Chapter 5

32 5 0
                                    

Cerita hanyalah karya fiksi mohon tidak dibawa ke rl
Enjoy :)

Pagi hari di rumah Fikar, Tiga sekawan berada dalam mimpi mereka masing-masing terganggu oleh suara alarm dari hp milik Fikar. nada dering dengan lagu favorit Fikar yakni "Sambut hari esok" dari band over distortion. Fikar pun bangun lebih dahulu dibandingkan teman-temannya.

"hoamm.....Jam berapa nih" ucap Fikar yang menguap sembari mengambil Hp miliknya.

Jam menunjukkan pukul 8 pagi.

"Woy kal,Za bangun anj*ng, udah pagi" ucap Fikar yang membangunkan kedua temannya.

Namun kedua temannya tak juga bangun.

"Gini amat anj*ng, punya kawan kebo" batin Fikar.

Fikar akhirnya memilih untuk merokok di teras rumahnya.

crekk crekk - author bingung mau gimana suara korek nya 🗿

fyuhh.....

"hm... kayaknya ada yang kurang" ucap Fikar, lalu ia mengambil sesuatu ke dalam rumahnya.

"Ini dia. paket lengkap inimah"

"Nikmat mana yang kau dustakan" ucap Fikar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nikmat mana yang kau dustakan" ucap Fikar.

saat Fikar bersantai, terlihat pak pandri yang sedang menyiram tanaman di halaman rumahnya. beliau merupakan tetangga Fikar, rumahnya tepat di depan rumah Fikar, di seberang jalan.

"Pak, Monggo ngopi" ucap Fikar.
translate: pak mari ngopi.

"Eh nak Fikar. kebiasaan ya ngopi pagi-pagi" ucap pak pandri.

"Hehehe, biasa pak anak muda" ucap Fikar.

"Pak, mau rokok ga?" ucap Fikar menawarkan rokok kepada pak pandri.

"Emang boleh?" ucap pak pandri meyakinkan tawaran dari Fikar.

"boleh lah pak, biasanya juga bapak nawarin saya" ucap Fikar.

"Yaudah deh, kalo kamu maksa" ucap pak pandri lalu ia menghampiri Fikar.

"Ini pak, rokoknya"

"Waduh, rokoknya malboro nih, biasanya rokok Magnum" ucap pak pandri.

"Hehehe iya pak, lagi pengen aja, soalnya kemarin nongkrong sama temen disini"

"Mereka nginep di rumah kamu?" tanya pak pandri.

"Iya pak, mereka masih tidur" ucap Fikar.

Disaat Fikar dan pak pandri mengobrol, pintu rumah Fikar dibuka oleh seorang. itu adalah Reza, yang sudah bangun dari mimpi indahnya.

"pagi om" ucap Reza yang masih setengah sadar.

Missing Piece Of The Puzzle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang