Chapt. 13

9 1 0
                                    

Untuk bab ini bisa di skip ya kalo lagi males baca, tapi kalo mau baca, tak apaa kokk.

---

Waktu pun sangat cepat berlalu. Greza segera mengemasi barang-barangnya dan dimasukkan ke dalam tasnya.

"Za, mau pulang bareng gak?" Tanya Jessica kegirangan.

"Boleh? Gak sama cowo lo aja kah?" Tanya Greza balik sambil menggoda Jessica.

"Apa-apaan sih lo-"

"Iya, gue juga ikut." Ucap Liam memotong pembicaraan.

"Gue gak bakal biarin lo deket-deket sama Greza jadi gue bakal ikut sama dia nemenin pulang." Ucap Ehan sambil memeluk Greza.

"Lepasin, Dez!" Ucap Greza marah dan melempar lengan Ehan ke bawah karena ia tidak suka disentuh oleh lelaki.

"Ehan, pulangnya gak sama kita aja kahh?" Tanya para siswi kelas antusias.

"Eh, kalian ini gimana sih. Kan Ehan udah suka sama Greza." Jawab salah satu siswi tidak setuju.

"Yaudah, kalo gitu, ayo kita dukung kapal EhanGreza sampe berlayar!" Ucap para siswi bahagia.

"Satu.. dua.. tiga.. menyala kapalku!!" Teriak seluruh murid di kelas sampai-sampai suara mereka memenuhi ruangan tersebut.

Wilona yang mendengar itu pun terganggu tapi ia mencoba untuk menyulut amarah Greza.

"Kasian, cintanya ditolak Liam." Ucap Wilona sinis sambil tertawa membubarkan sorakan gembira para siswa-siswi.

"Terus? Gue harus patah hati gitu kalo dia suka sama cewe lain?" Tanya Greza kesal.

"Lo gak berhak buat mengkritik-"

"Ih apasih Wilona ikut-ikutan. Udah sok polos, jiwanya iblis lagi! Lo cuman jadi sampah di kelas kita tau gak!" Ucap salah satu siswi dengan sarkas yang memotong ucapan Greza.

"Lo tuh harusnya pergi ke kelas lain, lo disini cuman ngerendahin nama kelas 7C aja!" Ejek siswi yang lain.

Akhirnya, semua siswi pun mendorong Wilona sampai terjatuh di lantai dan lututnya mengeluarkan darah segar.

"Ayo, kamu bisa bangkit, Wil. Maksud gue, bangkit sendirian." Ucap Greza tertawa sambil menutup mulutnya.

Setelah kenunggu beberapa detik, Greza pun geram karena ia tak segera bangkit. Akhirnya ia mengangkat lengan Wilona secara paksa dan menyeretnya ke depan kelas dan mendorongnya sampai tersungkur ke lantai.

"Syukurin, lo gak berhak ada di kelas ini, Wil." Ucap Greza.

Dia tidak puas hanya dengan menyeret Wilona saja, dia langsung menginjak kaki Wilona dan membantunya bangkit lagi dan menendang perutnya hingga terpelanting beberapa meter dan terbentur ke dinding. Wilona memegangi perutnya dan merintih kesakitan karena membuatnya ingin mual apalagi merasakan nyeri hebat di perutnya itu.

Semua siswa-siswi di kelas 7C bersorak dan bertepuk tangan untuk Greza. Berbeda dengan murid-murid dari kelas yang lain, mereka justru kepo, heboh, kaget, sekaligus ketakutan. Keadaan semakin ricuh dan tidak teratur, Jessica pun akhirnya turun tangan dan segera menghampiri Greza.

"Udah cukup, Za!" Teriak Jessica.

"Za, sadar. Lo gak usah cari masalah lagi biar lo gak kena BK!" Ucap Liam menyadarkan Greza sambil memegang bahunya.

Ehan pun menarik tangan Greza untuk segera pergi dari tempat itu dan mereka berempat segera menuju ke tempat penjemputan. Greza memberontak dan berusaha untuk melepaskan tangan Ehan, tapi tidak bisa karena setengah energinya ia buang untuk menendang Wilona tadi.

She's Our GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang