"Aakhhh sakitt Edgar cabut please awwhh gede banget ahhh ahh penuh dis, dok kegedean!"
"Sttt... iya-iya aku diemin dulu sebelum kamu ngerasa baikan oke? cukup jeb lin kamu aja sekarang," kata Edgar lalu memeluk Senja erat tanpa berniat menggerakkan pinggulnya karena Senja kesakitan.
Senja menghela napas berulang kali lebih berat saat merasakan inti tubuhnya dimasuki sesuatu yang asing milik lelaki. Kewanitaannya perih dimasuki benda tebal dan panjang milik Edgar, Senja menatap mata Edgar. "Shhh akhh perih."
"Maaf," bisik Edgar.
Senja mengangkat tanggannya melingkari leher Edgar dan memeluknya. Sejujurnya... jantungnya sangat berdebar dalam akhir-akhir ini karena ayah dari temannya itu, sepertinya usaha Edgar mendekatinya berhasil mengenai hatinya.
Senja mengingat usaha Edgar kala mendekatinya selama 2 bulanan ini, pria itu lebih sering datang ke rumahnya membawa makanan dan setangkai bunga segar, Senja yang bertekad menolak Edgar tak membiarkan laki-laki itu masuk ke dalam rumah, jadi Edgar dan Senja hanya sedikit mengobrol di halaman rumah Senja.
Hari ini tampaknya pria itu kehilangan kesabaran dan hasratnya semakin memuncak, pada akhirnya Edgar mendorong Senja untuk melewati garis mereka, melakukan hal ekstrem dengan berhubungan badan agar Senja menjadi miliknya.
Edgar mencumbu bibir Senja, ciuman yang tidak biasa dan sangat panas hingga keduanya merasa menginginkan sentuhan lebih.
"Edgarhh..."
"Yas baby?" sahut Edgar dengan suara serak.
"Udah... berhenti, jangan sentuh aku lagi, Keyla... ga perlu pikirin aku, tapi Keyla."
Senja meremas punggung Edgar ketika pria itu semakin mendorong pinggulnya agar ke jant, anannya masuk sepenuhnya sampai ujung rahim Senja.
"Aahhh..."
"Darling, it's okay. Jangan pikirin apapun saat ini, cukup pikirin kita Darling, aku cinta kamu Senja."
Senja menggigit bibirnya menahan suara laknat yang ingin keluar, namun pada akhirnya suara erangan terlepas keluar dari mulutnya "Shhh akh Edgar tebel banget punya kamu aaghhh... gede, ini terlalu ahhh sakithh makin gede ukurannya di dalam rahim aku aghh."
Edgar tersenyum miring, membelai wajah Senja dengan sayang. "Bukan cuma kamu yang tersiksa karena penyatuan ini Senja, kamu juga buat bt ngku shhh kesiksa karena jepitan kamu darling."
"Jangan digerakin pliss ahhh ga kuat perih banget hikss hikss sakit... va, gnaku perih banget hikshh... itu berdarah kan Edgar?" Senja menangis karena Edgar bergerak dan agak mengoyak area sensitifnya.
Edgar mengangkat badannya, melihat area sensitif Senja yang menyatu dengan beda lonjong miliknya, memang ada darah pada area lingkar ke, jan) tanannya "Iya, kamu berdarah, tapi ini normal saat kamu pertama kali melakukannya, itu karena aku merobek selaput daramu."
"Hikshhh hikshh sakitt... Edgar, kenapa rasanya sakit banget? kamu nyakitin aku..."
"No, no darling, I didn't hurt you."
Edgar menghapus air mata Senja, ia terkekeh lucu melihat gadis itu menangis.
Senja menyentuh perut bawahnya, semakin turun dan menyentuh penyatuan kelamin mereka. "Gede banget... kenapa bisa masuk?"
"Bisa sayang, karena kita cocok. Saat ini kamu mungkin merasakan sakit, tapi setelah beberapa lama melakukannya akan terasa nikmatnya," kata Edgar meyakinkan gadis dibawah tubuhnya.
"Ngga mauu, jangan digerakin Edgar please aku sakit banget," rengek Senja sambil menggelengkan kepalanya.
Edgar menghela napas, lalu berbaring di samping Senja dan memeluk tubuh mungkil itu agar penyatuan mereka tak lepas. "Kamu selamat sekarang, aku tunggu kamu siap aku gen jt," bisik Edgar.