Plin-plan

237 32 4
                                    

"Maaf Miss, eh maksudnya ka Sana. Maaf banget tapi nanti malam aku ada urusan keluarga."

"Gakpapa Hyun, makasih yaa kamu udah nyempetin waktu untuk main sama aku sebentar."

"Sama-sama Miss, kalo gitu aku permisi ya ka."

Melihat Dahyun baru saja keluar dari ruangannya, Sana langsung mengulum senyumnya.

"Miss atau Ka sama aja rasanya kalo dia yang manggil, lucu."

Tok tok tok!

"Mihhh!"

Sana langsung merapihkan panampilannya yang tadi sempat berantakan. Apalagi saat tau kalo anaknya mau masuk ke ruangan.

"Mihh mau masuk." Teriak Sullyoon lagi.

"Iya sih udah lumayan sopan sebelum masuk ngetuk pintu, tapi ya gak teriak-teriak jugaa anjir."

"MASUKK YOON!"

Pintu terbuka, ternyata bukan hanya ada Sullyoon yang masuk. Dia membawa seseorang yang belum pernah Sana lihat sebelumnya.

"Kenapa?"

"Hehehe, ini temen aku yang mau aku ajak kerja di tempat Tante Mina."

"Hallo tante, saya Jinni temen kuliahnya Sullyoon."

"Oh haii Jinni, kamu cantik banget. Tapi beneran kamu cuma temennya Sullyoon?"

"Mommyy."

Sullyoon melotot menatap Sana, dia merasa gak enak sama Jinni.

Apalagi Jinni ini mantannya, niat Sullyoon ngajak Jinni kerja bareng cuma untuk membantu perekonomian keluarga Jinni yang lagi gak baik-baik aja.

"Maaf, tapi anak saya ini player. Jadi saya cuma mau mastiin aja."

"Gakpapa kok tante, saya dulu emang mantannya Sullyoon. Sekarang pure temenan aja kok tante." ucap Jinni malu-malu.

"Bjirr oversharing ni anak." - batin Sullyoon.

"Yaudah kalo gitu saya setuju, nanti saya konfirmasi ke Mina buat ngasih kamu mentor untuk ngelatih kamu dulu sebelum benar-benar kerja."

"Makasih banyak ya tante Sana, saya usahain untuk gak ngecewain tante Sana dan tante Mina."

Sana hanya tersenyum melihat mantan Sullyoon yang terlihat sangat cantik ini. "Anak gue pinter juga nyari pasangan, walopun udah jadi mantan."

"Sullyoon ajak Jinni keliling kantor ini ya, sama kalo kalian mau makan pesen aja bilang Mommy yang bayar."

"Bilang kalo Mommy Sana yang bayar nih?" ledek Sullyoon.

"Ya bilangnya Miss Sana lah, males banget nanti orang-orang tau kalo kamu anak Mommy."

"Kebiasaan. Udah yuk kita keliling kantor."

"Hati-hati yaa kalian, jangan lupa nota pesenan kalian kirim ke Chae."

"Iya Mommy juga hati-hati yaa, itu bekas cupangan di leher bawah deket dada keliatan banget."

Sambil berjalan keluar ruangan, tawa Sullyoon menggema. Sana langsung mengecek di cermin karna penasaran.

"Fak. Beneran ada."

*

"Aku izin keluar malem ini ya ka Sana, sebentar aja."

"Mau ngapain?"

"Ada janji ketemu seseorang, aku udah bilang pak Sehun juga kok."

"Boleh tapi gak ketemuan di bar, apalagi hotel."

Sullyoon diam-diam menyimak pembicaraan orang-orang dewasa ini sambil melirik keduanya.

"Anjir Mommy sok cool banget sampe ka Tzuyu ngomong malah gak di tatap."

"Aku juga ya Mihh, mau ngedate."

"Sama siapa? Emang ada yang mau sama kamu?"

Sullyoon langsung cemberut, sedangkan Tzuyu yang mendengar itu berusaha menahan tawanya.

"Ishh pokoknya aku mau ngedate."

"Mommy banyak kerjaan, kalo kalian mau pulang tengah malem silahkan."

Tzuyu terus memperhatikan Sana, ada yang aneh dengan perempuan itu hari ini.

"Ka Sana lagi gak enak badan?"

Kali ini Sana menatap mata Tzuyu dengan tatapan heran.

"Enggak, kenapa emang?"

"Tumben pake baju tidur yang tertutup banget, sampe kerah aja di kancing."

Sullyoon kembali tertawa mengingat bekas di leher Sana yang tadi siang gak sengaja dia lihat.

"Itu karna ada cupangan ka, terus tadi kegep sama gue. Malu kali dia."

"Sullyoon!"

"Sorry Mih."

"O-oh sorry ka, kirain ka Sana sakit. Yaudah kalo gitu aku berangkat sekarang aja."

"Kamu keluar pake baju kayak gitu Tzu? Yakin?"

Baju santai yang Tzuyu pakai malah membuat Sana khawatir. Karna penampilan Tzuyu sekarang malah terlihat seperti seumuran Sullyoon, cantiknya natural dan gemas.

"Aku kan gak lagi mau cari pelanggan, jadi gini aja oke kok." ucapnya, setelah itu Tzuyu bangkit dari meja makan untuk mencuci piring kotornya.

Sana ikut bangkit menghampiri Tzuyu, dia bersandar di dekat kulkas untuk memperhatikan Tzuyu dari samping. "Mau aku anterin?"

"Gak usah ka, ka Sana kan banyak kerjaan tadi katanya. Aku juga janjian di depan minimarket kok sama temenku, nanti di jemput."

"Siapa namanya?"

"Elkie."

"Kenapa gak jemput di sini aja?" tanya Sana semakin penasaran, dia udah mulai waswas.

"Ini kan rumah kamu, privasi kamu. Aku juga males boong ke temenku kalo nantinya dia tanya ini rumah siapa."

Sana hanya mengangguk, walaupun gak rela tapi dia gak punya hak untuk melarang Tzuyu pergi.

"Ka Sana emm itu, maaf ya."

Sana melongok, Tzuyu baru aja membersihkan sisa makanan yang ada di sudut bibirnya dengan hati-hati.

"Udah bersih, makan aja kayak anak kecil."

"Anjing dimples nyaaa omg." Batin Sana histeris melihat lesung pipi Tzuyu dari jarak sedekat ini.

Tangan Sana tanpa sadar malah menyentuh pipi Tzuyu dan mengusapnya.

Mata mereka bertemu, Tzuyu yang tadinya kaget dengan perlakuan Sana sekarang malah terbawa suasana. Jantungnya kembali berulah.

Bibir Sana tepat mendarat di bibir Tzuyu. Sadar kalo Sana kesulitan, Tzuyu langsung mengangkat tubuh mungil Sana untuk duduk di meja dekat kompor tanpa melepaskan ciuman mereka.

Tanpa mereka sadari, ada Sullyoon yang dari tadi mematung sambil membawa piring kotornya.

"Anjing, lagi salah aja gue punya niat cuci piring. Udah paling bener jadi princess nya Mommy, sekalinya punya niat mandiri malah liat adegan begini."

I Love This B*tchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang