"Jadi kau belum menidurinya?"
Woozi terkejut setelah Jennie menceritakan kejadian di taman.
"Belum, tapi aku pasti akan melakukannya."
Jennie ingin terdengar meyakinkan, tetapi nyatanya dia tidak terlalu yakin dengan ucapannya karena dia tahu bahwa yang dia lakukan pada Lisa adalah salah. Saat Jennie sedang ditemani oleh kesepian, dadanya akan terasa sakit dan dia akan dihantui oleh perasaan bersalah.
Namun itu tidak membuat gadis seksi itu menyerah begitu saja, karena dia sudah membuat banyak kemajuan.
"Lalu kenapa kau mau membantu Lisa memenangkan hati Hani?"
Awalnya Jennie ingin menyembunyikan rahasia itu, namun karena ceritanya tidak akan masuk akal jika dia melewatkan bagian itu, jadi dia menceritakan semuanya pada Woozi. Bahkan Jennie juga memberitahu kalau dia telah mengatakan pada Lisa bahwa dia menyukainya, agar gadis itu tidak pergi darinya.
"Karena aku tidak punya rencana lain."
"Kau benar-benar kacau Jennie."
Gadis bermata kucing itu mengangguk karena itulah yang dia rasakan sekarang. Terkadang dia menyesal karena telah memulai permainan sialan itu, tetapi dia benar-benar ingin menyelesaikannya sampai akhir meskipun dia harus tahan dengan fakta bahwa Lisa menyukai gadis lain.
Hari itu Jennie tiba di sekolah sambil berharap dia bisa melihat Lisa di lorong sekolah, namun dia sama sekali tidak melihatnya.
Parahnya, di satu-satunya kelas yang mereka ikuti bersama yaitu kelas Sejarah, gurunya tidak hadir sehingga menjadi jam kosong dan murid-murid bebas melalukan apapun.
Jennie dan Woozi sedang duduk di rumput sekolah sambil berbincang tentang berbagai hal. Jennie berbicara sambil diam-diam melihat ke sekeliling untuk mengecek apakah Lisa ada di sekitarnya.
"Lehermu akan kaku jika kau terus memutarnya seperti itu." Kata Rosé yang tiba setelah membeli makanan di kantin.
"Apa kau sedang mencari Manoban?""Tentu saja tidak." jawab Jennie.
"Tentu saja iya." Kata Woozi sambil memutar mata dan beralih ke Rosé,
"Dia belum menidurinya.""Aku pikir kau hanya membutuhkan sedikit waktu untuk menidurinya karena kau tampak seperti wanita yang gigih Jennie."
"Aku memang gigih!" Jawab Jennie dengan kesal.
"Tapi tidak semudah itu menjangkau dan menerkam manusia yang bahkan tidak tahu cara menggunakan penisnya.""Tapi tidak ada gunanya juga membantu Lisa mendapatkan Hani," desak Woozi sambil mencuri beberapa permen di tangan Rosé.
"Apa katamu?!" Rosé membuka matanya lebar-lebar, dia belum tahu kalau Jennie membantu Lisa menaklukkan Hani.
"Itu tidak penting... aku akan tetap mendekati Lisa."
"Lisa tidak punya peluang dengan Hani." kata Rosé.
"Kenapa bisa begitu?" Jennie bertanya padanya.
"Aku tahu kalau Lisa adalah seorang kutu buku, tetapi jika dia bertekad, dia pasti bisa menaklukkannya. Dia hanya perlu melakukan apa yang telah aku ajarkan dan aku yakin Hani pasti akan jatuh di kakinya.""Hani melihat Lisa hanya sebagai adiknya. Apa kau tidak melihat bagaimana dia memperlakukannya? Dia bahkan membelai rambut Lisa seolah Lisa adalah anak berusia lima tahun."
"Astaga, ini tidak bisa dibiarkan!"
Jennie berdiri dan merapikan pakaiannya, sedangkan kedua temannya menatapnya dengan tatapan bingung."Kau mau pergi kemana?" Woozi bertanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BITCH (G!P)
Fiksi Penggemar[WARNING! 🔞] Lisa menelan ludahnya dengan keras sambil berusaha untuk tetap tenang. "Apa yang kamu lakukan Jennie?" Gadis bernama Jennie tersenyum mesum sambil menggigit bibirnya agar tidak tertawa. "Bermain." jawabnya. Lisa kemudian menunduk d...