Satu

51.5K 117 0
                                    

Mau kemana lo??”

Doni langsung menoleh pada temannya—Ilham, yang sedang duduk di dalam ruang organisasi.

“Ngapelin pacar.”

“Bucin amat.”

“Iri, Pak?” kekek Doni. “Makanya nyari pacar biar gak jomblo mulu!”

Ilham mendengus. “Lupa kalo cewek yang gue suka udah nikah?”

“Duh sadboy!” ledek Doni tertawa.

“Dahlah keluar aja dari sini,” usirnya.

“Dih ngusir,” dengus Doni. “Ini emamg mau keluar kalii.”

“Hati-hati awas nabrak orang!”

“Dih anjir, “ kekeh Doni keluar ruangan.

Doni berjalan melewati lorong-lorong, tersenyum ramah saat bertemu banyak orang.

Saling menyapa seperti orang yang akrab padahal kenal saja tidak.

Saat berjalan mendekati kelas Kia, Doni justru tak sengaja melihat kekasihnya itu masuk ke dalam perpustakaan yang ada di sebrang tempatnya berdiri.

Seringai tipis muncul disana, bersiul menggoda, Doni langsung berjalan cepat menuju perpustakaan.

Masuk ke dalam, Doni menyapukan pandangannya menatap sekitar. Bersiul lirih tanpa menganggu, kakinya membawa dia menuju rak paling belakang.

Doni tau, pasti rak itu yang di tuju kekasihnya.
💅💅💅

Banyaknya tugas membuat Kiara muak sendiri, rasa-rasanya dia lebih memilih menghabiskan waktu sepanjang hari bersama Doni diatas ranjang.

Mengetuk kepalanya dua kali, Kiara menggeleng capet, membuang pikirannya yang justru semakin kacau terkontaminasi kemesuman Doni.

“Fokus lagi kuliah, Kia.” Serunya pada diri sendiri.

Kiara mendongak, menatap buku-buku yang dia butuhkan selalu ada di rak paling atas.

“Kenapa sih selalu diatas, udah tau aku itu pendek.” Dengusnya mencabik kesal.

Mencoba berjinjit, Kiara mengulurkan tangannya, tetap berusaha sampai mulai berkeringat tapi tetap saja dia tidak bisa menggapainya. Kiara berdecak pinggang, meniup poni dora nya karena kesal dan lelah.

“Ih gak nyampe!”

Berdecak beberapa kali, akhirnya Kia mempunyai ide, yaitu memanjat rak buku tersebut. Berpegang pada kayu bagian samping, Kia mulai menaiki rak bagian bawah lemari.

“Udah tau mahasiswanya banyak yang pendek, harusnya kan di sediain bangku!” dumelnya sendirian.

Kia tersenyum senang saat sudah bisa menggapai bukunya, mengambil salah satu dan hendak turun. Tapi, saat hendak menurunkan kaki, sebuah tangan melingkar di perutnya. Mengangkat tubuhnya sampai melayang dan menurunkan secara perlahan.

“Selamat pagi...”

Tanpa bertanya pun Kia tau kalau itu kekasihnya.

Kiara memutar tubuhnya, tersenyum senang menatap Doni ada di depannya. Mengalungkan tangannya di leher sang kekasih, cewek itu berbisik pelan.

“Ini udah siang,” bisiknya diakhiri kekehan pelan.

Doni ikut tertawa, memajukan wajah cowok itu memagut lembut bibir milik Kiara. Cewek itu mendelik kecil, memukul dada Doni meminta untuk di lepaskan.

“Nanti ada yang liat, Idhan!”

Doni menyengir pada Kia. “Maaf, gak bisa nahan aku tuh kalo sama kamu.”

DOKIA (DONI DAN KIARA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang