Duag...
Satu tendangan lagi mencapai perut pria yang sudah tersungkur di tanah memegangi perutnya. Ia bahkan benerapa kali terbatuk karena menghirup debu di tanah lapang tempat ia tersungkur.
"Kau sudah paham Jinan. Bagaimana kekuatan kami?"
Sekali lagi, tendangan mendarat ke kaki dari pria yang disebut Jinan. Anehnya, Jinan sama sekali enggan mengeluarkan suara erangan atau umpatan saat mengalami penyiksaan. Ia menahan kuat-kuat mulutnya agar tidak bersuara dengan cara menggigit bibirnya kuat-kuat.
"Berteriaklah Jinan, aku akan senang mendengar suara keputusasaanmu!"
"Kau-kau tidak akan mendengarnya sebelum ... aku mati, Shan," kata Jinan.
"Jadi hanya kematian yang mampu melakukannya?"
Pria disebut Shan itu langsung menjambak rambut Jinan dan memaksanya untuk berdiri. Rasa sakit di kepalanya memaksanya untuk berdiri agar rambutnya tidak botak karena tercabut habis.
Kini Jinan dengan pandangan samar-samar, dapat melihat lagi wajah musuhnya, pria berambut ungu dengan wajah bengis, tersenyum jahat padanya. Masih dalam posisi rambutnya dijambak dengan satu tangan.
"Lepaskan!" ronta Jinan pelan karena habis tenaga.
"Kau lihat sebelah sana, Jinan." Shan memaksa Jinan menatap apa yang ia kehendaki, memperlihatkan semua pasukan Jinan yang telah terkapar. "Kau sudah kalah Jinan. Pasukanmu sudah habis. Memberi nama Grup dengan nama sendiri. Cih. Kau pikir itu keren, hah? Sekarang ketika Geng Jinan telah kalah apa kau akan mengganti Namanya lagi. Geng Pecundang!"
Shan benar.
Di lapangan besar ini, telah terjadi pertarungan besar antara dua sekolah. Tawuran yang biasa terjadi di wilayah ini. Udara panas yang menyelimuti permukaan tanah, kini tertutup oleh tubuh-tubuh siswa yang bergelimpangan di tanah. 40 orang dari Geng Jinan, 50 orang dari Geng Shan. Tidak ada tenaga lagi untuk bergerak atau melawan. Semua telah tumbang.
Pasukan Jinan telah habis. Ia sendirian yang masih berdiri dan melawan. Walau pasukan Shan juga hanya tersisa tiga orang saja. Tetap saja ia sendiri melawan tiga orang, itu mustahil.
"Ngomong-ngomong, ini harus segera tersebar. Geng Jinan dari SMA Guanyin yang merupakan Geng terkuat di Kota Xiuloan, kalah dengan Geng Angsa dari SMA Xiaube. Ini akan menjadi titik balik bagi kami untuk menjadi Raja SMA di kota ini. Hahahahah ...."
Tawa Shan menggelegar. Memenuhi isi pikiran Jinan. Apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia mencari-cari teman-teman yang mungkin masih tersisa untuk bisa membantunya.
Ia melihat beberapa kali, tapi tidak ada siapa-siapa yang di sana. Hanya ada teman-temannya yang telah kalah. Tergeletak pingsan di tanah kering. Musuhnya tersisa empat, sedangkan dia berdiri seorang diri. Disiksa, di hina, di pukuli.
Ini kesalahnya sendiri. Jelas-jelas kalah jumlah dari awal, tapi nekat untuk bertarung karena egonya, karena merasa di atas angin. Sok kuat dan mengorbankan teman-temannya sendiri. Ini sama saja dengan bunuh diri. Tidak! Ia telah membunuh teman-temanya karena ego. Merasa tidak akan pernah kalah melawan siapa saja. Merasa bahwa dirianya adalah sang Raja. Penguasa Geng Jinan dari kota Xiuloan.
Namun apa yang ia dapatkan kini? Rasa putus asa menyelimutinya. Ia tidak mungkin menang melawan empat orang bringas ini.
Kegagalan total. Pasukannya kalah. Energinya habis, ia akan mati di sini. Andai saja ia menututi kata-kata teman-temannya. Andai saja ia menuruti kata-kata Tian Yi.
