"Kau itu siapa? Berani-beraninya datang dan meminta melayani Su Hajian. Siapa kau?!" tanya anak bertindik banyak aku ketauhi bernama Cang.
Lalu tanpa sebab, bogem besar tiba-tiba nyasar ke rahang si anak baru. Diberikan langsung oleh Duyi, salah satu geng Suha yang paling bongsor. Tubunhnya gempal, begitu juga tangnya. Ia mengenakan cincin-cincin emas besar dengan batu warna-warni. Kalung emasnya juga tidak kalah dengan rantai untuk gembok gerbang.
Pukulan menggunakan tangan yang bercicin pastinya lebih menyakitkan dari pada tangan kosong. Anak baru itu langsung tergeletak di atas lapangan dengan mulut yang mulai mengeluarkan darah segar.
Si anak baru menata napasnya, dia bertumpu pada tangannya, lalu mulai berdiri lagi. Tubuhnya yang sudah babak belur ia paksa berdiri. Menatap Duyi dengan pandangan yang sulit di tafsirkan.
"Kau lihat apa, hah!? Mau menantang kami?!"
"Saya tidak akan menantang Tuan Su," jawabnya lirih.
Hal yang aneh di sini adalah, setelah dipukuli seperti itu, badannya yang telah lebam sana sini, namun suara anak itu, anehnya sama sekali tidak ada ketakutan di dalamnya. Tidak ada keraguan, hanya ada sengal napas yang terjadi efek dari tubuhnya yang babak belur. Tatpan matanya masih tajam, ia tidak menundukan pandangan atau menujukan ketakutan pada orang-orang bringas yang masih bernafsu untuk menghabisinya saat ini.
Mengingat bagaimana diriku sendiri yang pernah merasakan di posisi yang sama dengan anak baru itu, ketakutan dan kesakitan karena dipukuli sampai babak belur, diludahi, dan dihina habis-habisan saat mencoba bergabung dalam Geng Suha. Anak baru ini terlihat lumayan juga.
"Kalau begitu menunduklah, bodoh!" sekali lagi bogem besar sampai di wajah anak itu. Memaksanya untuk menunduk patuh.
"Apa kau sendiri yang menyebarkan rumor aneh, mengenai kau seorang anggota Triad? Orang sepertimu!?" Douyi meludah di arena.
Tian Yi hanya diam dan terlihat menyedihkan.
"Itu tidak mungkin. Kita belum berusia 18 tahun. Tidak mungkin bisa masuk ke dalam Triad. Anak ini hanya pembual saja," kata Chang, tidak terima.
Lalu tiba-tiba sebuah suara menyela, menghentikan perundungan untuk semantara.
"Belikan aku roti. Aku lapar," kata suara itu.
Akhirnya tokoh utamanya keluar juga. Seorang yang selalu terlihat memainkan smartphone-nya. Su Hajian.
Su hajian masih fokus dengan Smartphone-nya. Namun sekilas terlihat, ia punya perangai yang tampan. Kulitnya putih bersih. Ia tidak kekar, bahkan terkesan kurus. Ia tidak terlalu banyak berbicara. Lebih sering memainkan smartphone dalam mode bermain game. Kalau saja dia bukan anak penguasa, bisa saja ia akan menjadi salah satu bahan bakar keuangan dari Geng-ku. Menjadi salah satu anak yang kami peras setiap harinya. Namun beda cerita dengan statusnya yang merupakan putra mahkota, membuatnya tidak dapat terjamah oleh kami, bahkan kami takuti.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR SKY (Gangster of High School)
ActionSeorang anak yang selalu dibully di SMA, secara bertahap menjadi Raja terakhir yang melegenda. Tian Yi. Memimpin dalam bayangan, tersembunyi. Hanya akan muncul di saat-saat yang berbahaya. Book 1 cup.chocochip