Chapt. 8

21 6 2
                                    

"Iya dong, kan gue cool." Ucap Liam.

"Dih, kagak ya." Jawab Greza.

"Pasti gue yang cool." Ucap Ehan.

"Dua duanya gak ada yang cool kecuali gue." Jawab Greza.

Liam dan Ehan menoleh satu sama lain dan memasang ekspresi malas.

"Cewe selalu bener deh." Bisik mereka berdua.

"Oke, jadi sekarang lo berdua cek 2 pengeras suara yang ada di depan itu oke?" Ucap Greza.

"Oke, tapi lo ngapain habis itu?" Tanya Liam.

"Gue ke atap." Jawab Greza singkat.

Ehan langsung kaget sekaget-kagetnya sampai mulutnya menganga tanpa ia sadari sedangkan Liam hanya mengangguk paham. Mereka mengobrol sambil menunggu Greza untuk mengambil tangga.

"Lo kok gak kaget bro?" Tanya Ehan.

"Dia itu udah berpengalaman, jadi profesional. Kalo di game, mungkin dia itu expert atau bahkan veteran buat manjat atap." Jawab Liam.

"Hahaha beneran kek cosplay monyet. Tapi lo tau dari mana?" Tanya Ehan lagi.

"Gue pernah telat sama si troublemaker itu, terus dia nyuruh gue buat manjat atap sekolah ini pake tangan kosong, gila gak tuh." Jawab Liam.

"Bener-bener gak masuk akal buat cewe yang satu itu, brutal banget." Ucap Ehan.

Akhirnya, Liam pergi keluar hall tengah dan menuju ke gudang sekolah dan melihat Greza yang kesusahan untuk membawa tangga yang sangat tinggi itu, mungkin panjang tangga tersebut sekitar 5 meter.

"Sini gue bawain." Ucap Liam yang langsung mengangkat tangga tersebut.

"Gue bisa sendiri." Ucap Greza membantah.

"Lo cape gitu, biar gue aja yang bawain." Ucap Liam menolak.

Greza melihat itu hanya bisa mengusap keringatnya menggunakan lengannya dan tersenyum sebagai tanda terima kasih. Ia pun mengikuti Liam di sebelahnya.

"Dah, lo bisa manjat sekarang. Bebas deh." Ucap Liam.

"Makasih." Ucap Greza singkat.

Greza langsung mengambil ancang-ancang untuk menaiki tangga tersebut dan ternyata kecepatannya sangat tidak terduga. Tangganya pun hampir jatuh karena kecepatan memanjat Greza. Liam pun panik dan langsung menahan tangga tersebut.

"Hati-hati woy!" Teriak Liam.

"Jangan banyak omong, kalo gue jatuh ya gak papa lah, santai kali." Jawab Greza.

Liam pun menggelengkan kepalanya dan langsung memasuki hall untuk memeriksa pengeras suara bersama Ehan. Sementara itu...

"Gila, atapnya kaca dong. Kalo pecah gimana nih? Oke, berpikir cerdas.." Ucap Greza pada dirinya sendiri.

Matanya menelusuri setiap area dari atap hall tersebut dan ia melihat bahwa terdapat sebuah pintu yang menuju ke bawah terbuat dari kaca juga. Dia pun mencoba untuk masuk kedalamnya dan akhirnya berhasil.

"Baru sadar, ini loteng!" Teriak Greza.

Ternyata kaca tersebut seperti sebuah ilusi. Kaca tersebut bisa melihat jelas isi didalam loteng tersebut dari luar. Tetapi, jika seseorang sudah masuk kedalamnya, semua cahaya dari luar seperti terblokir oleh kaca tersebut. Loteng tersebut sangatlah luas karena tidak ada satu barang pun disana.

"Untung aja ada ponsel ini, kalo gak ya gak lucu. Tapi kok serem sih!" Ucap Greza.

Greza menjelajahi loteng tersebut tetapi tidak menemukan petunjuk sama sekali. Ia bolak-balik dari sana kesini selama 5 menit dan akhirnya ia lelah. Ia memutuskan untuk duduk di pojok loteng karena ketakutan.

She's Our GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang