5. Kue Hari Raya

28 5 3
                                    

Selamat Membaca 💐🙌🏻

***

"Ghargandi adalah berlian berharga ku, tetap bersama ku sobat."

- Jayandra Alsaki -

***

Jiwa-jiwa muda ku~

Kuat oh kuat...

Seseorang beryanyi riang di kawasan dapur, membilas piring penuh telaten. Tubuhnya disapu hembusan angin, rambutnya bertiup. Menebarkan pesona melalui udara.

Byur!

Lelaki itu meraup wajah dan mengambil handuk.

Saatnya aing mandi wak ebok wak ebok!

Jangan lupa mandi biar wangi, wak ebok wak ebok...

"Ngapain lo Guf nyanyi-nyanyi segala?" Tanya Dipta terkekeh dengan nyanyian rada lain dari Gufta.

Kepalanya diarahkan pada Dipta, "Sibuk amat! Bagus tapi kan?" Alisnya dinaik turunkan.

Lawan yang ditanyakan, memutarkan ibu jari ke bawah. Gufta berdecak kesal. "Ye monyet!"

Langkah kaki Gufta menuju kamar mandi. Belum menampakkan telapak kakinya di keramik, namun dinginnya kamar mandi sudah menjalar ditubuh. Ditambah suasana yang melampau dingin, bulu kuduk Gufta menaik.

Byurr...

Satu gayung ditumpakan di kepalanya. Membuatnya terperanjat kaget layaknya anak kucing mau dimandikan majikannya.

"DINGIN WOI." Teriak Gufta menyebabkan seisi rumah berucap banyak istigfar.

"Itu orang memang rada sinting!" Cetus Dipta.

"Kejar gue kejar!" Ledek Chandra pada Sagara. Bodohnya, dikejar beneran.

Bruk!

Kehilangan seimbangan, Chandra jatuh karena kakinya tergelincir karpet. "Gara-gara lo Gar!"

Chandra memanjangkan tangannya, meminta pertolongan. Disambut baik Sagara. "Kenapa jadi gue ya!" ucap Sagara tak terima atas tuduhan Chandra.

Bahu Chandra ia miringkan, menempelkan dengan bahu Sagara. Chandra hanya ingin bermain-main membuat amarah Sagara membludak.

"Apa loh hah? Ngajak gelud?" Sagara memanas.

Ya allah...kuatin hamba mu ini ya allah, gumam Manggala, ditangkap Ratan.

Ratan mengelus punggung Manggala. "Sabar bro, ujian lo."

"Gue ujian mulu ya..." Senyum simpul yang menghasilkan tertawa receh.

"Apa loh hah" Desis Chandra. Mereka berdua hampir beradu, namun digagalkan Gufta.

"Adu du bang jali! Kenapa kau tak pulang- pulang, asik jos!" Dendangannya membuat mereka berdua bergoyang, terhenti beradu mulut.

"Asikkk Guf!" Kagum Dipta yang mengalihkan pandangan dari heandphone ke mereka yang sedang asik goyang ala dangdut.

Mata manggala berbinar. Bertepuk tangan riang. "Keren lo! Gak sia-sia punya kawan aneh."

Senandungnya berhenti, menatap nanar lelaki yang mengenakan kaos biru. "Maksud lo?"

Dia menyatukan telapak tangan, memohon maaf padanya. "MAAF TA. BERCANDA" Dia melarikan diri ke kamar mandi.

"Dih bocah! Gue kan cuman main main aja." Cekikikannya.

Pemuda kekar datang membawa roti buatan Dipta serta jus pepaya di tangannya. Netranya melirik Gufta, "Kayak raksasa ketawa lo!"

Samsara GhargandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang