Edgar menjelaskan situasi dan masalahnya bersama Senja kepada kedua orang tuanya, Keyla juga ikut cerita tentang penyesalannya.
Sebagai ibu dan ayah Edgar mereka sangat syok dan tak percaya pada putra mereka yang tega melakukan hal itu pada gadis muda secantik Senja, dan sebagai kakek nenek Keyla, mereka juga terkejut Keyla bisa mengatakan hal jahat pada sahabatnya sendiri.
Keyla bangun. "Aku mau ke Senja," ucapnya lalu berjalan meninggalkan ruang keluarga menuju kamar yang ditempati Senja.
Mereka membiarkan Keyla pergi, sementara itu mereka ingin bicara lebih serius dengan putra mereka yang menjadi masalah utamanya.
"Edgar."
Edgar menatap ayahnya, dia menghela napas. "Saya sadar Ayah, saya sangat bersalah."
"Ibu tidak percaya kamu menghamili Senja yang mana dia seumuran dengan anakmu sendiri Edgar! Selama ini ibu memikirkan siapa bajingan yang membuat anak semanis itu menderita? Tapi ternyata itu adalah anak ibu sendiri, Dia masih punya masa depan yang panjang Edgar, apa kamu tidak memikirkan itu?"
Kata-kata ibunya menusuk dadanya. "Saya mencintai dia, dan saya yakin Senja juga merasakan hal yang sama, tapi saya bingung kenapa dia terus menolak saya... jadi untuk membuat Senja menerima saya, saya merampas keperawanannya, membuatnya hamil dan membuatnya tersakiti dengan berpura-pura akan kembali dengan Kelly."
Edgar melihat sang ibu memeluk ayahnya, menangis karena kecewa pada Edgar.
"Apa kamu tahu apa yang kamu lakukan membuat gadis itu sangat menderita? Hamil tanpa suami membuatnya kesulitan, dia melakukan semuanya sendirian Edgar! Ibu jadi merasa malu dan bersalah pada Senja..."
"Saya mohon... bantu saya mendapat maaf Senja dan mendapat kepercayaannya lagi."
"Kalau kamu mau kesempatan dari Senja, berusahalah sendiri Edgar, luluhkan hatinya walaupun dia berulang kali membuangmu."
•••
Keyla mengetuk pelan pintu kamar Senja. "Senja... maafin Keyla nja... Senja, Keyla jahat banget ngga percaya sama Senja dan nuduh Senja yang ngga-ngga ya?"
Ceklek.
Pintu terbuka.
Keyla terkejut Senja langsung membuka pintunya, lagi-lagi Keyla terkejut ketika Senja menariknya masuk ke dalam kamar dan memeluknya erat.
"Hiks hikhh... Aku ga benci sama Key, aku kangen banget sama kamu Keyla." Senja menumpahkan tangisannya memeluk sahabatnya.
Keyla memeluk tubuh Senja, agak kesusahan karena perut besar Senja membuat mereka berjarak. Keyla menangis keras, ia sedih karena rasa bersalahnya, dan merasa senang karena bertemu Senja kembali. "Hiks hikhhh aku kira aku ga akan ketemu Senja lagi hikhhh..."
"Kangen banget Senja, aku lebih baik ga punya mama daripada Senja ga ada di dekat aku."
"Senja, Aku udah tau papa aku yang hamilin kamu, padahal itu perbuatan papa aku sendiri tapi dengan gak tau malunya aku ngatain Senja jalang hiks hiks maaf..."
"Keyla ga salah, kamu kan ga tau karena aku ga cerita apapun ke kamu. Ini bukan salah Keyla, ini salah aku dan... Edgar."
Keyla melonggarkan peluknya, menatap perut besar Senja yang bulat. "Duduk nja, pasti pegel kalo berdiri terus," kata Keyla menggandeng Senja ke arah kasur untuk duduk.
Senja duduk, ia mengusap matanya dan menghela napas merilekskan tubuhnya. "Ughh," desahnya sambil memegang perutnya.
Senja menarik tangan Keyla ke atas perutnya, dia menatap sahabatnya dengan senyuman.