21

12.5K 654 20
                                    

Senja meminum susu buatan nenek, dia tersentak kaget ketika mendengar suara teriakan Keyla yang tiba-tiba datang dan berlari memeluknya.

"Keyla ko kesini?" tanya Senja terkejut melihat kedatangan Keyla yang tak terduga.

Keyla memeluk Senja, dia melihat seorang pria asing yang tak dikenalnya duduk di sofa. "Nek dia siapa?" tanya Keyla pada neneknya.

"Keyla, dia Henry penyelamat aku kemarin. Jadi kemarin aku ke pergi sendiri, dan aku hampir mengalami hal buruk kalo Henry ga selamatin aku, kalo Henry ga lindungi aku pake tubuhnya, aku dan bayiku pasti terluka ketimpa tiang lampu jalanan," kata Senja mencoba menjelaskan.

Henry beranjak bangun, pria itu mengulurkan tangannya pada Keyla. "Salam kenal saya Henry."

"Dia baik banget tau Key, bukan cuma selamatin aku dari kecelakaan kemarin tapi hari ini dia juga kasih mainan bayi dan ranjang buat bayi lho. Aku sendiri lupa buat belanja keperluan bayiku, padahal sebentar lagi aku mau lahiran."

Keyla melihat box besar bawaan Henry, lalu menatap Henry dengan tak suka. Keyla menduga pria asing itu pasti berbohong dan mengaku-ngaku sebagai orang yang menyelamatkan Senja, padahal yang menyelamatkan Senja itu adalah papanya sendiri.

"Edgar boro-boro beliin mainan, baju bayi buat persiapan Senja lahiran aja dia pasti ga inget," kata neneknya.

"SIAPA NAMA LO? HENRY YA? BAWA PULANG SEMUA YANG LO BAWA DARI SINI!" teriak Keyla menyuruh Henry membawa kembali barang-barang yang dibawanya.

"Keyla, jangan ga sopan gini, dia udah baik sama Senja," kata Nenek merasa tak enak pada Henry.

"Keyla..." Senja menahan lengan Keyla saat Keyla akan maju mendekati Henry.

"Lagipula bener kok kata nenek, Edgar bahkan ga inget dan ga peduli sama bayiku..."

Keyla menatap Senja dengan tatapan tak percaya. "Nggak! Papa udah siapin semuanya buat kamu dan bayi kalian Senja! Semuanya! Jauh sebelum aku dan papa akhirnya nemuin kamu dirumah nenek! Papa udah siapin kamarnya, papa tambah ranjang bayi di kamarnya buat bayi kalian! Papa ganti cat kamarnya yang warna abu-abu jadi putih biar suasana kamarnya lebih terang dan cerah untuk kamu dan bayinya. Papa udah siapin semuanya Senja! Semua-semuanya... karena dia ga tau jenis kelamin anaknya perempuan atau laki-laki, dia beli semua pakaian dan aksesoris untuk bayi perempuan dan bayi laki-laki."

Tangis Keyla pecah, dia hanya ingin Senja melihat setulus apa Edgar. Edgar mungkin terlihat dingin dan kaku, tapi dia selalu melakukan yang terbaik untuk seseorang yang berarti untuknya.

"A-aku ga tau..."

Senja tak tahu Edgar sudah menyiapakan sesuatu untuknya dan kelahiran bayinya, dan sulit dipercaya Edgar melakukan itu.

"Papa juga terluka demi lindungin Senja!"

"Apa maksudnya?" tanya Senja.

"Senja, aku tau papa salah, tapi tolong jangan terlalu benci papa, Papa beneran secinta itu ke Senja..."

"Keyla, Henry temen baruku, tolong jangan gini de depan dia," kata Senja.

"Senja, yang lindungin Senja pake badannya itu papa! Bukan dia!"

"Keyla, Edgar ga ikut aku ke taman, dia di rumah saat itu, kamu jangan marah terus ya Key?"

"Henry sangat baik ke aku."

Keyla merasa kesal bagaimana caranya agar Senja percaya padanya, bahkan kepala papanya sampai terluka tapi Senja malah terbodohi oleh pria sing yang licik itu.

•••

Besok paginya.

"Selamat pagi, bangun Darling, aku kembali..."

Senja yang masih tertidur terusik oleh kedatangan Edgar. Edgar tersenyum lembut melihat wajah Senja yang terpejam dengan rambut yang agak kusut.

"Edgar?" panggil Senja.

"Ya, ini saya Darling," balas Edgar.

Senja mengangkat tangannya, meraba kepala Edgar. "Jadi bener kamu ya..."

"Hm? Apa maksudnya Darling?" tanya Edgar bingung.

Senja beranjak bangun, Edgar membatu Senja untuk duduk.

Dering telepon Senja berbunyi, Senja melihat ponselnya yang menambilkan nama Henry yang tertera di layar, dia menolak panggilan telepon dan mematikan ponselnya lalu fokus lagi pada Edgar.

"Bayinya laki-laki," ujar Senja memberitahu Edgar.

"Benarkah? Laki-laki? Jagoan yang akan melindungi ibunya ya?" ujar Edgar dengan senyuman yang mengembang.

Senja memeluk Edgar, mencari kehangatan dan kenyamanan dalam pelukan pria itu. Edgar dibuat kebingungan oleh Senja, namun ia sangat bahagia dengan perilaku Senja yang manis hari ini, padahal biasanya wanita itu selalu ketus dan menghindarinya.

"Senja, kamu sudah memaafkan saya?" tanya Edgar.

"Hmm... ya," balas Senja.

Mata Edgar terbelalak, tak menduga jawaban yang ia terima dari senja adalah jawaban positif. "Serius? Ini bukan dalam mimpi saya kan? Saya ingan saya sudah bangun tidur."

Senja terkekeh, dia menatap mata Edgar dan mengecup bibirnya. "Aku mau kok pulang sama kamu."

"Senja, kamu bukan hanya memaafkan saya, tapi kamu juga memberi saya kesempatan untuk membahagiakanmu?" tanya Edgar.

"Iya Edgar iya!"

Edgar menangkup wajah Senja dengan tangannya, dan mengecup bibirnya.

Dia melepaskan ciumannya, tapi dia menatap Senja dengan senyum kecil. Dia menyisir rambut panjang Senja dengan jari-jarinya perlahan sambil mengamati ekspresi wajah Senja. "Apa yang terjadi? Saya bersyukur kamu memaafkan dan memberi saya kesempatan tapi saya ingin tahu alasannya."

Edgar melingkarkan lengannya di pinggang Senja, dagunya bersandar di bahu wanita itu sambil membenamkan wajahnya di lekuk leher senja, dan mendaratkan beberapa ciuman lagi di sana.

"Emhh perasaanku mengatakan aku memang mencintai kamu dan tak ada salahnya memulai dari awal denganmu dengan cara yang benar."

Edgar menggigit telinga Senja dengan giginya, sambil turun mengisap kulit lehernya dengan lembut lalu tiba-tiba, dia menggigitnya lagi. "Begitu ya? Jadi saya boleh kan memeluk kamu lagi Senja? Saya boleh kan memegang perutmu tanpa harus meminta izinmu?" tanya Edgar.

"Boleh."

Dia mengusap-usap bekas yang ditinggalkannya di lehermu dengan lidahnya, Edgar terkekeh melihat bekas kemerahan yang berhasil ia buat.

Senja menyentuh lehernya. "Sakit, kamu apakan leherku?" tanyanya.

"Tato alami, nanti akan hilang sendiri," jawab Edgar.

Edgar mengusap pucuk kepala Senja. "Aku tanya, kamu serius mau pulang ke rumahku? rumah Keyla?"

Senja mengangguk. "Apa aku bisa jadi ibu buat Keyla? Kami kan seumuran dan berteman..."

"Jangan khawatirkan itu, Keyla pun senang kamu jadi ibunya dan akan punya adik baru. Asal kamu tahu Senja, Keyla akan lebih senang kamu yang jadi ibunya dibanding Kelly. Kamu ga perlu berusaha keras buat jadi sosok dewasa untuk jadi ibu Keyla, kehadiranmu saja sudah membuat Keyla bahagia."

Edgar memeluk perut bulat Senja. "Anakku, mulai sekarang papa bisa memelukmu tanpa dimarahi mama."

Edgar mengecupi permukaan perut bulat Senja. "Terima kasih Senja, saya janji tidak akan membuatmu menyesal memilih saya, saya akan memberikan yang terbaik untuk keluarga kecil kita," ucap Edgar dengan sungguh-sungguh.

•••
Update seminggu sekali diwp, udah lengkap dikryakarsa(link dibio)

Terjebak ayah temanku (Edgar)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang