Tingtong..
Bel pintu depan rumah Prilly berbunyi. Siapa yang dateng ya? Prilly yang sedang santai, langsung membuka pintu rumahnya."Prill..." Panggil Ali, Prilly langsung ingin menutup pintu tersebut, tetapi Ali menahan. Karena Ali mau menyelesaikan masalah itu sekarang juga.
"Prill, please jangan tutup pintunya" Tangkis Ali berusaha menahan pintu rumahnya Prilly.
"Ngapain lo disini?!" Jutek Prilly bertanya kepada Ali sembari berjalan keluar dan duduk di kursi depan teras rumahnya.
"Jangan jutek gitu ah, gak imut lagi tau." Ali mencoba merayu dengan iseng mencubit hidung Prilly tetapi ditangkis oleh Prilly.
"Hmm gue mau ngejelasin semua,Prill. Gue tau gue udah salah banget sama lo." Jelas Ali menatapnya dengan tampang memelas. "Terus?" Balas Prilly singkat.
"Gini ya, yang pertama itu tadi pagi, gue gak jemput lo, dan lo pasti udah nunggu gue, tadi pagi itu hp gue ketinggalan, dan gue inget jemput lo pas udah di tengah jalan. Nah, terus yang kedua itu gue niatnya mau bilang sama lo semalem, kalau gue udah jadian sama Sinta, tapi kan gue kerumah lo, dan lo belum pulang yaudah akhirnya gue cari lo, Nah akhirnya gue lupa deh mau bilang. Dan yang ketiga, gue harap lo bisa maklumin ya, gue tadi sebenernya pengen banget bantuin lo Prill, lo tau kan gue gak tegaan liat sahabat gue susah, tapi ya mau gimana, karena..." Belum selesai Ali berbicara lagi, tetapi langsung Prilly membalas ucapannya.
"Karena ada hati yang harus lo jaga?" Prilly tersenyum manis tetapi kecut seperti jeruk nipis saat itu."Iya Prill, pokoknya gue minta maaf banget sama lo, Please ya gue gak mau ribut terus gini sama lo." Sambung Ali memohon agar Prilly mau memaafkannya.
"Li, kita sahabatan dari kecil kan, gue juga gak mau kok ribut sama lo, sebenarnya tadi gue cuma kesel dan badmood aja sama lo, sekarang udah gue maafin kok. Lo tau sendiri gue gampang kan kalau maafin lo." Ucap Prilly yang sudah memaafkannya.
"Jadi kita baikan dong??" Lirik Ali mulai terlihat senyuman manisnya itu.
"Hm kata siapa kita baikan? Gue emang udah maafin lo sih, tapi.. ada syaratnya?" Kata Prilly masih terlihat agak jutek.
"Oke, oke, apapun syaratnya gue mau lakuin deh." Ucap Ali terlihat pasrah."Hmm, gampang ajasih, lo harus gendong gue sampe taman. Gimana? Mau gak? " Prilly tersenyum meledek.
"Hhh gitu ya, oke deh." Lagi lagi Ali terlihat pasrah mengikuti syarat dari Prilly, tak peduli yang penting mereka bisa baikan seperti semula.
"Ehem, ehem, udah baikan ceritanya?" Ucap Kak Di yang memang sedari tadi melihat mereka ngomong berdua seraya lagi ribut."Ih kak Di apaansih" Senyum Prilly malu. Prilly pun mulai digendong Ali, dengan Prilly di posisi belakang punggungnya.
YOU ARE READING
Future Partner
Fanfiction"Bagiku, Prilly tak hanya sahabat tetapi sudah menjadi adik. Sekarang, semua berubah ketika ia pergi dan cinta itu mulai datang. Aku tak bisa menghentikan rasa itu" - Aliandra Syahreza "Bagiku, Ali tak hanya seorang sahabat yang posesif padaku. Tet...