Chapter 9

22 2 2
                                    

Cerita hanyalah karya fiksi mohon tidak dibawa ke rl
enjoy😉

1 bulan sudah berlalu sejak kejadian pertarungan Fikar dengan Riki. Kini kondisi Fikar sudah membaik, Fikar tidak lagi memakai perban di kepalanya. SMA 69 Surabaya juga sudah menyelesaikan ujian sekolah.

Kegiatan Fikar selama 1 bulan hanya bersantai di rumah, karena memang Fikar tidak tahu ingin melakukan hal apa, setelah ia dikeluarkan dari SMA 69 Surabaya.

"Anj*ng lah, bosen gua di rumah Mulu" ucap Fikar.

"ngopi, ngudud, makan, tidur. Gitu-gitu aja tiap hari"

saat Fikar sedang menggerutu, ia mendapat telfon dari Haikal. Fikar pun mengangkat telfon dari sahabatnya.

"Hah, Napa?" ucap Fikar.

"Oi kar, lu dimana?"

"Dirumah lah bego, pake nanya lagi"

"Iya sih, lu dirumah Mulu selama gua ujian"

"Napa telfon? nanti nongkrong
dirumah gua lagi?"

"kaga, kali ini ga nongkrong di rumah lu"

"terus?"

"ada lah, pasti lu suka"

"Dimana?"

"Udahlah, nanti gua jemput Ama Reza"

"jam berapa?"

"Jam 6, beres solat mahgrib,gua otw"

"hm oke"

"Yaudah, assalamualaikum"

"waalaikumsalam"

telfon terputus

"Kemana lagi tuh anak ngajakin gua" ucap Fikar.

"Beli bensin dulu lah"

Fikar mengambil kunci motornya lalu berjalan menuju motornya, menyalakan mesin dan pergi untuk membeli bensin.

skipp


Malam harinya Fikar kini berada di teras rumahnya, menunggu kedatangan Haikal dan Reza.

"Lama amat anj*ng dua batangan ini" gumam Fikar.

"lumutan gua nungguin mereka berdua"

Tak lama kemudian Haikal dan Reza sampai di rumah Fikar, mereka berdua memakai pakaian ala suporter bola.

"Datang juga kalian. Tapi, Napa kalian make outfit kayak mau ke stadion bola anj*ng" ucap Fikar.

"Ganti baju lu, kita ke stadion" ucap Reza.

"Hah? kita nonton bola?"  ucap Fikar yang kaget mendengar ucapan dari Reza.

Missing Piece Of The Puzzle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang