BAB 13 - SESUATU YANG BARU TENTANGNYA

197 21 10
                                    

Selamat Membaca.

♡♡♡

Keterkejutan Namira tidak hanya sampai disitu saja. Keesokan harinya setelah drama bertemu dengan ibunda Levin berakhir, kini Namira harus dihadapkan dengan kedatangan tante Ajeng -begitu Namira memanggilnya- di depan gerbang kosnya.

Rupanya bukan hanya anaknya saja yang suka sekali bertandang. Kini Namira memiliki kandidat baru yang akan meramaikan kosnya.

"Kamu tinggal disini?" Tanya Ajeng setelah duduk di ruang tamu kosnya. Matanya menilik area kos tersebut.

Gedung Kos Namira bukan tipe gedung yang kumuh atau ketinggalan jaman. Gedung kosnya memiliki fasilitas yang cukup bagus dan baru. Dan denger-denger pemilik kosnya ini adalah seorang Artis papan atas. Tapi ntahlah Namira malas untuk kepo. Yang ia tahu hanya Buneng selaku penjaga kos tersebut.

"Iya tan." Namira duduk dengan canggung.

"Ini aman kan sayang? Tante lihat kok jendela sama pintunya nggak pakai tralis. Kalau kalian buka pintu terus lupa, apa nggak rawan orang masuk?"

"Disini aman tante. Kan gerbangnya tiap keluar masuk pasti ditutup langsung." Jawabku sekenanya.

Ajeng mengangguk. "Kamar kamu dimana? Tante boleh masuk? Disini terlalu banyak orang."

Namira yang paham akan ketidak-nyamanan Ajeng pun langsung memilih membawa wanita itu masuk ke dalam kamarnya.

Untung saja Namira sudah membersihkan kamar. Kan nggak enak dilihat calon mertua. Eh,

Ajeng memperhatikan area kamar berukuran 3x4 yang begitu sederhana. Di sana ada kasur busa serta meja kecil berisi make up sederhana serta karpet bulu berwarna coklat yang telah usang.

 Di sana ada kasur busa serta meja kecil berisi make up sederhana serta karpet bulu berwarna coklat yang telah usang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namira menggeser karpet bulu tadi sedikit menjauh dari kasurnya. "Silakan duduk Tante... Maaf ya seadanya."

Ajeng tersenyum. "Nggak papa ... Kamu sewa per bulan atau per tahun Mir?"

"Per bulan tante."

Ajeng bangun dari duduknya dan berjalan menuju area jedela. "Ini area balkon sudah termasuk kamar kamu kan Mir?" Dibukanya jendela tersebut dan Ajeng keluar melihat area bawah dari balkon.

"Sudah Tan, cuma Namira belum ada waktu buat rapi-rapi. Jadi cuma buat jemur pakaian saja."

"Berapa per bulan?"

"Delapan ratus ribu tante."

Ajeng mengangguk. "Oh ya, tante datang kesini mau minta tolong kamu buat anter tante."

"Antar kemana Tan? Tante mau diojekkin Namira?"

Ajeng  melambaikan tangannya. "Bukan sayang... Tante minta antar belanja. Kamu tahu sendiri kan kalau anak-anak tante itu cowok semua. Jadi nggak bisa buat diajak shopping."

DIKALA JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang