Aku dan kucing berjenis siamese di hadapan ku saling mengirim tatapan permusuhan.Setelah Thorn memperkenalkan kami berdua kami ditinggal dikamar Taufan sedangkan tiga manusia otak simpanse itu sibuk dengan gosip panas mereka.
Kucing bernama Solar ini SANGAT AMAT menyebalkan.
"Hoi kucing kampung, kenapa kau terus menatap ku? Huh? Aku tau aku tampan, kau tidak perlu terpesona begitu."
Perasaan aku yang tuan rumah disini, kenapa sikapnya yang kurang ajar?
"Aku punya nama dasar tidak tau adab, sopan sedikit ketuan rumah. Apa ibu mu tidak mengajari hal itu?"
"Aku tidak punya ibu."
"Sama dong, ibu ku mati dua minggu setelah aku lahir."
"Ibu ku dijual duluan, aku bahkan tidak tau wajah ibu ku."
"Ck, miris."
Kami kemudian diam dan masih saling menatap.
Kenapa malah ajang adu nasib gini? Kan rencananya mau keliatan keren.
"Cih, siapa yang peduli soal nama dan tata krama. Aku hanya beradab pada mahluk yang harus ku hormati."
Aku memutar mata ku malas dan berbaring di kasur Taufan. Heran, Thorn kok mau melihara mahluk modelan begini. Mending dituker sama aku. Taufan gak bakal nyadar kok, celananya kebalik waktu ke pasar aja dia gak nyadar.
"Terserah mu, apa peduli ku."
Dari pada buang-buang waktu, lebih baik aku menikmati kesempatan untuk tidur siang. Terimakasih pada manusia muka preman satu itu yang cukup peka soal perasaan ku, mungkin karena tingkahnya mirip binatang, makanya peka.
Hahh.. akhirnya tidur siang cinta ku. Setelah sekian banyak penderitaan dari tiga satwa liar itu!
Selamat tidur.
"HEY JANGAN ABAIKAN AKU DASAR SIALAN!"
Baru juga mata ku terpejam Solar si kucing biadab itu malah melompat kearah ku.
"KANJUT!!"
TUHAN HALI LELAH!!
.
.
.
Aku dan Solar sekarang sama-sama duduk diatas meja, sementara dihadapan kami Taufan sedang menatap dengan wajah penuh selidik.
Aku dan Solar berkelahi.
SALAHKAN DIA!
Dia duluan yang melompat kearah ku, aku hanya membalasnya.
"Hali gua tau isi pikiran lu."
Ck, Taufan pekanya kenapa sekarang coba.
Oh, kalau kalian bingung kenapa cuman Taufan. Waktu kami berkelahi mereka bertiga langsung lari kekamar Taufan, dan si muka preman dengan sok keren langsung turun tangan berujung wajahnya jadi samsak kami berdua. Dia beruntung Taufan langsung mengangkat kami sebelum wajahnya tidak berbentuk dan sekarang Thorn sedang mengobati manusia sok pahlawan satu itu.
Kami berdua disidang diruang tamu, dengan bulu yang berantakan dan bekas cakar dimana-mana. Tentu saja aku yang unggul, heh, kucing petarung MMA begini ditantang sama kucing yang kerjaannya makan royal canin. Mana maen.
"Lin."
Haik, siap salah paduka.
"Ini semua salah mu dasar kucing liar! Bagaimana pendapat betina-betina ku nanti kalau idola mereka terluka begini."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cat's Diary
FanficNama ku Hali, seekor kucing jantan yang jadi incaran banyak betina. Walau hanya kucing kampung biasa, entah kenapa sampai kucing anggora desa sebelah juga tergoda. Aku punya tuan, namanya Taufan. Tuan ku itu agak aneh. Kadang kalau aku tidur tiba-ti...