3. Dingin

462 34 0
                                        













Kehidupan Naren jauh dari kata 'Bahagia', untuk dianggap dan disayang oleh sang ibundanya pun Naren tak mampu.

Naren selalu dianggap sebagai anak idiot, anak gila yang membuat ibundanya malu untuk mengakui bahwa ia adalah darah dagingnya.

Berbeda dengan para abangnya yang selalu sayang kepada Naren, serta selalu mengajak nya main sebagaimana mereka sedang mengajak main anak kecil.


~~~~



Naren tersadar dilantai yang dingin setelah tak sadarkan diri, Dengan beberapa luka yang ia dapatkan tadi. Naren meringis sebab luka ditubuhnya terasa nyeri seakan tubuhnya ikut remuk.

Naren berusaha berdiri dan menuju kamar mandi dengan keadaan yang sudah melemah, untuk segera membersihkan luka yang terdapat dibeberapa bagian tubuhnya.

Naren bercermin dengan tatapan kosong,
'Naren tubuh luka, Naren sakit ayah. Naren ikut mau ayah' gumamnya

Ketika sudah selesai Naren merebahkan dirinya, dengan tubuh yang terasa sakit dan perut yang terasa sangat lapar.

Naren yang sedang melihat bulan dari balik jendela karena sengaja gorden kamarnya tak selalu ia tutup, Dikagetkan dengan suara ketukan...

Tok tok tok

"Adek lagi tidur? Jenjen sama bang Maven bawa Lego nih. Ayo kita main" ucap Jefan atau biasa dipanggil Jenjen oleh Naren

Belum sempat Naren menjawab, bundanya telah menjawab ucapan dari Jefan.

"Naren udah tidur kak, Makannya gak ada sautan. Kan bunda udah bilang tadi, Naren banyak main jadi kecapean" ujarnya

"Yahh padahal Jefan mau ajak main adek, Yaudah besok lagi aja" jawab Jefan

Naren yang mendengar pun hanya dapat menatap bulan dengan tatapan sendu dan penuh arti

'Ayah mimpi Naren datang ya' gumamnya sambil terus melihat bulan yang begitu indah menyinari bumi dimalam hari.



~~~~



Pagi hari Naren merasakan pusing ditambah suhu badan yang terasa dingin. Naren menarik selimut agar tidak merasakan kedinginan.

Sampai suara pintu terbuka dan Kilya menarik kasar selimut milik Naren,
"Bangun kamu! Beres-beres sanah!" Ujarnya

"Naren panas badan bunda, sakit Naren bunda" katanya dengan lirih

"Gak ada alasan! Cepat bangun!" Ujar Kilya

Mau tau mau Naren pun berusaha bangun agar tidak membuat sang ibunda nya bertambah marah, Ia segera turun dalam kondisi yang sangat teramat pusing. Sampai-sampai ia tak memperhatikan langkah kakinya, Naren melewatkan beberapa anak tangga yang membuat dirinya terjatuh dan membentur beberapa anak tangga.

Sang bunda yang terkejut melihat kondisi Naren yang sudah tak sadarkan diri itu segera menelfon kedua anaknya untuk segera datang dan meminta izin dulu kepada guru di sekolahnya untuk segara pulang.

"Bangun Naren! Na, bangun. Ck nyusahin aja pake acara jatuh di tangga aja! Kalau sampai luka ditubuh kamu ketahuan Maven dan Jefan awas aja gak akan segan-segan bunda buat hukum kamu lebih berat lagi"gumamnya.

Kilya bangkit untuk bersantai duduk di sofa meninggalkan Naren yang tak sadarkan diri dilantai yang terasa sangat dingin itu, Sampai ketika Kilya terdengar suara motor dari kedua anaknya ia segera bangkit dan kembali menghampiri Naren dengan pura-pura menangis.

"Bunda kenapa? Ada apa nyuruh kita pulang" ujar Maven yang baru masuk

"Tolong nak, Naren jatuh dari tangga" ucapnya sembari menangis dan mengusap surai milik Naren

"Ya allah Naren!" Ucap serentak Maven dan Jefan lalu berlari menghampiri sang adik.

"Langsung aja bawa ke rumah sakit bunda" kata Jefan panik

"Iya ayo angkat Naren nya, kita bawa. Pakai mobil bunda aja" kata Kilya





'Adek bertahan ya, kenapa bisa sampai kejadian kayak gini' batin Maven dengan menatap sendu wajah adiknya yang pucat dan sesekali mengelus surai milik adiknya

'Dek kalau terjadi apa-apa sama kamu! Ini salah Jenjen yang gak bisa jagain kamu!' batin Jefan sambil berusaha fokus untuk menyetir





Selamat membaca yaa, Semoga suka🤍🤍
Jangan lupa vote+komen agar bubub makin semangatt updatenya✨✨

Naren ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang