WARNING WARNING WARNING!
Chapter ini mengandung adegan dewasa eksplisit, dimohon kepada pembaca untuk memproses tulisan ini dengan tanggung jawab masing-masing. Terima kasih.
↫ pockyjeruk ↬
Saat dulu Mingyu memutuskan untuk menjadikan Wonwoo kekasihnya ketika masuk akhir semester satu perkuliahan, ia berusaha untuk tidak lupa membagi waktu untuk teman-temannya. Termasuk Dokyeom, yang menjadi 'teman sebangku dan sepenanggungan' dari sejak menjadi mahasiswa baru sampai sekarang.
Tapi giliran sekarang Dokyeom yang kasmaran, kenapa Mingyu merasa disingkirkan?
Sudah lewat dari satu bulan kebiasaan ini berlalu, Mingyu jadi jarang bertemu dengan Dokyeom. Seringkali waktu mereka untuk bersama dalam seminggu hanya saat istirahat siang, itupun kalau Dokyeom tidak buru-buru pergi untuk merawat seseorang, katanya. Dokyeom belum bercerita banyak, hanya mengatakan bahwa ada pasien yang tengah ia rawat dan akan menjadi bahan penelitian skripsinya nanti.
Mingyu tidak keberatan sih, justru senang karena akhirnya Dokyeom memikirkan mengenai tugas akhirnya. Tapi jadi keberatan ketika hari itu ia membuntuti si pemuda jangkung itu dan mendapati temannya mendatangi rumah kecil yang dihuni seorang pemuda bertubuh kurus. Dibalut dengan cardigan berwarna pastel, Mingyu malah jadi curiga jangan-jangan sekarang temannya itu sudah kumpul kebo dengan teman tidurnya.
Biar seorang pria, tapi orang yang dirawat oleh Dokyeom cukup cantik.
↫ pockyjeruk ↬
TWO SIDES, SAME COIN
tujuh: insomnia↫ pockyjeruk ↬
Memperhatikan timbangan digital yang menunjukkan angka lima puluh delapan koma lima, Dokyeom kemudian tersenyum cerah ke arah Jeonghan. Angka itu naik beberapa ons daripada hari sebelumnya. Cukup untuk menunjukkan sebuah kemajuan meskipun hanya hal kecil. Pria itu kemudian mencatat dalam sebuah buku dan bangkit dari posisinya.
"Kak Han, lagi senang ya? Beratnya nambah banyak, nih."
Sementara yang ditanya hanya menarik sudut bibirnya, lantas mendengus. Sebenarnya tidak salah juga, Jeonghan cukup senang sejak kehadiran Dokyeom di sini. Setidaknya ada teman ngobrol dan membantunya melakukan hal-hal kecil seperti mencuci piring atau membersihkan rumah. Melangkah turun dari timbangan, Jeonghan meletakkannya kembali di pojok kamarnya.
"Kak Han... boleh minta cheating code, ga?"
Yang ditanya menaikkan sebelah alisnya, "Cheating code?"
"Shua tuh... sukanya apa sih?"
"Elo."
Jujur saja Dokyeom sih senang-senang saja karena hubungannya didukung oleh calon kakak iparnya. Tapi masalahnya mengatakan bahwa 'hal' yang disukai oleh Shua adalah dirinya membuat Dokyeom jadi salah tingkah.
"Selain gue, maksudnya. Ah ilah!"
Jeonghan nyengir, ia melangkah menuju ke lemari, mengambil tas laptop besar dan mengeluarkan laptop tuanya dari sana. Tangannya menunjuk ke arah sebuah meja yang biasa digunakan juga untuk makan; tepat berada di sudut lain ruangan itu. Dokyeom paham dan langsung menyiapkan meja untuk Jeonghan, meletakkannya di depan pemuda itu.
"Shua suka ayam goreng, Shua suka warna biru, dan..." Jeonghan menjeda sebentar, "...paling suka sama kelinci."
"Kelinci?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sides, Same Coin [SEOKSOO AU]
Fanfiction⚠️ WARNING ⚠️ Story contains: mpreg, prostitution, sexual intercourse Please proceed at your own risk. Don't like, don't read (DLDR). Urgensinya untuk segera mengoperasi kembarannya membuat Shua dengan terpaksa mengambil jalan pintas dengan menjual...