"Aku tidak mau takut, Jinan! Aku benci rasa takut!" sebuah ingatan dari pria yang masih berdiri dengan banyak luka di tubuhnya, tiba-tiba terlintas di ingatan. Suara seorang pria yang ia hormati. Pria yang dengan keberaniannya, melawan tiga orang bringas dengan kekuatannya sendiri. Langit yang ia banggakan, memberikan ia harapan sekali lagi.
Jinan mencengkram tangannya erat-erat. Tiba-tiba mendapat semangat dari orang yang tidak sedang berasamanya. Lalu dengan tekat bulat mulai beraksi lagi.
"Aku juga tidak takut, Tian. Aku akan mengalahkannya!" Jinan mendapatkan semangatnya lagi, dengan sekuat tenaga menggunakan pukulannya menyerang Shan tepat di pipinya, dan membuat si rambut ungu langsung terbang dan jatuh ke tanah.
Jinan berdiri sambil bertumpu pada lututnya.
Ia tidak mau kalah dengan pria di ingatannya itu. Pria yang kini menjadi orang paling ia hormati di hidupnya. Raja Terakhir dari SMA Guanyin.
"Kuhabisi kau!"
Salah satu teman Shan hampir maju kalau saja tidak dihentikan oleh Shan sendiri.
"Ini perterunganku, Lin. Jangan ikut campur. Kamu masih belum menyerah juga, Jinan?" Shan menghapus noda darah di mulutnya dengan satu tangan. Lalu berdiri lagi dan langsung menyerang dengan kekuatan penuh ke arah perut Jinan lagi.
Jinan yang menerima pukulan brutal sekali lagi, langsung tersungkur untuk kesekian kali.
Namun itu tidak lama. Jinan dengan nekat, dan mental yang lebih kuat, memaksa tubuhnya untuk segera berdiri lagi, bangkit untuk kesekian kali. Ia bahkan muntah karena pusing dan perut yang lemah karena menerima pukulan berkali-kali. Namun tidak menurunkan semangatnya untuk menyerang lagi.
"Dan kalau boleh aku tahu, siapa itu Tian?" tanya Shan.
Jinan mengusap mulutnya dengan jas warna merah bata Khas SMA Guanyin. Lalu meludahkan sisa muntah ke tanah dengan eksperi penghinaan ke lawannya.
"Itu bukan urusanmu, Shan. Ini adalah pertarunganmu denganku."
Shan lagi-lagi tersenyum oleh gaya sok kuat yang ditunjukan Jinan di ujung nyawanya.
"Kau sadar tidak, rambut merahmu yang menjijikan itu, sekarang lebih menjijikan lagi. Seperti Gengster tahun 90'an. Selera fashion-mu benar-benar kuno. Walau pun kau menggembar-gemborkan ingin bergabung pada salah satu Organisasai Gengster Triad. Tapi apa yang aku dapat sekarang? Lemah!"
Rambut Jinan berwarna merah menyala, dengan tatanan pomade berfolum di bagian atas, seperti gaya Elvis Presley* yang terkenal. Gaya lama para anggota gengster masa lalu. Namun Jinan sangat bangga dengan hal itu. Ia selalu mengatakan bahwa ia cocok dengan potongan ini, dan ingin terus menggunakannya sampai ia dapat masuk ke dalam Organisasi Triad.
*(Triad gengster mirip yakuza, tapi ada di cina)
"Aku tidak lemah Shan. Akan aku buktikan, bahwa aku layak bergabung dalam Organisasi Triad. Dengan cara mengalahkanmu terlebih dahulu. HYAAAAA...."
Jinan langsung menerjang dan hampir memberikan pukulan ke pihak lawan kalau saja Shan tidak menghindar dan langsung memberikan pukulan keras ke tengkuk Jinan.
Jinan yang mendapat pukulan telak langsung tersungkur di lapangan.
Shan mengijak kepala Jinan dengan satu kakinya, lalu mengumandangkan kemenangan.
"MULAI SAAT INI, GENG ANGASA ADALAH PENGUASA SMA DI KOTA XIULOAN!"
"YEAH!!" Tiga orang teman Shan yang lain bersorak dengan kebanggan.
"Kata siapa?"
Tiga sosok baru berjalan perlahan dari pojok lapangan. Menunujukan diri mereka pada dunia.
Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR SKY (Gangster of High School)
AcciónSeorang anak yang selalu dibully di SMA, secara bertahap menjadi Raja terakhir yang melegenda. Tian Yi. Memimpin dalam bayangan, tersembunyi. Hanya akan muncul di saat-saat yang berbahaya. Book 1 cup.chocochip