1. Kumpul Lagi

48 8 9
                                    

Halo Halo

Semoga cerita aku mengibur ya

Tokoh-tokoh utama akan di jelaskan dalam cerita.

Terdapat tokoh tambahan bila diperlukan.

***
"Pertemanan kita akan selalu abadi. Walau terselip kata perpisahan, jikalau masanya"

- Shagufta Affandra Geraldo -

***

Hari minggu menyapa para remaja untuk mengistirahatkan tubuh dari lelahnya berbagai kegiatan-kegiatan.

Para remaja biasanya menikmati dengan bersantai di rumah, berlibur bersama keluarga atau teman dan masih banyak lagi waktu luang yang dapat mereka gunakan.

Berbeda dengan remaja yang mengenakan kaos putih serta celana hitam. Manggala Gautama. Di setiap hari minggu, doi sibuk menyelesaikan segala tugas. Seperti detik ini, mengerjakan laporan tugas yang diberikan oleh guru bahasa indonesia. Deadlinenya masih 4 hari lagi.

Mata indah nan hidung mancung ini dikenal sebagai siswa yang berprestasi serta ambis yang melampau batas. Ketika guru memberikan tugas rumah, langsung diselesaikan tanpa menunggu deadline. Bakatnya memainkan gitar. Aktif dalam ekskul dan organasisasi. Menjabat sebagai waketos disekolahnya. Manggala duduk dibangku 11 MIPA 1.

"Eh, lo udah selesai, Gal?" tanya lelaki yang memiliki kulit putih pucat. Sagara Abiya Bhupendra.

Sagara Abiya Bhupendra. Nama yang kerap terbit di ruang BK. Dia tidak nakal. Saga hanya merindukan kasih sayang orangtua nya. Membuatnya menjadi brandal sekolah. Namun, tidak pantas di sebut 'brandal' karena sesunguhnya, hanya mengikuti jejak pertemanan yang masih menempel.

Orang tua Saga sudah berpulang. Sekarang tersisa pakde,bukde dan sepupu yang menjadi keluarganya. Sagara Duduk dibangku kelas 11 IPS 5. Tingkah yang selalu diperbuatnya adalah berbicara dengan tembok. Kalau kata Chandra, gila lo ya?.

Langkah kaki Manggala menghampiri buku yang sementara diletakkan diatas kasur.

"Kita nginap yok!" seru Sagara antusias.

"Ajak Gufta, Chandra, Jayan...semua tongkrongan kita." jemarinya bergerak. Mengitung teman tongkrongannya.

Plak!

"Woi, Gal! jangan ngelamun." satu pukulan dilayangkan sagara untuk Manggala yang sedang melamun.

Lantas pukulan lembut itu, berhasil membuat jantung Manggala berdetak. Nyaris tidak mengeluarkan sepatah kata. "Astagfirullah." Manggala mengusap-usap dadanya. Suara cekikikan khas Sagara, mengisi sunyinya ruangan.

"Ayo dong, ajak ngi-," langkahnya berhenti.

Bruk!

Tubuh jangkung Sagara menabrak Manggala. Histeris suara menyaring melompat, "Lo jalan pakai mata ya Gal?"

Manggala menggeram, berusaha merendam emosi yang bertunas . Mata tajamnya menatap Sagara, seolah ingin melahapnya hidup-hidup . "Lagian ngapain buntutin gue sih?"

Setelah mencentuskan perkataan. Manggala melanjutkan rutinitasnya kembali. Menatap buku-buku kesayangannya yang bersepah.

Sedari tadi, Sagara terus-menerus membuntutin Manggala. Tatkala Manggala menggambil kopi di ruang tamu atau ketika menggambil snack di kulkas. Bak anak bebek yang tak ingin jauh dari sang induk.

Samsara GhargandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang