Bab 31

329 31 0
                                    

"Dada!!!!!!'

Tul menoleh, matanya berbinar senang tatkala menemukan objek yang dicarinya sedari awal mereka tiba, "halo sayang" balasnya.

Marvel memberontak dalam gendongan Mew, "tulun, pel tulun"

"Iya-iya, sebentar jangan banyak bergerak sayang, nanti jatuh" ucap Mew yang sedikit kualahan menahan tingkah Marvel. Dia kemudian berjongkok menurunkan sang anak, Marvel segera berlari menghampiri Tul.

"Dada puyang, dada puyang" teriaknya semangat.

Tul tersenyum gemas melihat tingkah sang anak.

Sedangkan Mew memutar bola matanya malas, tadi saja anaknya itu tidak se excited ini, ketika melihatnya tiba. Mew segera mengambil handuk dan berjalan ke arah kamar mandi, setelah menyenggol Marvel yang sedang berjalan kearah Tul hingga terjatuh, untungnya kamar mereka dilapisi karpet tebal, jika tidak sudah pasti Marvel akan terluka.

"huaaa" Marvel menangis kencang setelah menyadari apa yang baru saja terjadi.

"phi Mew!!!!" teriak Tul jengkel yang dibalas tawa menggelegar oleh Mew.

Tul segera mengambil tubuh gempal marvel yang sedang berguling-guling dilantai ke dalam gendongannya, "Cup-cup, sudah ya, biar dada yang memarahi papa" hiburnya.

Marvel bergerak menyembunyikan wajahnya dileher Tul, tangan kecilnya memeluk leher sang dada erat, "huhuhu, papa natal, janan dikaci cucu ya dada" lirihnya sesenggukan.

"Heh!!!" kaget Tul mendengar ucapan Marvel

.

.

.

Tae menatap rekan-rekannya melas, sialan. Dia kira tuannya telah melupakan hukuman yang akan diberikan pada mereka. Namun, ternyata dugaannya salah.

"sayang sudah ya, dingin " rengeknya ke arah sang kekasih.

Tee menatap kekasihnya melas, "kamu mencintaiku kan?" tanyanya yang dibalas anggukan pasti oleh Tae.

Tee tersenyum senang, "karena kamu mencintaiku, kamu harus menggantikan hukumanku sayang, itu yang diperintahkan oleh phi Mew".

"tapi kan.."

"Memangnya kamu mau melihatku berendam didalam kolam es ditengah cuaca sedingin ini, belum lagi aku akan bersama dengan kalian, bercampur di satu kolam, bertelanjang dada, memangnya kamu mau tubuhku dilihat oleh para penjaga yang mengawasi kita?" tanya Tee sedih.

Tae menggeleng kuat, tentu saja ia tidak akan sudi jika tubuh putih mulus sang kekasih menjadi totonan nikmat laki-laki dikolam ini.dia hanya dapat mengangguk pasrah dan segera berenang ketengah kolam, menyusul Boun dan juga Prem.

"kenapa Tee tidak ikut berendam bersama kita?" tanya Boun heran.

Tae menatap Boun sinis, "kenapa?, kau ingin melihat Teeku telanjang?" balasnya ketus.

Boun melirik ke arah Prem, "kenapa aku harus?, aku sudah punya Prem" jawabnya membela diri, enak saja dirinya dituduh sembarangan oleh rekan menyebalkannya ini.

Tae menghela nafas pelan, "aku yang menggantikan hukumannya, sebagai seorang lelaki jantan, aku tidak mungkin membiarkan kekasihku berendam dikolam es, dicuaca sedingin ini" jawabnya sedikit menyindir.

Boun menatap Tae jengkel, dia merasa tersindir dengan jawaban ketus laki-laki didepannya itu.

"phi Boun juga sudah menawarkan hal yang sama padaku phi, hanya saja kutolak, aku tidak ingin phi Boun berendam sendirian" jawab Prem cepat sebelum Boun sempat membuka mulut, Prem sangat tahu jika sampai kekasihnya meladeni ucapan Tae, suasananya tidak akan setenang ini.

Patner In Crime❌ Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang