11. Kembali Terluka!

117 10 0
                                    






Menemukan diri sendiri dengan kekurangan bukanlah hal yang mudah, apalagi dengan jalan hidup yang tak semulus ia pikirkan.



~~~~


Siang ini Naren tengah di serukan dengan dunianya sendiri, tapi entah kenapa tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak seperti akan terjadi hal yang buruk sedang mengintainya.

Melupakan sejenak tentang kegelisahannya, kini Naren tengah asik berlari-lari kesana kemari di dalam rumah sebab kucing yang ia pelihara keluar dari kandangnya.

"Meng, meng lari jangan meng" ujarnya sambil terus berlari,

Kucing yang menjadi sangat aktif hingga Naren pun tak sanggup lagi untuk mengejarnya. Ia rehat sejenak sampai kembali untuk mengejar kembali anak kucing terus.

"Meng sini meng lari jangan" ujarnya hingga Naren tak sengaja tersandung membuat dirinya jatuh diatas laptop kerja milik sang bundanya yang tengah berada diruang tamu.

"Patah bunda patah" gumamnya dengan perasaan takut.

Kilya yang baru turun dari kamar pun berniat untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda tadi. Sampai ia melihat Naren tengah duduk dihadapan laptopnya, dengan kepala yang tertunduk.

"Ck"

"Ngapain kamu? Minggir!" Ujar sang bunda

Naren seketika terkejut dan berbalik, menyembunyikan laptop tersebut dibalik tubuhnya, Naren tak langsung menjawab ia melihat gelisah dan takut. Ia hanya mampu menundukkan kepalanya dalam-dalam

"Ngapain masih disana? Pergi! Dan juga kenapa laptop bunda kamu sembunyikan?" Ujarnya dengan nada intonasi yang sangat mengintimidasi.

Naren dengan perasaan yang sangat takut dengan terpaksa menunjukan laptop sang bunda yang sudah terbelah menjadi dua.

Kilya yang terkejut dengan apa yang telah anaknya ini perbuat dengan emosi yang sudah memuncak ia berteriak,
"KAMU BUAT ULAH APA LAGI HAHH? SAMPAI-SAMPAI BIKIN LAPTOP BUNDA PATAH GINI? DASAR ANAK SAMPAH! TIDAK TAHU DIUNTUNG! BISANYA HANYA BIKIN MASALAH AJA!!"

"Berdiri kamu dan lihat bunda!!"

Naren yang sudah ketakutan mau tak mau berdiri dan menatap mata sang ibundanya dengan mata yang sudah memerah.

Kilya yang sudah tak tahan dengan emosinya ia menampar kencang pipi Naren, yang membuat sang empu kesakitan

PLAK

"Dasar anak gak tau diri! Kamu ngapain aja dirumah bisa sampai patahkan laptop bunda hahh? Baru ditinggal bentar udah ada aja kerusuhan" ujarnya

"Kejar kabur meng, jatuh Naren patah laptop sengaja tidak. Naren maaf bunda" ujarnya dengan jujur atas apa yang ia sudah perbuat.

"Sinih ikut bunda, bener-bener bikin gila! Bisanya bikin masalah!" Ucap kilya sambil menarik lengan Naren sangat kencang untuk mengikutinya ke kamar mandi.

Naren diseret paksa, dan dijatuhkan sangat keras dan lagi lagi punggungnya terkena toilet dengan sangat kencang,

"Dasar anak gila! Kamu gila! Kamu idiot! Nyesel bunda udah ngelahirin anak cacat seperti kamu! Dasar gila gila gila!" Ujar Kilya seraya terus memukul tubuh serta kepala Naren tanpa henti.

"Naren gila tidak. Naren maaf naren nakal.
Pukul jangan, naren sakit. Pusing kepala Naren.
Maaf bunda maaf, Naren maaf minta. Naren pukul berhenti" ujar Naren yang terus meminta ampun untuk tidak terus menerus disiksa oleh ibundanya.
Dengan darah segar yang ngalir di pelupuk kepala ditambah badan yang terasa remuk Naren hanya bisa meraung-raung tanpa dapat melakukan perlawanan.

Setelah dirasa puas Kilya akhirnya berhenti dan mengurung Naren di dalam kamar mandi dengan air yang menyala dan membasahi dirinya.
Badan yang sudah mulai merasa lemas tak mampu untuk sekedar meminta tolong, Naren menangis dalam dinginnya lantai kamar mandi dan rasa sakitnya dibeberapa bagian tubuh.



'Ayah..'

'Ayah, cape Naren ayah. Ayah bawa Naren ayah jauh pergi' batin Naren





~~~~



Jika kehidupan membuatnya menderita maka kematianlah yang membuatnya bahagia.
Dengan begitu, sakit fisik dan batin yang ia selalu rasakan kini tak akan lagi terasa, serta ucapan yang tak seharusnya terlontar tak lagi dapat ia dengar.

Apapun itu Naren sudah tak sanggup lagi berada di neraka ini, ia hanya berharap keajaiban datang kepadanya.

Walaupun kecil kemungkinannya tapi Naren selalu berharap dirinya mendapatkan kebahagiaan, serta kasih sayang.

Kasih sayang yang sangat ia dambakan hanya sebatas angan-angan belaka saja, tak dapat ia rasakan dan tak akan menjadi kenyataan.

Nyatanya, kebahagiaan yang dulu tak dapat terulang kembali. Ia hanya dapat berhalusinasi tanpa mendapatkan hasil apapun.

Naren akan melakukan segala macam hal untuk membuat sang bundanya merasa senang dan bangga terhadapnya walau tak pernah dihargai dan dianggap sebagai anak, walaupun jika dengan kepergian Naren dapat membuat sang bunda merasa bahagia Naren akan melakukannya.











Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨

Naren ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang