Extra Chapter 3 🔞

222 25 0
                                    

Mew menatap datar seluruh berkas ditangannya, bibirnya berulangkali mendesis tatkala matanya berhasil menemukan kejanggalan-kejanggalan yang luput dari pemeriksaan anak buahnya.

"Dasar tolol, bagaimana mereka bisa kecolongan padahal sudah sejelas ini..!!!"

Cklek

Ia menoleh, kemarahannya mereda ketika melihat eksistensi dari pujaan hatinya.

"Phi sibuk?"

Mew menggeleng, tangannya menepuk pahanya sebagai kode agar pria itu duduk diatasnya.

Tul menurut, kakinya melangkah mendekati sang suami dan mendudukkan tubuhnya di atas pangkuan Mew.

Cupp

Ciuman lembut Tul yang tulus mengoles bibirnya bagaikan obat untuk semua lelah, gelisah dan keluh kesah yang pernah Mew keluarkan seumur hidupnya. Olesan lembut bibir mungil pujaan hatinya itu juga membuat tubuh Mew bagaikan disentak aliran listrik berjuta volt, seandainya dia adalah sebuah baterai hidupnya sudah langsung tercharge dengan energi hingga penuh. Bibir mereka berdua saling mengelus, saling menimang, beruntai, berjalin, menikmati sentuhan pelan dan nikmat yang tak bisa diungkap dengan kata.

"Mmmhh…" desah Tul manja. Ia memejamkan mata dan membiarkan bibir suaminya menari di atas bibirnya yang lembut, membiarkan bibir tipis dan lembut Mew menyelimuti bibirnya yang ranum. Lama pagutan bibir mereka tak saling lepas, Mew mulai mengeluarkan lidahnya yang bagai ular. Lidahnya mampu membuat Tul makin tak berkutik dan tenggelam sepenuhnya dalam pelukannya.

"Phi?"tanya Tul ketika bibir mereka lepas sejenak.

"Hmm?"

Tul tak buru - buru menjawab karena kembali menikmati lidah dan bibir Mew.

"Aku… mhh… mmhh… mau… tanya…"

"Hmm?"

Kembali bibir Mew menggelayut di bibir sang suami namun kali ini Tul menolaknya.

"Phi...!! Aku kan mau tanya sesuatu yang penting, jangan digangguin dulu!"

"Habis bibir kamu menggemaskan, mungil dan mengundang, aku jadi tidak tahan." Kata Mew sambil tersenyum. "Baiklah, kamu mau tanya apa, sayang?"

"Bagian mana dari tubuhku yang paling phi suka? Akan langsung aku berikan sekarang juga." Kata Tul sambil menggigit bibir bawahnya dengan genit.

"Aku suka semuanya."

"Ah, jawaban gombal."

"Kalau begitu… aku suka dari ujung kaki sampai ujung rambut."

Tul merona malu mendengar kalimat bernada sensual itu.

Sambil tersenyum puas Mew mengelus lembut betis sang pujaan hati. Tentu saja pria itu tidak berhenti sampai di situ saja. Ia mengeluskan tangannya dari bawah ke atas, naik ke arah paha mulus Tul. Kaki Tul yang jenjang membuat Mew terkagum - kagum, begitu mulus, indah dan putih, sangat sedap dipandang. Tul memiliki karunia yang sangat lengkap dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, semua indah dan sempurna.

Tapi pria cantik itu kini tengah dilanda nafsu birahi yang meledak - ledak, ia tidak mau tangan Mew hanya mengelus - elus betis dan pahanya saja, ia ingin lebih. Sambil mengajak sang suami untuk beralih ke ranjang, Tul memberanikan diri mengelus batang kemaluan Mew yang masih tersembunyi di balik celana. Tangannya yang lembut bergerak naik turun dengan perlahan, membuat sekujur tubuh Mew merinding keenakan.

Perlahan Mew menurunkan celana berikut celana dalamnya. Batang kemaluannya menegak kencang di hadapan wajah cantik sang suami.

"Phi… aku ingin… mmm… boleh aku…?" tanya Tul malu - malu. "Mmm… bolehkah?"

Patner In Crime❌ Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang