"SENJA! KALO GITU KASIH TAU AKU KENAPA KAMU BISA HAMIL? DAN SIAPA YANG HAMILIN KAMU?"
"Aku ga bisa kasih tau kamu..."
Air mata Keyla menetes. "Senja awalnya aku ga percaya, tapi kenapa kamu bersikeras ga mau kasih tau aku? Aku sahabat kamu! Kamu malu karena kamu ga tau siapa ayahnya? Kamu juga bingung siapa ayahnya karena banyak pria yang nidurin kamu?"
"Keyla..."
"Senja, aku kecewa sama kamu! Kalo kamu kekurangan uang, minta bantuan aku aja Senja! Jangan jadi jalang murahan!" teriak Keyla pada Senja.
Senja sakit hati mendengar sentakan Keyla. "Keyla boleh kecewa sama aku, tapi aku ga pernah jadi jalang, aku mohon jangan sebut aku kaya gitu Key..."
"Aku ga mau kenal kamu lagi Senja, aku malu..."
"Keyla... terima kasih ya?"
Keyla menatap senja dengan jijik, lalu berjalan keluar dari kamar Senja dan mengambil tasnya sebelum keluar dari rumah itu.
Senja menatap kepergian Keyla. "Makasih udah mau jadi sahabat aku dan temenin aku selama ini Key, kalo ga ada Keyla aku pasti sangat kesepian..."
•••
Malamnya Edgar datang ke rumah Senja, entah apa tujuan pria itu tetap mendatanginya walaupun akan menikah dengan Kelly. Senja sudah cukup sakit hati setelah Edgar tak percaya jika Senja hamil anaknya dan malah mengatakan janin diperutnya milik pria lain.
Senja berdiri di pintu, menatap Edgar dengan perasaan yang sulit dijelaskan.
"Saya akan menikahi Kelly," kata Edgar berbicara.
"Kamu mau apa? mau aku ucapin selamat?" tanya Senja pada Edgar.
Edgar menyeringai. "Memohonlah Senja, mohonlah dengan air matamu itu dan minta aku agar jangan menikahi Kelly, memohonlah agar aku menikahimu, pinta tanggungjawabku untuk bayi dalam perutmu," suruh Edgar sambil melirik perut Senja yang tak terlalu ketara membuncit.
Air mata senja mengumpul di pelupuk matanya, perlahan terjun jatuh ke pipinya, hatinya teriris mendengar perkataan kejam Edgar.
"Ya benar, menangislah untuk saya Senja, cintai saya dengan dalam hingga hatimu sakit karena saya akan menikahi wanita lain."
"Pergilah..." kata Senja dengan bibir bergetar.
"A-apa?" Edgar terkejut mendengar Senja malah mengusirnya.
"Pergi Edgar! Aku ga butuh pertanggung jawabanmu!" teriak Senja dengan emosi.
Edgar mencengkram lengan Senja. "Senja, kamu mencintai saya kan? Memohon saja Senja, saya bisa mempertimbangkan lagi untuk tak menikahi Kelly dan menikahimu."
Dada Senja semakin sesak, Edgar menekannya dengan menyakitkan. "Edgar, pergilah dari hidupku, jangan datang ke sini lagi," pinta Senja.
Mata Edgar melebar, dia semakin mempererat cengkramannya pada lengan Senja. "Aku beri kamu kesempatan Senja, tolong bilang kamu mencintaiku dan pintalah aku agar tak menikahi Kelly, kalau tidak, aku tak akam menemuimu lagi."
Senja meringis sakit pada lengannya yang dicengkram kuat Edgar. "Lebih baik begitu Edgar, jangan temui aku dan bayiku sampai kapanpun."
Edgar menarik pinggang Senja menempel pada tubuhnya, dia mencondongkan tubuh ke depan dan menyentuh bibir Senja dengan bibirnya, mencium perempuan itu dengan lembut namun tegas. Rasa bibir Senja pada bibir Edgar terasa hangat dan lembut, mengirimkan getaran ke tulang belakangnya dan membuat jantungnya berdebar lebih cepat dari sebelumnya.
Dia menarik Senja lebih dekat, menekan tubuh Senja lebih erat ke tubuhnya sambil terus menciumnya. Tangannya di pinggang Senja perlahan bergerak dari pinggul ke punggung, lalu meluncur ke bahu dan akhirnya bergerak ke belakang kepala wanita itu, jari-jarinya menyisir rambut Senja lembut.