I. Manusia Sengklek

418 51 3
                                    


Hahhh... kira-kira sudah berapa lama aku disini?

Aku terjebak didalam kardus yang tertutup rapat, hanya bermodalkan lubang kecil sebagai ventilasi dan kain lusuh sebagai alas.

Aku dibuang, lagi. Ini sudah tuan ku yang ketiga. Tuan ku itu seorang wanita muda yang mungkin masih berumur 20 tahun, dia cantik, aku akui itu. Dia pertama kali menemukan ku saat aku sedang bokep (bobok cakep) di depan indoapril, padahal mah aku cuman numpang ngadem, tapi main di gotong ke kos'annya.

Dia memang cantik, tapi soal sikap jangan di tanya. Dalam kurun waktu sebulan mungkin tujuh cowok berbeda dia pacarin. Udah sering juga di labrak ibu kos, tapi masih aja main cowok.

Aku cukup nyaman disana, sampai aku tidak sengaja merusak hadiah pacarnya. Padahal itu cuman liontin yang permatanya lepas. Dia lebay banget, tapi emang keliatannya mahal sih, kotaknya tulisan LV gitu.

Lagi mens kali ya, makanya galak banget. TAPI MININAL DIKASIH BISKUIT ATAU APA KEK, LAPER NIH!

Aku meringkuk didalam kotak, perut laper, mana ni kain bau lagi. Pasti bekas lap kuah seblak.

"Ih kotak apaan nih? Jangan-jangan narkoboy lagi, atau uang terkejod?"

Suara asing menarik perhatian ku, sepertinya ada orang, kedengarannya cowok. Aku langsung mengeong dan mencakar-cakar kardus, berharap orang itu akan menolong ku.

Ayo manusia tolol! Bantu aku keluar dari sini!

Kardus itu sedikit bergerak, perlahan penutup kardus ini terbuka, "Lah, kucing?! Olololo, kamu di buang ya? Kaciannyaa."

Seorang pemuda bermanik biru safir mengangkat dan menggendong ku, dengan lembut mengelus bulu coklat ku yang sudah agak rontok ini. Pemilik ku yang sebelumnya keasikan main cowok mulu, mandiin seabad sekali.

"Ihhh lucu banget sih, jadi pengen tak ngap."

Sekilas senyum orang ini terasa mengerikan. Apa-apaan senyumnya yang mirip sikopat nyari mangsa itu?! Jangan-jangan dia kriminal yang lagi gabut?!

Dengan cepat aku meraung dan menolak dekapannya. Mending dikejar-kejar betina komplek sebelah dari pada sama sikopat begini!

"Anjing! Cing sakit cok! Bercanda doang, elah!" dia menjauhkan tubuhku yang menggeliat dari tubuhnya, tampak kesulitan memegang ku yang lentur nan langsing ini.

"Akh! Aduhh kuku lu sakit banget cing," cakar ku secara tak sengaja mengenai tangannya, membuat tangannya sedikit berdarah, "Ssshhhh, anjay perih. Itu kuku apa mulut emak gua? Tajem bet. Udah dong ngamuknya, gua bercanda bang, suer."

Orang ini terlihat sedikit kesakitan tapi masih memegang ku dengan baik. Ini membuat ku sedikit merasa bersalah padanya, kalau sama tuan ku yang kedua pasti aku udah di sapa Tomo si ikan lele kolam belakang rumah. Tiap kali bikin masalah, pasti dibuang ke kolam. Untung aku ini titisan atlet Asean games.

Aku diam sambil memperhatikan orang bermanik biru safir ini, dia juga tampak menunggu reaksi ku.

Hm, mungkin yang satu ini tidak buruk. Mana tau holang kaya, bisa makan royal canin tiap hari.

Aku menjilati lukanya yang kini masih sedikit berdarah. Kedengarannya emang jorok tapi aku ini kucing, ok?! Ini sudah normal di dunia perkucingan!

Orang itu diam sebentar, sebelum memekik keras bak seorang gadis, "IHHHHHHHH KAMU ANAK SIAPA??? KOK GUMUS SEKALI?! AYO SAMA OM."

Aku sedikit terlonjak kaget mendengar pekikan cemprengnya. Astaga, pekikannya lebih mirip pekikan burung tuan kedua ku! Berisik sekali!

"Nama gua Taufan! Reano Taufan! Inget ya cing, mulai sekarang gua babu lu!"

Mata orang itu berbinar cerah.

Taufan, ya.

















Mungkin kali ini akan sedikit berbeda.

Chapter I: Ketemu Manusia Sengklek. Done.

A/N: Ada yang mikir kita lagi di POV manusia setengah kucing? Nope! Kita bener-bener ngebaca isi hati si ucing ganteng, Halilintar!
Inspirasinya sendiri ngambil dari "Saya Ayam Saya diam", tertarik aja gitu bikin POV hewan. Btw gua gabut aja sih, gak tau mau dilanjut apa enggak. Sekian, see you in the next chapter!

The Cat's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang