TRIGGER WARNING!
***
Menyelinap melalui kerumunan pengunjung bar yang penuh, Evie meraih gelas-gelas kosong yang ada di atas meja sambil mencoba untuk tidak menarik perhatian. Untung, dengan tubuhnya yang pendek dan caranya menjaga kepalanya agar tetap menunduk, Evie hampir tidak terlihat.
Seorang pria dan wanita muda terlihat sedang merayakan sesuatu di salah satu meja yang sedang dibersihkannya. Ulang tahun atau anniversary mungkin. Mereka terlihat seperti sepasang kekasih. Ada sebuah kado di depan sang wanita sementara keduanya saling berpelukan dan mengambil selfie. Wanita itu terus-terusan tertawa dengan suara nyaring sementara sang pria menciumi pipi dan kening wanita itu bergantian dalam setiap foto.
Sungguh bahagia.
"Eh, permisi, miss!" Sang wanita itu tiba-tiba memanggil Evie. "Apakah kau keberatan mengambil foto kami berdua? Ini adalah anniversary kami dan aku ingin memiliki foto yang jelas di tempat kami saling jatuh cinta. Kami bertemu di bar ini dan langsung tahu pada pandangan pertama bahwa kami berdua adalah soul-mate."
"Oh, selamat anniversary, dan tentu saja aku tidak keberatan," Evie tersenyum dan meletakkan baki gelas kotornya ke atas kursi ke lantai sebelum meraih ponsel dari tangan wanita itu.
"Ok, kalian siap?" Evie bertanya sambil mengangkat ponsel.
Keduanya segera merapatkan diri, tertawa dan saling berciuman.
Kilauan cahaya dari lampu-lampu di bar menambah kesan glamor pada foto mereka.
"Cheese!" Evie berkata dan dengan cepat memotret beberapa kali.
Setelah beberapa jepretan, Evie mengembalikan ponsel itu. "There you go. Semoga hasilnya bagus."
Keduanya langsung menunduk untuk mengamati dan berkomentar sambil tertawa.
"Ini sempurna!" wanita itu berkata sambil menyelipkan beberapa dollar ke tangan Evie sebagai tip. "Terima kasih."
Berterima kasih kembali, Evie tersenyum dan memasukkan tip yang baru diterimanya ke dalam saku.
Suara tawa wanita itu masih terdengar ketika Evie meraih baki gelas kotornya dan berjalan ke belakang. Meski mencoba untuk tidak terlihat cemburu, tapi Evie cemburu. Jangankan kekasih, ia bahkan tidak pernah membiarkan siapapun terlalu dekat dengannya.
Tembok yang dibangunnya selama ini adalah untuk melindungi dirinya sendiri, tapi bukan berarti ia menyukainya.
Ketika masih kecil, tembok itu ada untuk memastikan tidak ada teman di sekolahnya yang tahu bahwa ia adalah anak foster. Buangan dan tidak diinginkan.
Setelah tinggal dengan Henry, tembok itu ada untuk melindunginya agar tidak ada yang melihat bekas lebam dan memar di tubuhnya. Hal terakhir yang diinginkannya adalah dicap sebagai anak yang berbeda dari yang lain.
Namun seiring dengan berjalannya waktu dan melihat bagaimana tidak adilnya dunia memperlakukan orang sepertinya, Evie memutuskan untuk terus menahan dinding itu berdiri agar tidak ada lagi yang bisa melukainya.
Untuk apa memiliki teman atau kekasih jika mereka juga akan memperlakukannya dengan tidak adil pada akhirnya? Persahabatan dan hubungan hanyalah ilusi sementara, seperti asap yang bisa hilang kapan saja ditiup angin.
Terbentuk dari trauma dan bertahun kekecewaan, tembok itu kini terbangun dengan sangat kokohnya, Evie yakin tidak akan ada yang bisa meruntuhkannya.
Satu-satunya teman yang dimilikinya hanyalah buku harian yang dibawanya kemana-mana dan pasangan suami istri pemilik bar tempatnya bekerja. Jerry dan Rosa. Dan untuk sekarang, itu lebih dari cukup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Savage [TAMAT]
RomanceBuku ke 3 dari serian Black|| Mafia Story|| Dewasa, sadis, 18+|| Savage 'Sev' Black. Termuda dari ketiga Black bersaudara, semua mengatakan bahwa Sev adalah yang paling tidak terkontrol dari ketiganya. Paling impulsif, paling sulit ditebak, dan be...