'
Halooo, aku mau lanjut lagi.
Tadi malam ketiduran, maaf ya.
Rasanya cape banget.
Ah ya, sebelum itu aku mau tanya dulu.
How's your day? (Bagaimana kabarmu?)
Aku harap selalu baik ya.You did well.
Happy reading ~
(Masih author's time)
Akan tetapi, rencananya tidak sempat terealisasikan oleh mereka.
Seseorang hal telah datang, bahkan terlalu banyak orang sepertinya.
Ketika mereka sedang bercanda, pangeran Destradyumna dan para kesatrianya sudah sampai di rumah para Pandawa.
"Mereka datang." ucap Sri Krishna sambil melihat orang-orang yang datang ke arah mereka semua.
Pangeran Destradyumna segera turun dari kudanya, dan menghampiri Sri Krishna tanpa melihat ke arah para Brahmana.
Biarkan saja dia seperti itu. Dia masih merasa kesal ketika mendengar adiknya akan menikah dengan lima orang sekaligus.
Itu tidak masuk akal bagi Destradyumna.
Mengapa takdir adik perempuannya seperti ini? Inilah yang dipikirkan Destradyumna.
"Salam, Basudewa. Ayah menyuruhku untuk menjemputmu." ucap Destradyumna tanpa basa basi kepada Sri Krishna dikarenakan dia sedang menahan kesal kepada para Brahmana yang ada di samping Sri Krishna.
"Ternyata dia mengingatkanku." ucap Sri Krishna menjawab ucapan Destradyumna.
"Tentu saja." ucap Destradyumna, dia menjawab seadanya karena dia tidak terlalu dekat dengan teman adiknya ini (Sri Krishna dianggap teman Drupadi.)
"Kalau begitu, mari kita berangkat." ucap Sri Krishna kepada yang lainnya, termasuk pangeran Destradyumna.
Kakak Drupadi itu mengerutkan keningnya karena Sri Krishna mengajak para Brahmana untuk ikut dengannya juga.
"Mengapa mereka ikut?" tanya Destradyumna kepada Sri Krishna meminta penjelasan.
"Bukankah Drupadi telah memberitahumu?" tanya Sri Krishna kepada Destradyumna yang kini sedang menatap pada Brahmana tersebut dengan tatapan kebencian.
Kini Destradyumna sedang menatap seluruh Brahmana itu dengan perasaan kebencian, dia benci kepada mereka karena mengingatkannya pada ucapan Drupadi bahwa yang akan terjadi nantinya itu sudah menjadi takdirnya.
"Bukankah hanya kau saja yang memenangkan sayembara itu?" ucap Destradyumna kepada Brahmana (Arjuna), dan Arjuna menjawab pertanyaannya itu.
"Ya, itu aku." ucap Arjuna menjawab kakak laki-laki dari Drupadi. Dia pun tahu bahwa kakak iparnya itu sedang marah padanya.
"Lalu, mengapa mereka semua ikut menikah dengan adikku?" tanya Destradyumna kepada Arjuna sambil menunjuk ke arah saudara Arjuna yang lainnya.
"Tenanglah, pangeran. Kamu akan tahu nanti." ucap Sri Krishna menenangkan Destradyumna yang sepertinya hendak memulai sebuah pertengkaran.
"Apa yang kalian lakukan pada adikku?" tanya Destradyumna dengan menekan suaranya yang sebenarnya dia juga sedang menahan rasa marahnya.
"Itu salahku, pangeran." ucap ibu Kunti kepada Destradyumna, dan pangeran itu menatap ibu pada Pandawa dengan tatapan tidak mengerti. Memangnya wanita itu melakukan apa pada adiknya? Itulah yang dipikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sosok baru
Historical FictionSeharusnya aku tidak ada di sini, dan sepertinya aku bisa berada di tempat ini karena saat itu aku tertimpa buku di perpustakaan kota, apakah itu mungkin? Tak hanya itu, ternyata aku baru saja memasuki tubuh seorang putri kerajaan Panchala karena ga...