12. Fight me

108 14 2
                                    


Suyeon menghela nafas, Ia merasa canggung saat bertemu Heeseung karena kejadian kemarin. Apalagi Ia selalu berangkat ke sekolah bersama Heeseung dan Riki.

Sepertinya Heeseung sudah pulih, Ia terlihat baik - baik saja.

Suyeon merasa tidak adil, Heeseung pasti sudah tahu akan apa yang dirasakan Suyeon, tapi Suyeon tidak tahu apa - apa mengenai Heeseung.

"Kenapa kau melamun?" Minjeong menepuk pundak Suyeon, membuyarkan lamunannya.

Suyeon menggeleng, Ia bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi.

"Kau tahu, kemarin teman sebangku-ku, Aeri dicium oleh Jaemin dari kelas 11-3! Dan kalian tahu? Dia bilang kalau ciuman itu tidak berarti apa - apa!" Jimin mulai menggosip.

Minjeong dan Suyeon langsung melotot mendengarnya.

"Siapa yang berkata begitu?!" Sahut Minjeong.

"Jaemin! Memang laki - laki brengsek! Bisa - bisanya dia mencium temanku dan mengatakan kalau itu tidak berarti apa - apa!" Ucap Jimin kesal.

"Laki - laki memang seperti itu! Seenaknya mencium orang dan mengatakan kalau itu tidak ada artinya dengan santai dan tanpa dosa!" Minjeong ikut kesal.

"Memang bisa begitu, ya?" Suyeon akhirnya buka suara.

"Tentu saja! Makanya kita tidak boleh jatuh cinta dengan sembarang orang, apalagi dengan laki - laki brengsek yang hobi mengkoleksi wanita!" Seru Minjeong yang mendapat anggukan setuju dari Jimin.

Suyeon jadi gelisah mendengarnya, apakah kejadian kemarin juga tidak berarti apa - apa? Mengingat reaksi Heeseung yang terlihat biasa saja saat bertemu dengan Suyeon tadi pagi, sepertinya memang tidak berarti apa - apa.

Wajahnya perlahan memanas, Ia malu sekaligus kesal.

"Nam Suyeon!" Panggil seseorang dengan lantang.

Suyeon, Minjeong, dan Jimin menoleh, mereka melihat Yeji, Ryujin, dan Yuna yang berjalan menghampiri mereka.

"Kau tidak ingin minta maaf pada Ryujin?" Ucap Yeji dengan sinis.

"Sudahlah, Yeji-ya." Ryujin terlihat menahan temannya itu.

"Atas dasar apa Suyeon harus meminta maaf?" Sahut Minjeong tak kalah sinis.

"Dia yang mempermalukan Ryujin!" Sahut Yuna cepat.

"Mempermalukan?" Minjeong terkekeh.

"Kau bicara apa pada kedua temanmu?" Kini Jimin yang buka suara kepada Ryujin, Ia sudah diceritakan oleh Minjeong tentang kejadian nonton film kemarin.

"Kami tidak bicara pada kalian, lagipula apa Suyeon bisu? Tidak bisa bicara?" Tanya Yeji masih dengan tatapan sinis.

"Kau sudah menyuruh Ryujin untuk menggantikanmu dan tidak memberi tahu Heeseung, Heeseung jadi marah dan meninggalkan Ryujin sendirian disana seperti orang bodoh!"

Semua perhatian orang - orang di kantin itu pun tertuju pada mereka. Tak kecuali laki - laki yang mereka sebutkan, Heeseung.

Suyeon menatap Ryujin tidak percaya, sedangkan Ryujin hanya diam saat kedua temannya memfitnah Suyeon.

"Menyuruh? Hah, yang benar saja!" Sahut Minjeong muak.

"Jadi, kau akan tetap diam saja, Shin Ryujin?" Akhirnya Suyeon membuka suara, Ia menatap Ryujin dengan dingin.

"L-lalu, kau ingin aku berbuat apa? Kau yang merusak semuanya.." Sahut Ryujin tidak tahu malu.

Minjeong dan Jimin terlihat kesal, namun Suyeon menahan mereka agar tidak melakukan kekerasan.

Boyfriend - HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang