ִֶָ𓂃 ࣪˖ 🕊️་༘࿐
Sev masih ingat terakhir kalinya ia melihat River Black, ayahnya. Ia masih berumur 18 tahun ketika itu. Pria itu sedang duduk di meja makan dengan kertas di tangan, membaca sesuatu dengan wajahnya yang dingin. Ibunya sedang berdiri di dekat kompor dan memasak.
Pancakes dengan saus blueberry.
Sev masih ingat wanita itu menawarkan sepiring untuknya yang tentu saja ditolaknya.
"Sorry, mom," ia ingat ia berkata ketika itu. "Aku sudah sangat terlambat. Franco sudah menunggu di depan."
Ia mencium kening ibunya dan bergegas keluar tanpa berkata apa-apa kepada ayahnya.
Jika saja ia tahu itu adalah hari terakhirnya bertemu dengan sang ayah dalam keadaan hidup, mungkin ia akan... entahlah... Sev juga tidak yakin apa yang ingin dilakukannya.
Bukannya ia membenci ayahnya. Seperti pria Black lain, ayahnya memiliki iblis untuk ditaklukkan. Di hari baik, pria itu akan bersikap layaknya seorang ayah idaman. Bermain dengan anak-anaknya, mengajak keluarganya pergi piknik dan jalan-jalan ke pantai. Namun di hari buruk, pria itu akan memperlakukan mereka layaknya tong sampah. Zade menerima yang paling parah sebagai anak sulung. Beban yang diletakkan ke pundak Zade oleh ayahnya mungkin adalah yang membuat kakaknya menjadi seperti sekarang. Seorang perfeksionis psychopath.
Dirinya sementara itu, ia hanyalah sebuah kekecewaan bagi ayahnya.
Sev melihat lagi ayahnya malam itu. Sudah terbujur kaku di atas meja otopsi rumah sakit dengan luka tembak di sekujur tubuh. Satu yang menembus pelipis diharapkan oleh Sev sebagai luka tembak pertama yang didapatkan pria itu.
Berita datang dari New York tak lama, mengatakan bahwa pamannya, Redmond Black, juga terbunuh dengan cara yang sama.
Semua berubah mulai malam itu. Stone menghubungi dan mereka membuat sebuah perjanjian.
Mereka akan menggunakan cara apapun untuk bisa membalaskan dendam keluarga mereka dan tetap berada di atas. Mereka akan ditakuti. Mereka akan menjadi pria-pria yang tidak tersentuh.
Dan delapan tahun kemudian, mereka berhasil.
Kekejaman dan kebengisan cocok untuk mereka bertiga. Dan kini mereka sudah mencicipi bagaimana rasanya berada di atas, mereka menyukainya.
Semua yang mereka lakukan beralaskan darah dan teror. Mereka akan mengontrol dengan rasa takut dan rasa sakit dan tidak ada yang berani berhadapan dengan mereka.
Mereka sudah mengambil alih LA dan New York, dan tidak ada yang berani mengusik mereka di kedua kota itu. Meski demikian, Sev tahu bahwa mereka tidak bisa lengah. Berada di atas artinya ancaman akan datang dari segala arah.
Tapi tidak masalah.
Tidak peduli siapa yang mencoba, tidak peduli berapa nyawa yang harus mereka akhiri, Sev akan memastikan bahwa tidak ada yang akan meremehkan mereka.
Simbol tato beruang yang mereka semua kenakan adalah segalanya. Semua yang mereka lakukan penuh dengan darah dan sebagai yang termuda, Sev memiliki reputasi yang harus dijaga.
***
***
Savage Black menarik satu hisapan panjang rokoknya sambil memutar bola mata ke arah Franco.
Orang kepercayaan sekaligus teman baik Sev sejak masih SMA itu mengedikkan bahunya.
"Kebanyakan mengotori dirinya sendiri ketika kau melakukannya, Sev" pria itu menjawab. "Kau tahu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Savage [TAMAT]
RomanceBuku ke 3 dari serian Black|| Mafia Story|| Dewasa, sadis, 18+|| Savage 'Sev' Black. Termuda dari ketiga Black bersaudara, semua mengatakan bahwa Sev adalah yang paling tidak terkontrol dari ketiganya. Paling impulsif, paling sulit ditebak, dan be...