"Pagi Kak Di" ucap Prilly yang baru saja menuruni anak tangganya itu. Ia rupanya sudah rapih, udah siap untuk ke sekolah.
"Hai, Pagi Illyku. Udah siap banget nih kesekolah. " Jelas kak Di.
"Iyalah kan tiap hari tuh emang harus selalu semangat kak" Prilly mengoleskan selai srikaya di atas roti nya.
"Gimana kemaren acaranya? Have fun kann?" Kak Di mengira2 kalau memang seru..
"Oh , have fun dong Kak."
"Ohiya, Kamu hari ini gausah bawa motor dulu ya, motornya kakak service kemaren di bengkel Mang jono." Jelas Kak Di
"Loh,kok Kak Di gak bilang sama aku sih." Tanya Prilly sedikit bingung.
"Hm, gimana kakak mau bilang, kan kamu semalem balik malem"
"Eh iya kak, hehe. Yaudah kak gapapa.. "
"Nanti bareng kakak aja ya" Kak Di menawarkan tumpangan pada prilly. Entah mau atau tidak.
"Nooo, jangan kak. Ehmm, gak usah deh. Nanti aku biar naik angkot aja. Aku udah gede kak, jadi biar aja aku sendiri yah." Lagi lagi Prillypun menolak. Memang semenjak kelas 3 ini, Prilly sudah tak mau diantar dengan kakaknya. Mungkin gengsi.
"Yaudah deh, tapi kamu janji hati hati ya." Kak DI selalu memaklumi keputusan Prilly untuk tidak diantar.
"Sipp kak, yaudah aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum" Ucap Prilly sambil menyalami tangan kakaknya itu.
"Walaikumsalam," Kak Di mengelus pucuk rambut Prilly. Rasanya ia sangat sayang dengan adik semata wayangnya itu.
***
"Duh, mana sih angkotnya. Pada gamau rezeki apa ya..." Prilly melangkah terus menerus. Tepat di persimpangan jalan.
Byur...
Mobil sport melaju dari arah bersamaan dengan laju cepat dan tak sengaja menciprati rok span Prilly yang terkena air tergenang tepat di depan Prilly saat ia berjalan.
"Duh, tuh mobil gak bisa pelan dikit apa. Gatau disini ada orang!!!" Prilly mendengus kesal.
Tepat di depan Prilly di bahu jalan tersebut mobil Sport itu terhenti. Seseorang laki-laki pun turun dengan kemeja casual yang tak terlihat formal dengan tatapan teduh menghampiri Prilly.
"Mba, maaf ya mba saya gak sengaja..." ucap lelaki tersebut mengakui kesalahannya itu.
"Heh, lo tuh kalau...." Deg.... rasanya lidahnya terhenti sesaat. Saat Prilly berbalik badan, tibatiba Prilly tidak melanjutkan emosinya saat itu?
"Nik..niko." ucap Prilly sambil tercekat kaget melihatnya.
"Eh, Prilly, yaampun sorry, sorry banget ya. Gue gak sengaja tadi. Maaf ya.." Ternyata dia adalah Niko, ya... Niko temannya dulu di SMP. Dan sekarang mereka bertemu lagi setelah semalam dia mengantar Prilly pulang.
"Ehmm, yaampun Nik, iya gapapa kok. Sorry gue juga gatau mobil lo. Jadi mau main marah aja tadi. " Prilly pun menatapnya sesekali.
"Okedeh, tapi gue boleh anter lo? Ini sebagai permintamaafan gue. Gimana?" Niko tanpa teka teki, langsung to the point.
"Hm, gausah Nik, gapapa kali. Gue bisa naik angkot disini. Kayaknya juga lo buru2 tadi, gapapa kok Nik" Prilly menolak bukan untuk jual mahal tapi memang dia tidak mau merepotkan yang nantinya akan ada maksud lebih jauh.
"Prill, please ya. Izinin gue anterin lo, toh ini kan sebagai permintamaafan gue. Gue kan tanggung jawab orangnya. Mau ya?" Jelas Niko yang mengharapkan Prilly tidak akan menolak tawarannya.
YOU ARE READING
Future Partner
Fanfic"Bagiku, Prilly tak hanya sahabat tetapi sudah menjadi adik. Sekarang, semua berubah ketika ia pergi dan cinta itu mulai datang. Aku tak bisa menghentikan rasa itu" - Aliandra Syahreza "Bagiku, Ali tak hanya seorang sahabat yang posesif padaku. Tet...