulang ke desa dan makan malam bersama. Menjalani kehidupan kami yang sederhana saja sudah cukup."
Tirani Christopher memberikan tatapan sabar yang sangat asing di wajahnya, "Apakah itu yang kakakmu inginkan atau itu yang kamu inginkan?"
Felix membalikkan wajah pada sang kakak di belakang nya.
Ia memberikan tatapan yang sulit dimengerti Minho. Akhir-akhir ini terasa sangat sulit bagi Minho menebak isi pikiran Felix di balik mata nya yang kosong tanpa memberikan cahaya lagi.
"Sebenarnya.. di atas apapun, yang aku inginkan hanyalah kakak untuk selamat dan tetap hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
WITHERING ROSE • harem felix ✔
Fanfic🥀 ꒰ skz x felix ꒱ ━━━ ❝ apa kita berhak untuk bahagia? ❞ ❝ dunia ini memang tidak pernah adil. ❞ ••• [ desc.] felix dan kakaknya, minho berkunjung ke ibukota. tidak ada yang pernah tahu bahwa perjalanan itu adalah kali terakhir felix mengerti arti...