Bar & Boy - 2

260 38 4
                                    

Felix sampai pada tujuanya, lantai 20 kamar nomor 03

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Felix sampai pada tujuanya, lantai 20 kamar nomor 03. Ia menatap pintu dihadapanya cukup lama. Hanya tinggal menempelkan passcard pada key box lalu masuk.

"Ayo Felix. Ini hanya sex. kau hanya perlu masuk dan tidur denganya lalu dapat uang. Sangat mudah."

Felix menguatkan tekadnya, benar. Ini hanya sex, seperti yang pernah ia tonton pada salah satu website porno. Atau seperti kata beberapa temanya yang bekerja di bar bersamanya, bersetubuh hanya seperti itu. Mudah.

Ada rasa takut dihatinya, tapi kembali lagi ia membutuhkan uang itu segera. Pikirnya, Hyunjin tidak terlihat jauh lebih tua darinya, jadi ia merasa lebih percaya diri jika mereka pasti akan lebih mudah menyelesaikan ini.

BIIPP...

Pintupun ia dorong lalu melangkahkan kakinya memasuki ruangan. Felix memejamkan matanya sejenak. ruangan ini sungguh terang. Benar-benar terang, seperti semua lampu disetiap sudut ruangan menyala dengan watt paling besar.

"What took you so long?"

Hyunjin duduk di satu kursi dekat jendela kaca besar dengan segelas wine ditangan kananya.

Felix menelan ludahnya kasar. Ia tahu Hyunjin adalah pembelinya malam ini dan ia harus memuaskan lelaki dihadapanya ini. Tapi tidak pernah terpikir oleh Felix saat sudah berada diruangan yang sama hanya berdua seperti ini, ia akan merasa takut pada pemuda yang ia yakini tak jauh lebih tua darinya itu.

"Aku harus menyelesaikan shiftku, kau tau kan?"
Katanya sambil mencoba menenangkan diri.

"Strip."

"What?"

"Jangan membuatku mengulang!"

"Tidak tidak.. Tunggu! Maksudku aku baru saja masuk dan kau menyuruhku telanjang?"
Felix menanyakan hal itu tidak percaya, maksudnya tidakkah ada semenit dua menit untuknya bernafas atau setidaknya berbasa-basi?

Laki-laki dihadapan Felix kemudian berdiri, melangkah mendekat padanya yang masih berada diujung ruangan.

"Kau tentu sudah tau apa yang akan kau lakukan saat datang kemari, bukan? Felix?"

Felix sebenarnya sudah merasa ciut disana, ia masih sempat berpikir haruskah dirinya pergi saja dan tidak perlu melanjutkan ini? Tapi kembali lagi, ia butuh uang. Dengan cepat.

Mencoba menenangkan dirinya, Felix mengangkat wajahnya seolah ia adalah pelacur yang sudah memahami segalanya.

"Mana bayaranku."

HyunLix DrabblesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang