Hampir seminggu Heeseung tidak terlihat, Suyeon bahkan mencoba menghubunginya namun tidak kunjung mendapat balasan.Setelah mengaku jadi kekasih, sekarang laki - laki itu malah menghilang tanpa meninggalkan jejak.
Suyeon sempat mencoba menghubungi Riki, namun ternyata Riki sedang berada di Jepang saat ini.
Tidak ada kabar tentang Heeseung sama sekali, Suyeon jadi cemas. Apakah dia sedang ada masalah?
Suyeon berjalan keluar dari gedung fakultasnya dengan sendu, Ia tak berhenti memikirkan Heeseung.
Selama perjalanan pulang pun, Suyeon banyak melamun dan sesekali mengecek ponselnya, barangkali ada notifikasi pesan dari Heeseung, namun nihil.
Ia hampir sampai dirumahnya, namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah mobil mewah terparkir didepan rumahnya.
Seseorang keluar dari bangku sopir mobil itu dan menghampiri Suyeon.
"Nona, Tuan Lee ingin bicara dengan anda sebentar. Bisakah kau masuk kedalam mobil?" Ucap pria yang Suyeon duga adalah seorang sopir sekaligus pengawal.
Suyeon mengernyitkan alisnya, Tuan Lee?
"Ini menyangkut Lee Heeseung, nona." Ucap pria itu meyakinkan.
Suyeon pun akhirnya mengiyakan dan masuk kedalam mobil dan duduk disamping seorang pria paruh baya yang pernah dilihatnya, seseorang yang menampar Heeseung beberapa kali didepan rumahnya.
"Kau pasti tahu dimana Ia bersembunyi, kan?" Tanya pria yang disebut sebagai Tuan Lee itu. "Dimana Lee Heeseung sekarang?"
"Saya tidak tahu," Jawab Suyeon singkat. Ia berusaha tidak banyak bicara untuk menghindari kesalahan.
"Aku tahu kau punya hubungan istimewa dengan anakku, dia sering menginap disini, kan?" Pria itu berbicara tanpa sama sekali melirik Suyeon. "Kau kekasihnya?"
"Saya tidak punya informasi apapun tentang Heeseung, tuan." Ucap Suyeon berusaha tetap tenang.
"Dia sampai masuk ke jurusan yang tidak jelas, itu pasti karena dia mengikutimu." Pria itu melonggarkan dasinya. "Anak kurang ajar itu benar - benar bodoh seperti Ibunya."
"Tolong jangan bicara buruk tentang Heeseung meskipun anda adalah Ayahnya." Sahut Suyeon cepat.
Pria itu terkekeh, "Hah, sudah kuduga. Kalian sama - sama bodoh dan kurang ajar."
Suyeon sudah tidak tahan lagi, Ia hendak keluar dari mobil itu namun pintunya tidak bisa dibuka.
Terkunci.
"Padahal orang tua belum selesai bicara namun kau akan pergi begitu saja? Kau tidak tahu sopan santun, ya?" Ucap Tuan Lee kesal.
"Saya merasa tidak punya urusan dengan anda, tuan Lee yang terhormat." Suyeon sama sekali tidak terlihat takut.
"Aku benci sekali dengan anak - anak kurang ajar seperti kalian," Ucap Tuan Lee. "Cepat."
Tiba - tiba, seseorang yang bersembunyi di bangku belakang muncul dan membekap Suyeon dengan sebuah sapu tangan yang basah.
Suyeon berusaha memberontak namun orang itu juga mencekik lehernya, lama kelamaan Suyeon kehilangan kesadaran dirinya.
"Merepotkan sekali.." Tuan Lee membersihkan lengannya yang sempat tersenggol oleh Suyeon.
"Mari kita lihat apakah anak ini berguna untuk menjinakkan Heeseung." Ucap Tuan Lee yang kemudian memerintahkan sopirnya untuk membawa mereka pergi dari sana.
***
Suyeon perlahan membuka matanya dan mengumpulkan ingatan terakhirnya, Ia melihat ke sekeliling, sebuah kamar yang tidak dikenalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boyfriend - Heeseung
FanfictionPerempuan mana yang beruntung mendapatkan perhatian seorang Lee Heeseung? (slowburn type of story)