7

228 28 4
                                    

"Phu?"

"Humm..."

Pond meneguk saliva, sejak beberapa menit yang lalu suhu badan Phuwin tak kunjung turun. "Aku akan mengambil kompres lagi, tunggu disini" Tapi tangannya di tahan, ia sempat berbalik menatap lamat wajah manis itu "Phu?"

"Dokter Pond, jangan tinggalkan aku"

"Aku hanya akan mengambil kompres sebentar"

Phuwin menggeleng "aku baik-baik saja"

Udara menelisik pergerakan di dalam ruangan, kehangatan perlahan menerpa. Masih ditemani cahaya remang, pelan-pelan Pond menggeser tubuh si manis agar memberikan sedikit tempat untuknya berbaring di sebelah.

Begitu dekat, sangat jelas, bulir keringat memenuhi dahi putih itu. Ia sedikit mengusap, menyuguhkan perhatian kecil nan manis.

"Tidurlah, aku menjagamu disini..."

Tak ada sahutan berarti, tubuh mungil itu bergerak gelisah masuk dalam pelukannya. Momen menyenangkan yang telah lama di harapkannya, namun mengapa sekarang ini berlangsung di waktu yang salah.

Sosok kesayangannya terbaring tak berdaya, Pond memejamkan mata merasa frustasi.

"Sayang, jangan memikirkan terlalu banyak hal. Itu membuatmu sakit"

"Aku tidak memikirkan apapun"

"Apa kau ingin membohongi seorang Dokter?"

Phuwin tertawa geli, mendongak sedikit untuk melihat ekspresi pria tampan itu "hummm, maaf..."

"Jangan sakit lagi, apa gunanya memiliki kekasih seorang Dokter jika kau sakit?"

Apa gunanya semua perasaan cinta ini, jika tidak kunjung di utarakan? Meski Pond tau pria manis itu bingung, dia tak ambil pusing.

"Sejak kapan?"

Pond mengangkat bahu "entah..."

"Dokter Pond tak pernah mengajakku berkencan" Phuwin berbisik pelan, tenaganya tak cukup banyak untuk berkomentar.

"Mau di ajak sekarang?"

Tak kunjung mendengar sahutan, Pond menarik dagu si manis menatap mata lentik itu lagi berharap di respon.

"Dokter Pond?"

"Iya sayang..."

"Apa aku boleh berkencan dengan pria?"

Selintas saja, senyum menghiasi wajahnya. Pond mengangguk semangat, mengusap-usap lembut pipi gembil yang tersuguh dihadapannya "kenapa tidak? Cinta itu bukan perihal siapa dia, tapi bagaimana perasaannya"

Kata-kata bijak, sangat bijak. Phuwin tersenyum lebar, ada rasa hangat menyelinap mengulir di balik hatinya. Rasa aneh bergemuruh indah, memuncak lebih tinggi saat Pond berulang kali mengecup dahinya.

"Sayangku, cepat sembuh. Masih banyak hari yang akan kita lalui dengan kebahagiaan. Satupun tak boleh terlewat"

"Dokter Pond, aku akan sembuh. Tolong jaga aku"

Keduanya berpelukan erat,Harapan adalah lilin kecil yang terus menyala di tengah kegelapan, memandu hati yang merindukan cinta. Bagaimana sayap membawa jiwa terbang tinggi, melampaui batasan mimpi.

"Phu..." Ia mengusap lembut rambut si manis yang harum "kau adalah malaikatku..."

Sampai di mana malaikat nya terbang, ia akan ikut, mengikuti jejak sayapnya menari di langit. Seperti angin yang tak terlihat namun dirasa, ia akan selalu hadir, tak terpisahkan. Dalam setiap hela napas dan denyut nadi, ada kekuatan yang tak terbatas, membawa mereka melintasi batasan norma, menuju keabadian tak terjangkau oleh waktu.

Love Opens The Way [PondPhuwin]18+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang