Chapter 7

22 5 1
                                    

Cerita hanyalah karya fiksi mohon tidak dibawa ke rl
enjoy 😉

pov Reza

"Assalamu'alaikum Reza pulang" ucap Reza.

"Waalaikumsalam, darimana bang?" ucap Linda.

"Nginep di rumah Fikar kemaren"

"Oo pantes kemarin gua cari kaga ada, yaudah sana makan bang, bapak udah masakin"

"Udah makan di warung Bu indah tadi"

"Yaudah Linda ke kamar dulu"

Reza pun memutuskan untuk merokok di teras rumahnya.

"Perasaan gua kok ga enak ya soal Fikar" batin Reza.

"Apa gua ikutin aja ya, takutnya ada apa-apa"

Reza pun mengambil kunci motornya dan tak lupa untuk ijin ke Linda.

"Dek Abang keluar bentar" ucap Reza.

"Mau kemana lagi sih bang? baru juga balik" ucap Linda.

"Ada urusan bentar"

"Yaudah hati-hati bang"

Reza pun menyalakan mesin motornya lalu menancap gas untuk mencari keberadaan Fikar.

Di perjalanan dia melihat Fikar yang masuk ke bangunan kosong lalu memarkirkan motornya. Reza menjaga jarak agar tidak terlihat oleh Fikar.

"Ngapain tuh anak masuk ke bangunan kosong, gua harus kabarin haikal" batin Reza.

pov Reza end

Fikar yang sudah memarkirkan motornya lalu masuk ke bangunan kosong itu dan naik ke lantai paling atas. Setelah sampai ke lantai paling atas, Fikar yang sudah ditunggu oleh sekumpulan orang menyambut kedatangan Fikar.

"Akhirnya datang juga" ucap seorang pria.

"Apaan nih, katanya satu lawan satu? kok bawa satu kampung?" ucap Fikar.

"Gausah bacot, ayo kita lanjutin"

"Kalo kalah jangan bawa kroco lu yak" ucap Fikar.

"Cih, gaakan"

Flashback on

saat mereka sedang nongkrong di teras rumah Fikar dan bernyanyi bersama, Fikar menerima sebuah pesan dari nomor yang tidak ia kenal.

ting~ suara notifikasi dari hp milik Fikar.

"nomer siapa nih" batin Fikar.

"nomer siapa nih" batin Fikar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Missing Piece Of The Puzzle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang