8. Naren Berbeda?

101 7 0
                                    














Pria manis yang sekarang menginjak usia 19 tahun, Yang dimana seharusnya ia bersekolah dan memiliki teman pada umumnya. Berbeda dengan sosok pria spesial, Naren yang tidak memiliki seorang teman bahkan untuk bersekolah saja Naren tidak pernah menginjakkan.

Karena mengindap autisme, Naren diasingkan oleh lingkungannya ditambah lagi ia tidak pernah dianggap seperti anak lainnya oleh sang bunda.

Jika takdir bisa memilih, Naren tidak mau terlahir sebagai 'anak autisme'. Tapi mau bagaimanapun ini sudah menjadi takdir, takdir yang sama sekali tak dapat ditentang.
Naren ikhlas menerimanya, walaupun selalu ada rintangan di setiap langkahnya.




~~~~


Jika pada kebanyakan anak dan keluarga, Anak lain selalu ingin bermanja-manja dengan orangtuanya dan bercengkrama mengenai ke ingin tahuan nya yang sangat tinggi, tapi tidak dengan Naren.
Ia selalu melihat para abang dan kembarannya dapat bermanja dan bersenang-senang dengan bundanya, tapi Naren tidak bisa melakukan itu semua.

Untuk sekedar meminta perhatian dari sang bunda pun Naren tidak mampu.



~~~~


Kelak jika Naren tidak ada, semoga bunda bisa mengingat dan menganggap Naren sebagai anaknya. Sebab ia sudah menahan luka yang terlalu banyak di kehidupan nya.

Dengan keadaan yang penuh dengan kekurangan pun, Naren masih mampu untuk melanjutkan hidup diatas penderitaan hidupnya yang jauh dari kata 'bahagia'.

Naren masih dapat mampu untuk tersenyum indah walaupun didalamnya ada beribu luka yang menghantam fisik dan batinnya.

Namun tidak menjadi penghalang bagi Naren untuk tetap terlihat 'bahagia dan baik-baik saja' seakan hidupnya dipenuhi dengan berbagai macam kebahagiaan yang mengikutinya.

Dengan senyum palsu Naren dapat mengelabuhi para kedua abangnya, bahkan para abang pun sampai berfikir bahwa hidup Naren selalu bahagia dan diterima baik dikeluarganya.

Nyatanya, itu hanya kebohongan belaka. Naren merasakan kasih sayang tepat pada usia nya waktu masih dini. Dimana kedua orang tua mereka masih utuh.

Ayah yang selalu sayang terhadap Naren, Dan sang bunda yang terlihat bahagia memiliki anak seperti Naren. Dengan kedua Abang yang senantiasa ikut bahagia dan menjaga diri Naren.

Tepat pada kepergian sang ayah, bunda berubah menjadi monster.
Monster yang senantiasa memberi luka kepada Naren secara fisik dan batin.




~~~~




Mungkin sebagian orang untuk menjadi bahagia hanya tinggal melakukan apa yang mereka inginkan dan membuat keluarga mereka bangga dengan pencapaian mereka, Tapi tidak dengan Naren.

Ia harus berusaha dengan susah payah berdiri sendiri dalam keadaan jauh dari kata 'normal'.
Ia mencoba membangun bahagia nya sendiri namun dihancurkan kembali oleh perkataan sang bundanya,

Kamu anak idiot! Kamu gak berguna! Dasar orang gila! Punya anak kayak kamu bikin malu keluarga saja!' yang selalu terbayang-bayang dalam benak Naren.

Walaupun ia jauh dari kata sempurna, namun Naren pintar menggunakan otaknya. Walaupun ia anak autisme tapi ia berbeda dengan anak autisme lainnya. Walaupun ia dapat mengetik beberapa kata sebab telah diajarkan oleh kembarannya dan berbicara dengan kosa kata yang baik walaupun dengan intonasi yang terbalik. Tapi ia sudah mampu untuk berusaha, menunjukkan bahwa ia 'mampu seperti orang normal'.




~~~~


Semoga takdir tuhan berpihak kepadanya, berikan kebahagiaan atas deritanya selama ini.

'Naren hanya ingin didengar, Naren hanya butuh perhatian. Bukan mendapatkan kekerasan dan cacian yang membuatnya makin terpuruk.'









Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨

Naren ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang