2. Autumn Prey

1.3K 152 64
                                        


Evie mengalungkan tasnya ke pundak dan keluar dari kamar setengah berjingkat.

Henry baru saja pulang dan barusan ia mendengar pintu dibanting keras. Artinya pria itu sudah masuk ke kamar untuk tidur.

Evie tahu pria itu pasti mabuk dan mengusik pria itu sama saja dengan membangunkan seekor singa. Evie tidak ingin melakukannya. Ia sudah memiliki cukup banyak bekas luka karena apa yang dilakukan pria itu, ia tidak butuh tambahan.

Yatim piatu dan tidak memiliki siapapun, Henry adalah pria yang ditugaskan oleh negara untuk menjadi walinya hingga ia berumur 18 tahun. Yang akan jatuh seminggu lagi.

Evie sudah tidak sabar untuk segera bisa keluar dari shit hole itu dan memulai babak baru hidupnya. Dengan tabungan yang dikumpulkannya dari bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah bar, ia mungkin bisa menyewa sebuah apartemen sederhana setelah ini. Atau bahkan pindah ke kota manapun yang ia mau. Jauh dari LA. Jauh dari Henry.

Angin malam musim Agustus yang dingin menabrak wajah Evie begitu ia membuka pintu gedung apartemen kumuhnya dan keluar.

Truk kesayangan Henry terlihat terparkir di depan. Mengkilat dan menjadikan tempat parkir apartemen mereka yang kumuh menjadi janggal.

Entah berapa kali Evie membayangkan menusuk ban mobil mengkilap itu dengan pisau dapur atau menggores catnya yang mengkilap dengan kunci. Pasti memuaskan melihat benda berharga milik Henry rusak di tangannya. Seperti yang sering dilakukan Henry kepadanya.

Tapi tentu saja Evie tidak melakukannya. Henry akan menghajarnya habis-habisan jika sampai ia berani.

Demi Tuhan, Evie benar-benar membenci Henry. Ia sudah mencoba melaporkan apa yang dilakukan keparat itu kepada petugas social service, bahkan polisi, tapi tidak ada satupun yang menganggapnya serius. Semua menganggapnya pembohong dan anak berandalan bahkan ketika ia harus dilarikan ke rumah sakit dalam keadaan babak belur dan penuh oleh darah. Semua lebih percaya akan berita bohong Henry yang mengatakan bahwa ia terluka karena pergi pesta dan mabuk-mabukan dengan berandalan di sekitar apartemen daripada kenyataan bahwa pria itu baru saja menghajarnya habis-habisan dan memperkosanya.

Well... life is not fair. Get fucking used to it.

Menyusuri jalanan LA yang basah habis hujan, Evie menarik jaket yang dikenakannya sambil melirik ke arah jam tangan. Masih pukul 6:30 malam. Shift nya baru akan dimulai jam 8. Masih ada banyak waktu untuk mampir ke toko buku yang baru buka di dekat tempat kerjanya.

Teman-temannya mengatakan bahwa toko buku itu memiliki koleksi yang lengkap dan bahkan ada cafe dan perpustakaan di dalamnya untuk pengunjung membaca buku secara gratis. Tentu saja ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan seperti itu.

Sebuah mobil yang menderu terdengar mengikuti langkah Evie dari belakang.

"Hei, Evie!"

Evie mengenali suara itu. Gabriel. Salah satu teman sekelasnya.

Pura-pura tidak mendengar, Evie mengeratkan pegangan tangannya ke tas yang ada di pundak dan mempercepat langkahnya. Tapi ketika mobil itu menyalip dan tiba-tiba naik ke trotoar memotong langkahnya, mau tidak mau Evie terpaksa berhenti dan menoleh.

Gabriel melebarnya senyumannya. Pria itu duduk di dalam mobil dengan rambut tersisir rapi dan wajah segar seakan habis mandi. Jaket varsity sekolah mereka terpasang di badan kekar pria itu terlihat licin tanpa kerutan.

Diakui Evie, Gabriel adalah pemuda yang tampan. Kapten football di sekolah dan incaran semua cheerleader, Gabriel adalah senior paling populer Loyola High School. Jadi wajar jika pria itu juga adalah seorang asshole.

Savage [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang