-

331 23 0
                                    

'








DISCLAIMER:

⚠️ Di bab ini terdapat beberapa emoticon, soalnya authornya sedikit alay di bab ini (soalnya yang banyak itu cintaku padamu)

☝🏻 (Satu) Di sini bukan update ceritanya, lebih kepada aku sebagai author pengen ngobrol sama kalian. Asli ini jujur bangett dari hatiku yang paling dalam, mungkin sedalam lautan, dan seluas alam semesta. Aku sangatttt bersemangat waktu ngetik bab ini. Kalian ngerasain betapa semangatnyaa aku, kan? Pokoknya percayaa aja yaa, hehe.

✌🏻 (Dua) Mungkin di bab ini juga aku bakalan kasih sedikit spoiler mengenai keberlanjutan cerita ini.

KHUSUS BAB INI, JANGAN KALIAN BACAAA KALAU GA SUKAAA SPOILER.

— Eh, tapi nanti aku kasih beberapa jeda buat spoiler, dan bakalan aku kasih tahu kapannya aku bakalan spoiler di bab ini. Jadi, it's okay kalau ada yang mau baca walaupun salah satu dari kalian ga suka spoiler.

Coba baca bab ini dengan perasaan yang tenang, okay?

🤟🏻 (Tiga) Singkatnya di bab ini, aku bakal bawa para Pandawa beserta istrinya buat nemenin akuu di sini walaupun aku tahu bakalan jadi nyamuk. Kasian banget ya. Maka dari itu, temenin akuuu di sini ya?

Kayanya cukup disclaimernya, sekarang aku mau mulai panggil mereka yang akan menemani aku di sini kali ini.

'


Satu, dua, tiga.

Oke, bubar semuanya~

Hehehe ulang yaa, aku bakalan panggil Drupadi dulu, aku takut digenitin para Pandawa 🥺😋

(Mulai alay, maaf ya)


Note dari aku: Kata ganti orang pertama yang "aku" itu adalah aku. Maksudnya, itu dialog aku, punya author, dan authornya ya aku.

Please, kalian udah paham kan, ya? Maaf bangettt karena udah buat kalian bingung. Forgive me, please 🥺





"Halo tuan putri." ucapku kepada Drupadi yang kini telah datang menemuiku.

"Ah, ya. Halo, Author? Namamu author, ya?" tanya Drupadi kepadaku saat dia melihat di bajuku ada tulisan "Author cantik".

(SUMPAH INI BUAT LUCU-LUCUAN AJA HAHA)

"Bukan, sayangkuu. Author itu sebutan untuk penulis suatu cerita." ucapku menjelaskan padanya sesederhana mungkin.

"Penulis cerita? Memang apa yang kamu tulis?" tanyanya padaku dengan tatapan kebingungan.

"Ya, intinya ada deh. Itu rahasia." ucapku padanya. Rahasia tetaplah rahasia.

"Huh, kamu sama pelitnya dengan Sri Krishna." ucapnya padaku, dia merajuk (ngambek).

"Jangan ngambek begitu, nanti aku akan berhadapan dengan para suamimu." ucapku padanya sambil memohon.

"Memang mereka akan melakukan apa?" tanyanya padaku, ternyata dia ini suka bertanya, anaknya aktif sekali ya.

"Menurutmu saja, jika mereka tahu aku membuatmu kesal begini, mungkin aku akan dibawa dan diberikan kepada Duryodana." ucapku asal bicara saja.

"Loh, memang kamu mau?" ucapnya heran.

(Maksudnya kaya kenapa aku mau-mau aja diperlakukan seperti itu sama suaminya dia.)

"Soalnya sekalian mau caper ke Karna, hehehe" ucapku semakin kesana-kemari (alias ga jelas).

Sosok baruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang