"Kalau Mas Jovan jadi aku, Mas Jovan bakalan cemburu atau enggak?" tanyaku.
Tak pernah terbayangkan dalam kepalaku bahwa Mas Jovan benar-benar akan membereskan kekacauan yang terjadi di dapur kontrakanku. Seluruh cucian piringku dia cuci bersih. Lantai yang terkena banjir dadakan dari galon yang tumpah juga akhirnya dia pel hingga ke teras depan. Tak tanggung-tanggung, pria tampan dan rupawan ini juga memesankan sekotak pizza untuk kami santap di beranda rumah.
Terkadang, hidup ini terasa mudah dan menyenangkan untuk dijalani. Di suatu hari yang cerah, aku tak perlu memaksa diriku untuk mencuci piring dan beres-beres pulang. Dan seperti orang bule sungguhan, aku sarapan pizza dan sekotak ultramilk rasa coklat yang nikmat. Sungguh, nikmat mana lagi yang bisa kudustakan?
"Bukan cemburu lagi, detik itu juga langsung gue samperin terus gue hantam kepalanya."
"Kriminal dong."
"Lo pernah dengar kalimat ini? 'Terkadang, mencintai seseorang adalah sebuah kejahatan. Dan aku adalah bagian dari kriminalitas ketika aku mencintaimu.'"
Sontak, aku menoleh ke arah Mas Jovan dengan pandangan selidik. Namun, seseorang yang kutatap dengan penuh rasa penasaran ini, hanya menyengir lebar dan kembali mengisap rokoknya dalam-dalam. Ah, kurasa dia tak perlu menutup-nutupi kebebasannya itu lagi.
"Itu kalimat dari mana?"
"Dari buku harian yang pernah bapak tulis buat mama pas jaman-jaman mereka masih kuliah," ucapnya, sebelum akhirnya pemuda itu menelengkan kepala, lalu memandang langit dengan penuh selidik, "kalau lo bingung kenapa Sastra bisa sebucin itu sama Sahara, itu gara-gara dia anaknya Pak Suyadi." Detik selanjutnya setelah berkata demikian, Mas Jovan mengembuskan asap rokoknya dengan kuat ke udara.
"Serius?" tanyaku dengan penuh penekanan. Saking seriusnya, aku sampai melotot. Sementara di sebelahku, Mas Jovan mengangguk dengan sudut-sudut bibir yang terangkat tinggi.
"Gue sayang sama Malika, tapi sampai hari ini, gue nggak ngerti kenapa sampai ada orang yang mencintai pasangannya sampai sebegitunya. Seolah-olah, dia bisa ngasih dunia ini buat orang yang dia sayang," terang Mas Jovan, lantas mencomot sepotong pizza yang sejak tadi terhampar di atas meja, melahapnya dalam gigitan yang besar, kemudian mengunyahnya lamat-lamat.
"Emang Mas Jovan nggak bisa ngasih dunia ini buat Mbak Malika?" tanyaku, penuh keingintahuan. Sebab, setahuku Mas Jovan punya cinta sangat besar untuk kekasihnya itu, jadi lumayan aneh ketika aku mendengarnya bicara demikian.
"Gimana ya?" Pria jersey merah itu nampak menimang-nimang. Sepasang matanya yang berkilau itu terlihat memandang kejauhan. Lalu, sesaat setelah mengembuskan asap rokoknya, dia mendesis ringan, "Gue pengen bisa jadi seluar biasa itu buat dia, tapi gue sadar posisi anjir. Gue bisa ngasih atau melakukan sesuatu buat dia cuma sebatas kemampuan gue aja," paparnya.
Di sampingnya, aku menoleh dengan bibir mengerucut, kemudian mengangguk-angguk sebagai tanda bahwa aku memahami apa yang baru saja dia ucapkan.
"Tapi bukannya emang seharusnya gitu ya? Kita nggak perlu memaksakan diri untuk melakukan hal besar buat orang yang kita sayang. Kan sesuatu yang dipaksakan itu nggak baik."
"Iya, harusnya gitu. Tapi bapak sama abang lo yang satu itu beneran diluar nalar," ucapnya. Dengan bibirnya yang sibuk mengunyah pizza itu, dia menyerongkan posisi duduknya. Mengangkat sebelah kakinya ke atas kursi kemudian melanjutkan, "nih ya, lo bayangin, orang bego macam apa yang rela nahan sakit habis makan sandwich strawberry cuma gara-gara ceweknya dengan spesial bikinin itu buat dia? Cuma abang lo doang njir! Terus lo bayangin lagi, orang goblok macam apa yang rela jadi guru, padahal dia pengennya jadi musisi? Kasih sayang gue kayaknya nggak sejauh itu buat rela mati, atau merelakan impian terbesar gue buat seorang wanita."
![](https://img.wattpad.com/cover/373707663-144-k788659.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Extraordinary Kin SEASON 2 [PREVIEW]
Teen FictionDengan segala keterbatasan, Kin Dhananjaya memulai perjalanan untuk mencari tahu arti sebuah kedewasaan. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk keluar dari rumah dan memulai kehidupannya sendiri-di sebuah kota yang akhirnya kembali mempertemukannya den...