12. Berfikir Positif

11 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Selamat Membaca 💐🙌🏻

***

"Bila terdapat pertemuan, maka perpisahan lah tujuannya."

- Ghargandi -

***


Pelajaran sekolah telah di mulai, sejak bel sekolah bersuara. Tepat pukul 07.00 WIB, setelah kegiatan jam ke nol seperti biasanya.

Di ruangan kelas 11 IPS 4 yang ditempati oleh Audrey dan dipta. Kelas itu masih dalam keadaan sunyi, beberapa murid baru masuk kelas.

Segerombolan anak masuk dengan tergesa-gesa. Di belakang mereka terlihat seorang guru yang terkenal sangar di sekolah. Mengajar di mata pelajaran matematika .

Anak-anak yang datang bergerombolan itu, berdiri di depan kelas. Membelakangi papan kelas. Membuat pasang mata yang sudah lama di kelas, terheran.

"Silakan kalian tarik daun telinga." Tintah sang guru yang bernama buk maya.

Dia menujuk salah satu anak murid. "Itu, coba yang benar!"

"Angkat pula kaki kiri kalian." Semua berteriak. "TAPI
BUK!"

"Gak ada tapi, tapi. Ini resiko kalian karena berniat bolos di jam pelajaran saya." Tegas buk maya.

"Cepat!"

Buk maya menatap mereka satu-satu dan jemarinya menujuk. "Berdiri sampai pelajaran saya selesai! Jangan ada yang duduk."

Mereka menatap lesu. "Buk? Jangan dong buk..."

"3 jam loh
Pelajaran buk." Papar salah satu siswa.

Guru itu melengos. "Itu urusan kalian! Siapa suruh niatan bolos?" Mereka terdiam, meratapi nasib.

"Yaudah anak-anak, silakan buka bukunya," ujar buk maya.

Buk maya membuka bukunya, menerangkan materi. Kemudian memberikan tugas.

"Silakan kerjakan. Saya keluar sebentar." Pamit buk maya. Setelahnya keluar meninggalkan ruangan.

Gadis cantik yang memiliki alis tebal, mendekati Dipta. Dia bertanya. "Dip, ini benar gak kira-kira?"

Dipta yang melihat kedatangan Audrey, menatap heran. Tak lama itu, dia menjelaskan. "Oh, ini lo keliru Drey. Gini nih." Dipta berkomat kamit menerangkan materi matematika itu.

Audrey mengangguk paham. "Oh...oke makasih."

Di depan pintu sana, kepala pemilik tubuh kekar, menyembulkan kepalanya. Matanya menelusuri sang kekasih. Setelah menemukannya, dia masuk ke dalam kelas. Menghampiri gadis itu.

"Halo Audrey! Belajar apa tuh." Dia menyapa Audrey.

Audrey tersenyum. "Belajar matematika, Jay."

"Jaya lo gak belajar?" Sambungnya.

"Gak." Jaya menderetkan giginya.

"Emang gak ada guru di kelas lo?" Tanya Audrey.

Jaya menggeleng. "Jaya mah paling bolos!" Ujar gadis lain.

"Ngomong suka semabarang." Ketus Jaya.

"Padahal iya." Gadis lain itu tertawa terbahak-bahak bersama temannya.

"Gak usah didengar ya Drey! Bohong dia." Cetus Jaya menyengir kuda.

"Wow? Ini gambaran siapa?" Mata Jaya menangkap kertas yang berisi gambar random tapi bagus.

Samsara GhargandiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang