chapter 二十四

416 58 75
                                    

HAPPY READING

24






Langit-langit berwarna putih menjadi pemandangan sehari-hari bagi Hyunjin, mata yang terasa berat namun enggan untuk tertidur begitu membuat Hyunjin frustrasi. Hyunjin mencoba untuk berbalik ke kanan dan ke kiri tetapi kantuk tetap tidak menjemput.

Hyunjin melihat tabung pil tidurnya, ia sudah memakannya sebanyak 3 pil bahkan ia meminumnya dengan dua gelas wine. Tetap saja Hyunjin tidak merasa mengantuk sedikitpun, ia terduduk di tempat tidurnya memperhatikan setiap sudut ruangannya yang luas namun kosong itu. Hanya ada TV, sofa, sebuah tempat tidur dan koper yang berserakan.

Setelah perpisahannya dengan Felix, Hyunjin memutuskan keluar dari rumah lavender. Ia tidak kembali ke kediaman Aragon, ia memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen. Hyunjin tidak ingin kembali ke rumahnya yang lama karena Hyunjin merasa kata rumah hanya tertuju ke rumah lavendernya.

Ini pukul dua dini hari, Hyunjin benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia berdiri dan berjalan menuju sofa, membuka laptopnya untuk mengecek pekerjaan. Tetapi tidak ada yang bisa ia kerjakan, semua pekerjaan sudah ia selesaikan. Mungkin aneh, tapi sebelumnya Hyunjin selalu menunda-nunda pekerjaan karena hanya fokus terhadap Jisung. Tapi sekarang Hyunjin tidak pernah menunda pekerjaan, bahkan ia membantu pekerjaan Sunwoo dan Jongseong.

Hyunjin menutup laptopnya, menyandarkan kepalanya di sofa. "Bayiku sedang apa sekarang?" Gumam Hyunjin. "Aku ingin mendengar suara Felix."

Hyunjin memandangi ponselnya, ia mencoba untuk mengirimkan pesan singkat kepada Felix. Lalu Hyunjin melihat foto yang Felix gunakan untuk profilnya, ia masih memakai foto pernikahan mereka. Lalu Hyunjin melihat foto yang ia gunakan, itu adalah fotonya dengan Jisung. Hyunjin memijat dahinya yang terasa pening.

"Selama ini Felix selalu menghargai pernikahan kami." Hyunjin lalu menghapus foto profilnya dan mengubahnya dengan gambar berwarna hitam.

Hyunjin kembali membuka profil Felix untuk mengirimkan pesan.

[Apakah kau sudah tidur?]

Hyunjin berharap satu balasan dari Felix, walaupun ia tahu pasti Felix tidak akan membalasnya, ini sudah pesannya yang kesekian dan Felix tidak membalasnya, apalagi ini pukul dua dini hari.

[Kenapa kau belum tidur?]

Tiba-tiba Felix membalasnya. Lalu Hyunjin terburu-buru menelepon Felix dan beruntungnya Felix mengangkat telepon Hyunjin.

"Aku tidak bisa tidur, kenapa kau belum tidur?"

Jawab Hyunjin ketika Felix mengangkat teleponnya.

"Ada pekerjaan." Jawab Felix singkat.

"Beristirahatlah aku mohon, kasihan bayi kita, ia butuh istirahat."

"Baiklah, tapi Hyung... ini bayiku bukan bayi kita."

"Aga, aku mohon maafkan aku."

"Untuk apa Hyung? Sudahlah tidak usah dipikirkan lagi. Kau sudah terbebas dariku, jangan merasa kau harus bertanggung jawab atas apapun yang terjadi padaku." Felix memutus panggilannya.

Hyunjin begitu stress, ia tidak tahu harus melakukan apa. Ia mencoba menutup matanya beberapa saat, lalu ponselnya berdering tanpa henti. Ketika ia melihat ponselnya waktu menunjukkan pukul enam pagi. Ternyata ia tertidur, mendengar suara Felix saja dapat menenangkan hati Hyunjin hingga ia bisa tertidur.

SoulmateWhere stories live. Discover now