BAB 7

4 0 0
                                    

Katanya keluarga adalah rumah ternyaman, nyatanya keluarga adalah luka pertama dimulai.

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
🐯

Yap ravin memutuskan untuk pergi ke danau. Di danau cukup tenang suasananya. Namun ketika ravin menikmati suasana itu terganggu oleh tepukan dipundak nya.

"Hai kak", sapa belva.
"Hm Hai", balas ravin.

Yap orang yang menepuk pundak ravin adalah belva.

"Ngapain kak? Sendirian pula disini", tanya belva.
"Gk ngapa ngapain, lo sendiri juga ngapain disini", balas ravin sambil bertanya.
"Kebetulan lewat aja sih kak", balas belva sambil nyengir.

Belva pun ikut duduk disebelah ravin.

"Ada masalah ya kak, tumbenan aja ada orang didanau sore gini", tanya belva sambil menatap ravin.
"G",ucap singkat ravin.
"Bohong ya, ketara sih kak dari mata kak ravin kalau sedang ada masalah", cerocos belva.
"Hm y ada masalah", ucap ravin.

"Mau cerita?", tawar belva.
"G", singkat ravin.
"Tenang aja kak aku bukan orang yang suka bocorin rahasia orang kok, kalau mau cerita cerita aja kak, aku siap jadi pendengar terbaik", jelas belva sambil tersenyum kearah ravin.

Ravin terpana melihat senyuman belva yang sangat amat manis.

"Boleh gue cerita?" Tanya ravin ke belva.
Ravin heran kenapa dirinya bisa bilang gitu padahal dirinya susah percaya sama seseorang bahkan sama sahabat nya sendiri pun jarang bercerita tapi ntah kenapa sama belva tiba-tiba tertarik.

"Boleh boleh kak", semangat belva.
"Hufft" Ravin menghela nafas pelan.
"Jadi gini, sebenarnya gue emang ada masalah dan masalah nya sama ortu gue. Gue cape dituntut jadi sempurna, gue cape dibandingkan dengan kakak gue, gue cape dipaksa terus, gue selama ini udh berusaha diem aja diperlakukan tidak adil tapi sekarang udh benar-benar muak, dari kecil gue gk pernah ngerasain kasih sayang kedua orang tua gue, dimata mereka hanya ada kakak gue, gue seakan jadi anak pungut hahaha, miris kan?", jelas ravin panjang. sorot mata ravin sendu, ravin berusaha menahan air matanya, membayangkan perlakuan kedua orang tuanya selama ini.

"Kak ravin jangan ngomong gitu kak ravin bukan anak pungut, mungkin ucapan kedua orang tua kak ravin ada maksudnya", balas belva.
"Maksud apa hm? Lo gk tau orang tua gue belva, lo pernah dipukul? Ditampar? Haha", ucap ravin.
"Maaf kak aku gk tau kalau perlakuan kedua orang tua kak ravin gitu, kak ravin harus sabar yaaa", ucap belva.

"Sabar? Sabar yang gimana lagi?, muak gue disuruh sabar mulu", balas ravin.
"Kak ravin itu hebat, kuat, makanya allah kasih kak ravin keluarga yang seperti itu karena allah tau kak ravin anak kuat, semangat terus yaa kak ravin masih ada belva ada sahabat sahabat kak ravin juga, ingat kak ravin itu istimewa,nggak perlu dengarkan apa ucapan orang tua kak ravin, buktikan kalau kak ravin lebih bisa dari kakak kak ravin", ucap belva sambil menyemangati ravin.
"Hm thanks ya udh mau dengerin cerita gua", ucap ravin.

"Iya kak sama-sama, kak ravin senyum dong jangan sedih terus, mulai sekarang kita teman", ucap belva sambil menjulurkan tangannya ke ravin.
"Iya teman", balas ravin juluran tangan belva sambil tersenyum.
"Teman ya, haha apa sih vin gk usah berharap lebih", batin ravin.

Yap benar ravin sudah terpikat seorang belva sejak pertemuan nya dikantin.

"Tuh kan kak ravin makin ganteng kalau senyum", heboh belva.
"Hm", dehem ravin.
"Dihhh kak ravin balik cool padahal kalau senyum makin ganteng", ucap belva.
"Mls snym", singkat ravin.
"Harus senyum jangan datar mulu", ucap belva sambil manyun.

Ravin terkekeh melihat ekspresi belva yang sangat lucu baginya.

"Hm gue akan senyum ke lo doang", ucap singkat ravin.

Ucapan singkat ravin mampu membuat belva salting, pipinya semerah tomat.

"Bundaaaa anakmu baper", batin belva

"Lo lucu kalau lagi salting", ucap ravin.
"Apaan sih kak, mana ada belva salting nggak yaaaa", belva terlanjur malu.

"Ya ya gk salting, ayo pulang udh mau malam, maaf gue gk bisa nganter soalnya masih ada urusan" Ajak ravin sambil menjelaskan.
"Iya kak nggak apa - apa", balas belva.
"Gue duluan", ucap ravin. Lalu berjalan menuju motornya".
"Iya kak", ucap belva.

Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan danau.

Maaf ya kalau banyak yang typo, vote , kritik dan saran sangat berharga bagi saya, jangan lupa ya!!

TAKKAN TERGANTITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang