Semakin hari kandungan Senja semakin tumbuh besar, ukuran perutnya membuat perempuan seusia Senja sangat kesulitan. Dan karena hamil diusia muda, Senja yang tak mengerti selalu bertanya tentang apapun pada nenek dan kakek yang baik hati menggajinya setiap bulan walaupun hanya menemani waktu luang mereka di usia tua.
Karena desakan nenek, Senja pindah tinggal di rumah kakek nenek, Senja tak ada pilihan lagi karena nenek sampai menangis meminta Senja untuk tinggal bersama saat usia kandungannya memasuki usia 7 bulan, dan sekarang janinnya berusia 8 bulan, kurang lebih sebulanan Senja sudah tinggal di rumah mewah itu.
Kadang-kadang Senja merasa kasihan dan miris pada kakek dan nenek yang tinggal berdua dan hanya ada 2 ART dan 1 satpam di rumah yang luas itu. Ada 5 orang yang tinggal di rumah itu, tapi tetap saja terasa sepi karena pemiliknya hanya ada kakek dan nenek, Senja
bertanya-tanya kemana anak dan cucunya dan kenapa tidak tinggal bersama kakek nenek disini, padahal rumah ini sangat bagus dan besar cocok untuk tinggal dengan keluarga besar.
Senja baru bangun tidur, dia beranjak dari kasur dengam agak kesulitan.
Ceklek.
Pintu terbuka, nenek masuk ke dalam kamar Senja dengan membawa segelas susu ibu hamil.
"Nak, nenek bawa susu, hari ini susunya nenek buat rasa strawberry," kata Nenek sambil memberikan pada Senja.
Senja menerimanya dengan senang hati. "Nenek kebiasaan deh buatin aku susu, padahal aku bisa buat sendiri," kata Senja.
Wanita tua itu tersenyum lembut. "Diminum nak," suruhnya.
Senja meneguk segelas susu itu sampai habis. "Makasih ya Nek."
Nenek mengangguk, lalu menyentuh tangan Senja. "Senja, perut kamu semakin gede, bayinya akan lahir sebentar lagi."
Senja merasakan tangan kurus nenek menyentuh tangannya. "Iya nek, bayi Senja sebentar lagi lahir," ujarnya sambil tersenyum hangat.
"Senja, nenek akan langsung mengatakannya, kamu mau jadi anak nenek?"
"Maksudnya? Nenek mau angkat aku jadi anak?" tanya Senja.
"Tadinya nenek sama kakek mikir gitu, kami mau mengangkat kamu jadi anak kami tapi kamu juga butuh suami kan nak? Bagaimana kalau kamu menikah saja dengan anak nenek? Hari ini dia mengunjungi rumah ini bersama cucu nenek, kalian bisa berkenalan dulu dan nenek yakin anak nenek akan menyukai kamu."
"Nenek... aku... aku ga bisa maaf..." ujar Senja menolak dengan merasa bersalah.
Nenek melihat gerakan dari tendangan bayi Senja, dia tersenyum lalu mengusap perut Senja. "Baiklah, Nenek tidak bisa memaksa kamu Senja, tapi mau berkenalan dengan anak dan cucu nenek kan?" tanya Nenek.
Senja mengangguk antusias, "Mau nek," katanya.
"Ya sudah cepat mandi dulu, nenek tunggu kamu disini biar kita ke ruang makan bareng, anak nenek baru sampai dan masih dikamarnya, cepat ya Senja, kita sarapam bareng."
"Hah? Mereka udah dirumah ini nek? Nenek kenapa ga bilang dari tadi? Ya udah aku mandi cepet kokk," kata Senja lalu bergegas masuk ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian Senja selesai mandi, nenek sudah menyiapkan pakaian untuk Senja dan ketika Senja keluar dari kamar mandi nenek juga membantu Senja berpakaian.
Lalu setelah Senja sudah siap dengan dress simplenya, nenek menggandeng tangan Senja dan berjalan bersama ke ruang makan.
Senja melihat kakek, seorang pria dewasa dan seorang gadis sedang makan di meja makan.
"Loh kalian kok sudah makan duluan! tidak menunggu kami!" kata nenek sewot.
"Ibu terlalu lama, saya sudah lapar," balas sang anak lalu menoleh ke arah ibunya.