Buku ke 3 dari serian Black|| Mafia Story|| Dewasa, sadis, 18+||
Savage 'Sev' Black.
Termuda dari ketiga Black bersaudara, semua mengatakan bahwa Sev adalah yang paling tidak terkontrol dari ketiganya.
Paling impulsif, paling sulit ditebak, dan be...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Evie baru saja selesai dengan shift malamnya dan sedang berbenah di ruang belakang ketika Jerry datang dengan membawa sesuatu di tangan.
"Hei, Kiddo," pria itu memanggil. "Ada sebuket mawar dan kado untukmu."
Bingung, Evie menatap Jerry selama beberapa detik sebelum sadar bahwa pria itu berbicara dengannya.
"Apa? Untukku?"
"Ya." Jerry menyodorkan benda yang ada di tangannya. "Nih."
Evie mengalihkan pandangannya ke benda yang ada di tangan Jerry. Selusin mawar itu terlihat mekar dengan sempurna, seakan dipetik tepat ketika sedang di puncak keindahan, dan kado itu, dibungkus dengan rapi menggunakan kertas dan pita berwarna merah tersimpul di atasnya.
"Siapa yang mengirimiku buket mawar dan kado?"
Jerry mengedikkan bahunya. "Entahlah. Seorang kurir datang mengantarkannya dan mengatakan bahwa ini untukmu. Here, take it."
Evie meraih buket dan kado berbungkus kertas warna merah itu dengan alis berkerut. Tidak ada kartu ucapan atau nama pengirim sama sekali di keduanya yang membuat kebingungan Evie kian bertambah.
"Thanks, Jer."
"Seseorang sepertinya diam-diam memiliki penggemar," Jerry berkomentar sambil tertawa dan berjalan kembali ke depan.
Kembali sendirian di ruang belakang, Evie mengamati kedua benda di tangannya selama beberapa saat sambil bertanya-tanya. Siapa kira-kira yang mengirimkan buket bunga dan kado untuknya? Malam-malam begini apa lagi. Apakah orang itu salah kirim? Atau jangan-jangan ini adalah sindikat yang menyalahgunakan alamat tidak dikenal sebagai tempat pengiriman narkoba? Ia pernah mendengarnya di berita beberapa hari yang lalu. Siapa tahu ini adalah salah satunya.
Evie menggigiti bibirnya sendiri.
Ah, screw it.
Buket bunga mawar merah terlalu indah dan mahal untuk sesuatu yang mencurigakan. Dan kado dengan kertas merah berpita beludru itu terlihat begitu mewah dan berkelas. Tidak mungkin seseorang menghabiskan waktunya membungkus narkoba dengan rapi sampai memberi pita.
Evie meletakkan buket mawar ke atas meja sebelum membuka bungkus kado. Ia melakukannya dengan berhati-hati. Menarik pitanya perlahan sebelum mengupas isolasinya satu persatu. Ketika kertas pembungkus akhirnya terbuka, kebingungan Evie makin memuncak.
What the hell?
Evie meraih benda itu dan mengamati.
Buku?
Siapa yang mengiriminya kado buku malam-malam begini? Dan siapa yang tahu bahwa buku itu adalah buku yang ingin dibelinya?
Sebuah dentingan dari ponsel yang ada di tasnya terdengar.
Evie meletakkan buku itu di atas meja dan meraih ponselnya. Sebuah pesan singkat dari nomor yang tidak dikenal.
Nomor tidak dikenal: [Apakah kau menyukai hadiahku, Little Dove?]