[ SHANKARA #02 ] ⚠︎ Mature themes, Contents kissing scene, and Bilingual.
When he closed his eyes, he saw only the shadow of his lover, who loved to colonize the contents of his head. Many men admirer her in secret, and Zakiel has the privilege of h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menurut Katherine Blocksdorf, pakar berkuda, olahraga berkuda bisa menjadi olahraga untuk tiga aspek sekaligus, yakni mental, fisik, dan spiritual. Artinya, olahraga ini layak dipertimbangkan untuk ditekuni karena sebanding dengan hasil yang didapatkan.
Zakiel mencuri Naleeya dari sang Ibu untuk seharian penuh, tentu setelah mendapatkan izin pergi dengan upaya besar, memberikan beberapa jaminan atas keselamatan Naleeya saat bersamanya. Dan, hal itu bukan semata-mata hanya omong kosong, tetapi perjanjian pada diri sendiri pula sudah terjalin. Zakiel berpegang teguh pada kalimatnya sendiri.
Dalam belasan tahun hidup. Ini pertama kali Naleeya berdiri dengan perasaan gugup setengah mati di dekat seekor kuda hitam yang perawakannya besar dan gagah. Perempuan itu meremas jari-jari tangan yang terbalut sarung tangan, mengepal erat sampai gemetar. Tampilan Naleeya kali ini jauh berbeda, terlihat lebih elegan dan berkelas mengenakan kemeja polo mesh lengan pendek biru tua, dipadukan dengan celana hitam yang sesuai dengan kegiatan kali ini. Juga beberapa perlengkapan lain yang harus dipakai.
Sementara Zakiel jauh lebih dari tampan dari biasanya, bukan berarti sebelumnya terlihat biasa, cowok itu memang mempesona disetiap saat, namun kali ini tingkat presentase ketampanan itu meningkat sampai batas maksimal. Naleeya sampai menatapnya tanpa berkedip dengan penampilan cowok itu sekarang, sejenak terkagum-kagum, Zakiel seperti seorang pangeran muda dari sebuah kerajaan, wajahnya benar-benar mendukung perumpamaan tersebut. Siapapun juga akan mempercayai jika Naleeya mengatakan kalau Zakiel adalah keturunan bangsawan.
Setelah banyak waktu terbuang dan kata-kata pendorong yang diberikan Zakiel, Naleeya lagi-lagi mencoba untuk membuang ketakutannya sementara waktu, tetapi masih belum cukup guna menimbulkan keberanian, demi apapun dia tak bisa, setiap kali dia ingin menaiki kuda hitam tersebut rasa takut dan waspada membuncah naik. Perempuan itu berkali-kali mengatakan ketakutan pada Zakiel, namun cowok itu lebih berulang kali menyakinkan dirinya, menyalurkan kepercayaan yang sulit Naleeya tolak. Zakiel dengan tatapan tajam terus membantu Naleeya untuk naik ke atas kuda dan duduk nyaman di atas pelana. Perempuan itu banyak diliputi keraguan dan hal-hal buruk. Gerakannya hati-hati dan ragu, terlalu banyak percobaan dan tetap gagal, Naleeya hampir menangis dan menyerah.
Zakiel menyembunyikan senyum, sekali lagi menyakinkan dengan caranya. Cowok itu menggapai wajah Naleeya yang memelas, kedua tangannya mengusap lembut di setiap pipi, menampilkan senyum yang kali ini terlihat menenangkan.
“Leeya, this will be easier if you give credence to me and yourself, okay?” Dia menginginkan Naleeya bisa dari usahanya sendiri, jika nanti keberhasilan masih kurang Naleeya dapatkan hari ini, maka Zakiel akan membantu dengan pilihan terakhir. Tanpa mengurangi rasa perhatian, Zakiel menuntun Naleeya. Dan, siapa sangka kalau Naleeya bisa langsung berada diatas punggung kuda dengan wajah tak percaya akan tindakannya sendiri, perempuan itu merekahkan senyum dan wajah takjub.
“Good job, my mistress.” Zakiel tak berusaha menyembunyikan kebanggaan. Dia balas memberi senyum, lalu ikut menyusul naik ke atas kuda dengan mudah dalam sekali gerakan dan memposisikan diri di belakang Naleeya. Tubuhnya yang besar cukup untuk membungkus tubuh mungil yang aroma manisnya menguar di penciuman lubang hidung.